Yang Penting dalam PILPRES 2009

Untuk mendownload bisa dilakukan dengan klik kanan pada link "download di sini" lalu pilih "save linked content as".
Semoga bermanfaat...

PKS Dukung SBY

BAYANAT DPP PKS NOMOR: 01/B/K/DPP-PKS/ VI/1430 TENTANG PILPRES 2009
  1. Sidang Majelis Syuro PKS ke XI pada tanggal 25-26 April 2009 memutuskan : 
    a. Untuk berkoalisi dengan SBY dan Partai Demokrat dalam Pilpres 2009, APABILA kontrak politik dapat disepakati bersama 
    b. PKS Memperjuangkan Cawapres dari Internal dalam amplop tertutup, namun cawapres bukanlah merupakan syarat koalisi. 
    c. Jika syarat minimal koalisi (termasuk kerjasama berbasis platform dalam kabinet dan parlemen) tidak dipenuhi secara proporsional maka DPTP berhak mengambil kebijakan sesuai dengan kemaslahatan dakwah,umat, bangsa, dan Negara.
  2. Kesalahpahaman sebelurnnya terjadi karena tersumbatnya komunikasi dengan SBY paska pemberitahuan bahwa SBY memilih Boediono sebagai Cawapres. Sementara kita mengusulkan adanya keterwakilan umat.
  3. Hasil pertemuan PKS dengan SBY pada tanggal 15 Mei 2009 di Bandung telah diklarifikasinya isu-isu seputar Boediono dan disepakatinya kontrak politik dengan SBY dan Partai Demokrat. Kontrak Politik berlandaskan platform terlampir.
  4. Terkait pribadi Prof. Boediono, beliau adalah seorang muslim dan tidak berpandangan Neolib, bahkan Undang-Undang Perbankan Syari'ah dan Undang undang Sukuk (Obligasi Syari'ah) digulirkan semasa ybs menjabat Menko Ekuin.
  5. Atas dasar keputusan Majelis Syuro PKS ke XI, dan tercapainya kesepakatan dengan SBY dan PD, maka diwajibkan kepada seluruh kader memperjuangkan kemenangan pasangan SBY-Boediono untuk kemaslahatan dakwah,ummat, bangsa, dan Negara.

Jakarta, 1 Jumadil Akhir 1430 H 25 Mei 2009 M 
Presiden 
IR. Tifatul Sembiring

Sinoman; suatu seni memuliakan tamu

Sebuah perintah bagi mereka yg beriman pada Alloh dan hari akhir, memuliakan tamu. Maka kisah kaum anshor menyambut mujahirin menjadi kisah teladan bagi kita. Tak perlu panjang dibahas di sini karena ini saat mengupas suatu seni memuliakan tamu di tanah Jawa, Jogja, khususnya kampung halamanku tlatah bumi Sapen Umbulmartani Ngemplak Sleman. Seni itu dinamai "sinoman", dari kata "sinom" yg sebenarnya adalah nama daun pohon asam. Kemiripan "sinom" dg kata "anom" yg berarti muda menjadikan sinom sebagai istilah sebutan bagi kaum muda atau "kadang wiranem".

"Nyinom", istilah untuk melakukan pekerjaan sinom dilakukan umumnya oleh pemuda-pemudi di suatu perkampungan. Biasanya keluarga yg mempunyai hajat alias ewuh meminta tolong pada para pemuda untuk menjadi "pramuladi". Pramuladi merupakan istilah lain sinoman yg sama-sama bermakna pelayan tamu. Begitu perhatiannya orang Jawa dalam menyambut dan melayani tamu, sampai-sampai segalanya dipersiapkan secara detail. Bukan menyusahkan diri tapi mengusahakan "ngajeni" tamu sehingga mereka merasa benar-benar dimuliakan dan dilayani.

Yg perlu kita pahami adalah bahwa tiap daerah belum tentu sama dalam hal gaya dan aturan. Misal dalam membawa nampan, di sini harus dg kedua tangan, di tempat lain boleh dg satu tangan, ada yg dibawa di depan kepala, ada yg dibawa di samping kepala. "Deso mowo coro, negoro mowo toto", "lain ladang lain ilalang, lain lubuk lain ikannya", tiap tempat punya aturan, "al'aadatu muhakkamatun". Selama tidak menerjang syari'at atau memupuk maksiat, suatu adat bisa jadi ketentuan hukum di daerah tertentu.

Hmm... Bisa ditulis jadi sebuah buku nih. Zaman dulu dan sekarang pun bisa berbeda, meski satu wilayah adat. Pemuda-pemudi di kampungku saat ini sedang banyak menekuni dan menggali kembali budaya sinoman yg beberapa waktu lalu sempat pudar. Pergantian generasi menuntut kami mengadakan pelatihan sinoman tiap dua bulan sekali agar seni memuliakan tamu ala Jawa ini tak hilang dimakan "modernisasi" budaya barat. Humm... Nantikan kisah selanjutnya... =)