Laman

Perginya Bidadari


Sekian lama aku menunduk 
Menghindari bertemu pandang 
Kuberi balutan kencang agar hatiku tak kian meradang 
Iskemi mengancam, sesekali kulonggarkan 
Leherku pegal, kugerakkan kiri kanan 
Aku tak berani mendongak 
Aku tak mau dihantuinya kembali 
Aku sudah cukup tenang dg semua ini



Waktu berlalu... 
Kupikir aku sudah cukup kuat utk kembali belajar berjalan tegak, tak menunduk 
Nyatanya nyeri akut serentak menusuk jantung menembus paru 
Aaarrgh!!
Aku berpegangan namun terhuyung 
Nafasku tiba-tiba tersengal 
Kucoba teknik nafas dalam, kubayangkan hal terindah yg pernah kulalui dalam hidup 
Aaauuww!! 
Tengkukku kaku, kram, seketika menjalar ke pundak & deltoidku 
"Mati aku!" pikirku 

Jantung yg memompa darah kian cepat membuatku sangat lemas 
Aku pun pingsan...


Kubuka mata... 
Aku terbaring mengambang di lautan 
Kubiarkan tubuhku terbawa gelombang 
Kunikmati saja 

Di atas sana nampak segumpal awan 
Aku tahu itu awan di mana bidadari yg pernah membuatku "gila" suka mencuri pandang 
Bukan, akulah yg mencuri pandang 
Ah, tidak, entah siapa tapi dulu kami memang sering tak sengaja bertemu pandang


Aku merasa penglihatanku kabur, kata dokter Junaidi memang kedua mataku minus setengah & yg kiri astigmat arah jam sebelas 

Apakah separah ini? 
Kumemejam & mengucek dg tangan kanan 
Kembali kulihat awan tadi 
Klaaapp! 
Cahaya putih membutakanku 
Aku tak bisa merasa apapun 
Aku henti nafas! 
Henti jantung! 
Mediiikk!!!



Hah! Hah! Hah! Hah! 
Seperti terbangun dari mimpi buruk 
Kini aku berada di atas awan 
Putihnya ternoda oleh dadaku yg berdarah-darah hingga ke punggung 
Ingin rasanya kumelompat dari awan itu 
Karena kutahu awan itu adalah kediaman bidadari yg hampir membuatku lalai pd Robb-ku


Hmmmpph... 

Aku tak bisa bangun 
Tuhan, tolong aku! 
Bawa aku pergi dari sini! 
Lalu aku mencari tepian awan itu, berharap bisa terbang agar tak perlu bertemu bidadari 
Mustahil! 
Awan ini tak bertepi! 

Kutelusuri empat mata angin & aku menyerah


Kubersujud minta petunjuk-Nya 
Hingga kusadari bidadari telah pergi 
Tak peduli ke mana 
Awan, kini kau milikku! 

Hahaha! 
Aku tertawa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar