Laman

Kode Etik Perawat Indonesia

Kode etik perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai, dan tujuan keperawatan. Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/ dasar terhadap keputusan yang menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model moralitas yang konsekuen dan absolute. Sebagai landasan utama dalam kode etik adalah prinsip penghargaan terhadap orang lain, diikuti dengan prinsip otonomi yang menempatkan pasien sebagai fokus dari keputusan yang rasional. Prinsip-prinsip lain yang perlu diperhatikan adalah prinsip kemurahan hati atau selalu berbuat baik, menghargai keyakinan atau hak-hak istimewa individu (confidentiality), selalu menepati janji (fidelity) dan memperlakukan individu-individu secara adil.

Anda bisa mendownload Kode Etik Perawat Indonesia di sini.

Semoga bermanfaat...
Selamat berkarya dan tetap semangat! :D

Lari ke Pantai Tanpa Memecahkan Gelas

Ini foto-foto di Pantai Trisik Kulon Progo, rihlah...

when sand, sea, and sky meet in one capture...

beach sand...

who is that?

youth of the nation...

subhanalloh...

di sini aku berdiri menatap luas nikmat imaji...

fisherman...

mereka adalah kami...

pasir berbisik...

dalam sebuah perjalanan...

Tak Kan Kusebut Namamu


Suatu saat saya pernah ditanyai oleh seorang teman, "Akhid nanti kalo mau nikah sebut nama gak?" 
"Sebut nama lah, mau nikah ya harus tau namanya. Gimana sih? Maksudnya gimana?" 
"Nggak, maksudnya mau nunjuk, bilang sama ustadz kalo pengen nikah 'sama si ini', gitu gak?" 
"Oh... dulu pernah kepikiran gitu tapi sekarang kayaknya nggak." 
"Emangnya Akhid gak pernah ya suka sama seorang akhwat?" 
"Pernah" 
"Lha terus? Koq gak mau sebut nama?" 
"Haha! Terlalu banyak" 
"Maksudnya?" 
"Hehe.. saya tu tipe orang yang sangat mudah jatuh cinta jadi malah bingung kalo suruh nunjuk salah satu. Haha!"


Yup! Saya sudah terlanjur kecanthol dan mempunyai sebuah komitmen hati pada BKKBS. Wah, apa itu? BKKBS adalah salah satu program "pemerintah" untuk mempermudah dan memfasilitasi hal ihwal keluarga kader. Mulai dari pranikah hingga pascanikah kader bisa dikonsultasikan di lembaga ini. BKKBS merupakan singkatan dari Biro Konseling Keluarga Bahagia Sejahtera yang keberadaannya di Jogja dikoordinasi oleh Deputi Kaderisasi sebuah partai islam. Agar lebih mudah, sebut saja biro jodoh kader dakwah :D (Kapan-kapan insya’alloh saya akan menyelesaikan sebuah tulisan tentang BKKBS, jika sudah dapat acc dari top leadernya untuk dipublish)


Intinya, saya gak mau cari sendiri, mending dicariin sama ustadz atau kiyai. Alasannya akhi? Haha! Jadi ingat kata mas Salim A. Fillah yang cukup makjlebb waktu saya tanya kenapa harus BKKBS, "Alasan terpenting bagi antum, 'nek golek dhewe ra ono sing gelem' :-)" 
Weleh-weleh... gini-gini banyak yang ngantri mas... Ngantri nagih utang, hehe...



Secara syar'i tak ada larangan bagi seorang al-akh untuk menikahi akhowat yang disukainya. "...Maka nikahilah perempuan yang kamu senangi..." (An-Nisaa': 3). 

Lalu kenapa mau dipilihkan ustadz? Semata mashlahat dakwah, semata menghindari subjektivitas pribadi, dan kata mas Iip Wijayanto "Biar ada yang bisa disalahkan, kalo nyari sendiri cuma bisa nyalahin diri sendiri, hehe...", begitulah. Tentunya masih banyak alasan dan hikmah lain.


Memang kita perlu sangat berhati-hati dalam hal memilih pasangan hidup. Pasangan hidup lah yang akan menentukan, setidaknya sangat mempengaruhi kehidupan kita, dunia dan akhirat. Surga atau neraka bisa berawal dari bagaimana kita memilih pasangan. Saya jadi teringat nasihat ibu dari seorang teman beberapa tahun lalu. Sambil menyuapi anak dalam gendongannya ibu itu memberikan wejangan dengan logat semi Melayunya, "Akhid, hati-hatilah sama wanita. Hati-hati dalam memilih istri, kelanjutan agama seseorang itu bisa ditentukan dari istri yang dipilihnya. Karena istri bisa membuat kita semakin mengenal Alloh, bisa juga sebaliknya. Surga dan neraka bisa jadi tergantung istri yang kita pilih." kira-kira seperti itu.

Selain peristiwa ibadah, fiqh, muamalah, sosial, budaya, dsb, semestinya menikah juga merupakan sebuah peristiwa dakwah. Berawal dari proses yang syar’i, pasangan yang kita pilih, hingga rumah tangga seperti apa yang akan kita bangun. Sebagai kader dakwah, ada pertimbangan lain dalam memilih pasangan hidup di samping empat hal yang telah disampaikan Rosululloh berupa harta, keturunan, kecantikan, dan agama. Pertimbangan itu ialah "Carilah pasangan hidup yang bisa memberikan mashlahat besar bagi dakwah". Kita memilih atau tidak memilih ukhti/ akhi anu, bagaimana pengaruhnya terhadap dakwah? Bagi lingkungan kita, keluarga kita, masyarakat sekitar kita, dsb.


Suatu kali ada seorang sahabat yang menikah kemudian ditanyai oleh Rosululloh mengenai istrinya. Rasullah saw bertanya kepada Jabir ra: “Apakah kamu menikahi seorang gadis atau janda?” 
Dia menjawab, "Seorang janda." 
Lalu beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak menikahi seorang gadis yang kamu dapat bercumbu dengannya dan ia pun dapat mencumbuimu?”. 
Jabir ra menjawab: “Wahai Rasullah, saya memiliki saudara-saudara perempuan yang berjiwa keras, saya tidak mau membawa yang keras juga kepada mereka. Janda ini saya harapkan mampu menyelesaikan persoalan tersebut” 
“Benar katamu”, jawab Rasullah. (Riwayat Bukhari dan Muslim). 

Perhatikan betapa Jabir tidak sekedar mencari istri untuk kepentingan dirinya sendiri tapi juga untuk kepentingan keluarga. Hal tersebut yang saat ini mungkin bisa kita istilahkan dengan mashlahat dakwah. Inilah permisal pecinta Alloh.


Untuk menentukan mashlahat dakwah dalam sebuah pernikahan dibutuhkan pertimbangan jama’ah. Jama’ah itu bisa jadi keluarga, masyarakat, alim ulama’, ustadz, atau elit dakwah. inilah peranan penting musyawarah ketika memilih pasangan. Jika kita memilih dengan selera kita sendiri, peluang was-was syaithon dan syahwat tentunya jauh lebih besar dibanding kita memilih dengan pertimbangan musyawarah. Bahkan ketika kita memilih dengan “sebut nama”, musyawarah tidak bole kita tinggalkan jika kita memang benar mengaku sebagai kader dakwah.

Sekali lagi, “sebut nama” atau tidak ketika memilih pasangan, keduanya masih berada dalam lingkup syar’i. Hanya saja saya pribadi khawatir ketika saya “sebut nama” maka apa yang telah melekat dalam hati bisa dengan mudah menghalangi pandangan objektif saya. Biarlah “pihak berwenang” yang memilihkan, toh saya bisa menolak atau menerimanya dengan alasan syar’i. Agar lillah, billah, fillah bisa sedekat mungkin dengan langkah saya.

Entahlah, saya merasa akan bisa mencintai siapapun istri saya. Kalaupun ternyata belum cinta, insya’alloh cinta bisa ditumbuhkan. Bukankah cinta dengan segala atributnya pada pasangan hidup itu berpahala? Semakin berat ibadah, semakin berat pula timbangan pahalanya? Pembolak-balik hati itu Alloh kan? Yang menurunkan sakinah kepada orang-orang mukmin itu Alloh juga kan? Yang menjadikan kebencian jadi cinta dan sebaliknya? Ya, hanya Alloh... Tengoklah kebencian Umar bin Khoththob pada Muhammad yang berubah drastis menjadi cinta ketika Alloh mewarnai jiwanya dengan celupan Islam. Bukan harta dunia seisinya yang mampu menjadikan hati-hati kita bersatu, tapi Alloh yang kuasa mempersatukan hati-hati kita dalam iman. Terbayang gak sih nikmatnya mencinta hanya karena Alloh? Ah, tak diragukan lagi jika ia menjadi salah satu hal yang membuat kita merasakan lezatnya iman.

Tentunya tidak semua kader dakwah akan kita samaratakan bahwa mereka bisa dengan begitu saja menerima istri pilihan orang lain. Lha terus gimana mas? Yah, semua kembali pada diri kita untuk memilih. Perhiasan dunia terindah dinisbatkan pada wanita sholihah maka kecenderungan terhadap wanita memang sebuah fitroh. Melihat sesuatu yang bisa menjadikan kita tertarik pada calon pasangan pun juga disunnahkan. Cobalah renungkan sekali lagi... Keduanya (sebut nama dan tidak) hanya cara untuk menjemput jodoh. Tak perlu lah kita khawatir perihal jodoh. Alloh sudah mengatur segalanya, berikut kecenderungan-kecenderungan yang menyertainya.


Cernalah sebuah pernyataan yang disampaikan mas Salim A. Fillah dalam sebuah dauroh, “Antum mau lewat BKKBS atau tidak, hal itu sama sekali tidak akan mempengaruhi siapa jodoh antum.” 

Bukankah ini masalah aqidah? Jika jodoh, tak akan luput. Jika bukan jodoh, tak akan kena. Lari ke manapun, jodoh kan bertemu. Dikejar ke manapun, bukan jodoh tak kan ketemu. Pena telah diangkat dan tinta telah kering. Mari meminta hanya pada Alloh. Meniatkan segalanya hanya karena Alloh. Satu kata kaya makna yang pastinya kita ingin mengejarnya... Barokah!


Pilihlah sendiri, sebut nama dengan resiko ditanggung sendiri atau biarkan Alloh membuat kita terkejut berbunga-bunga ketika tahu bahwa sang pasangan hidup ternyata memang orang yang sejak lama kita idam-idamkan bahkan jauh lebih baik. Cukuplah kisah ‘Ali bin Abi Tholib dan Fathimah binti Muhammad yang menjadi ibroh bahwa Alloh tak pernah salah menulis jodoh antarhamba-Nya. Bole jadi perasaan cinta tumbuh dengan sendirinya sebelum tiba masa, bole jadi cinta baru akan tumbuh setelah tabir takdir terbuka, yang terpenting bagi kita adalah membingkainya dalam sebuah ikatan suci bernilai ibadah. Semoga atas pertemuan yang tiada alasan selain-Nya, kelak Alloh kan pertemukan kita kembali di surga.

Allohu a'lam...

Bukan Bintang Paling Bersinar


Maaf... 
Hanya itu yang bisa kukatakan 
Ternyata kau bukanlah bintang paling bersinar 
Hanya sedikit berpendar 
Lalu ditelan malam



Tak peduli kau masih ada atau tidak 
Kuanggap kau sudah pergi 
Pergi bersama segala kehangatanmu 
Mungkin kau sudah berubah jadi debu 
Melayang-layang di angkasa raya sana



Ah, apa peduliku? 
Aku menemukan banyak bintang baru 
Bintang-bintang yang lebih bercahaya dan jauh lebih hangat darimu



Maaf... 
Aku terlanjur sakit 
Tertusuk sudut lancipmu 
Sakit sekali...



Sekali lagi maaf... 
Aku terlanjur tak peduli keberadaanmu 
Pergilah dan bawa serta senyummu 
Aku kan temukan bintang paling bersinarku 
Yang jelas bukan dirimu 
Kecuali takdir berkata lain



Dengarlah... 
Kau tetap bintangku 
Tapi bukan yang paling bersinar 
Kau harus menerimanya 

Cari saja galaksi lain 
Dan jangan kembali 
Jangan pernah kembali jika itu galaksimu 
Tempat di mana akan kau habiskan sisa cahayamu



Cukup sudah berkedip-kedip 
Hanya menghibur diri 
Tak mengubah apapun 
Kau tetaplah bukan bintang paling bersinar



Dan aku... 
Masih tetap terus mencari 
Manakah bintang paling bersinar 
Di antara bintang-bintang itu 
Yang akan menemaniku 
Menggantikan kepergianmu



Maafkan aku... 
Maafkan aku bintang... 
Maaf ya... 
Kau tak lagi istimewa...

Akhlak Remaja Muslim

Bacalah buku-buku Islam yang bermutu, majalah-majalah Islam, dan biasakan juga membaca hadits-hadits Nabi Muhammad saw dari semenjak muda. Pandai dalam ilmu agama berarti merintis jalan terbaik menuju surga. Rosululloh saw bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang Alloh inginkan kebaikan baginya, akan Alloh jadikan dirinya ahli dalam soal agama” (HR Bukhori dan Muslim)

Pendidikan anak yang islami harus dibentuk dan dimulai sejak usia dini dan harus dijaga pada usia remaja. Pada masa remaja rentan sekali terjadi kerusakan akhlak yang berpengaruh terhadap akidah para remaja muslim. Jika pada masa ini akhlak dapat terjaga, insya’alloh di masa dewasa akidahnya akan tetap benar dan baik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar masa muda terlindungi dari kerusakan akhlak.
  1. Bicara dengan benar dan baik
    Seorang muslim harus berbicara dengan akal sehat, harus bicara dengan benar dan bijaksana. Banyak berdzikir dan berdoa lebih diutamakan daripada membicarakan keburukan orang lain. Alloh berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan ucapkanlah perkataan yang benar, semoga Alloh memperbaiki amal perbuatan kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu. Barangsiapa yang menaati Alloh dan Rosul-Nya berarti ia mendapatkan kemenangan yang besar.” (Al-Ahzaab: 70-71)
  2. Pandai menggunakan waktu
    Seorang muslim pantang membuang waktu untuk bermain dan melakukan hal yang tak berguna. Seorang muslim lebih baik menggunakan waktunya untuk beribadah, membaca Al-Qur’an dan mengaji daripada nongkrong, nonton film atau begadang. Alloh berfirman yang artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-5)
  3. Jangan banyak melamun dan berkhayal
    Muslim yang kuat adalah selalu ingat akhirat dan bekerja keras. Sebaliknya, muslim yang lemah adalah yang hanyut karena nafsu dan suka berkhayal. Rosululloh saw bersabda yang artinya: “Orang yang kuat adalah yang menundukkan nafsunya dan ingat kepada akhirat. Orang yang lemah adalah yang memperturutkan hawa nafsunya dan banyak berkhayal.” (HR Bukhori)
  4. Memilih teman bergaul yang baik
    Seorang muslim hendaknya memilih teman yang baik akhlaknya, berbudi luhur, taat pada ajaran Islam, meskipun dari keluarga miskin dan bukan atas dasar kekayaan. Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya: “Perumpamaan teman baik itu ibarat tukang minyak wangi. Kita bisa membeli dagangannya. Kalau tidak, paling sedikit kita mendapat wanginya. Perumpamaan teman jelek itu seperti pandai besi. Pakaian kita bisa terbakar, bisa terganggu, paling tidak terkena baunya.” (HR Bukhori)
  5. Menuntut ilmu sebagai ibadah
    Dalam menuntut ilmu hendaknya jangan bertujuan untuk mencari uang atau kedudukan atau agar kelak di kemudian hari menjadi orang kaya dan terkenal seperti mendapatkan pujian orang karena memilliki berbagai titel. Pencari ilmu hendaknya menjadikan tujuan menuntut ilmu sebagai ibadah. Rosululloh saw bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang baik hanya untuk mendapatkan dunia, ia tidak akan mencium baunya surga.” (HR Ahmad)
  6. Banyak membaca buku ilmu agama
    Seorang muslim hendaknya memilih bacaan yang baik dan bermanfaat. Jangan terlalu banya berkhayal dengan membaca komik, novel percintaan yang tidak bermutu karena akan menyebabkan otak kita akan penuh dengan angan-angan karena dijejali cerita bohongan dan maksiat. Bacalah buku-buku Islam yang bermutu, majalah-majalah Islam, dan biasakan juga membaca hadits-hadits Nabi Muhammad saw dari semenjak muda. Pandai dalam ilmu agama berarti merintis jalan terbaik menuju surga. Rosululloh saw bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang Alloh inginkan kebaikan baginya, akan Alloh jadikan dirinya ahli dalam soal agama” (HR Bukhori dan Muslim)

Inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam akhlak remaja muslim agar akidahnya tetap terjaga.
(Disalin dari Majalah Nur Hidayah online, Selasa 28 April 2009 13:32, ditulis oleh H. Amin Santoso)

Mereka Tak Pernah Mengerti

Senada dengan Thomas Alva Edison yang berkali-kali gagal menyalakan lampu pijarnya, "Aku tidak lima kali gagal ikut yudisium tapi aku menemukan lima cara untuk tidak ikut yudisium" Haha!

Betapa dahsyat ketika kita mampu mengubah kegagalan-kegagalan kita menjadi energi positif. Bagaimana dengan Anda? Masihkah mendung nan gelap membayangi langkah kita? Ketakutan akan hujan deras masih menghalangi kita untuk melalui hari-hari di luar rumah? Keluarlah! Kejar matahari! Berlari! Meradang menerjang! Luka dan bisa, bawa berlari! Hingga hilang pedih perih... :D

Percayakah Anda bahwa nyeri itu bisa ditoleransi? Bahwa nyeri itu punya ambang batas? Jika sensasi nyeri telah mencapai BEP (Break Event Point, istilah dalam bidang ekonomi), nyeri yang lebih dari titik itu tidak akan kita rasakan lagi? Atau bahkan nyeri itu akan berbalik menjadi sensasi nyaman. Makanya ada orang yang mungkin hobi menyiksa atau disiksa. Aneh memang...
(Wah, kaya'e bakal jadi tulisan aneh juga nih... Hehe!)

Bukan lagi plan B atau plan C, ini adalah plan F. Yah, wisuda November, tidak biasanya diadakan, katanya jika ada 20 mahasiswa, akan ada wisuda. Oke, mari kita kembali menantang badai. Mari lanjutkan petualangan! \\(^o^)//

Jalan hidupku memang cukup parah, mahasiswa FK yang aneh v^_v Haha! Aku, kami adalah orang-orang istimewa, mahasiswa luar biasa yang menyukai tantangan lain dari mahasiswa pada umumnya. Breaking the habbit. Mari kita membanggakan diri kita! (baca: menghibur diri). Tak semua orang punya kesempatan merasakan apa yang kita rasakan. Kalian harus belajar dari kami wahai orang-orang normal... v^_^

Pada kenyataannya kami adalah orang-orang yang terbebas dari rasa takut (baca: ngeyel, mbeling). Berbagai masalah janggal menghampiri kami. Orang normal mungkin sudah bunuh diri, tapi kami justru menikmati. Kamilah orang-orang tahan banting yang telah ditempa kehidupan dengan begitu keras. Maka sekali lagi, belajarlah dari kami! Haha!

Jika rata-rata manusia berusaha menghindari atau memecahkan masalah, kamilah pembuat masalah. Kamilah masalah, kamilah yang menari ketika diam menjadi pilihan mereka yang tidak ingin cari masalah. Kamilah pemberontak. Tapi ingat, kamilah yang nantinya akan menguatkan kalian jika merasa berat menghadapi masalah. Kamilah yang akan menenangkan kalian dengan kata-kata kami, "Ada yang lebih parah dari apa yang kau alami, kawan..."

Biarkan kami berkarya dengan gaya kami. Ketika ramai orang membaca Sobota dan Guyton, kami asyik dengan disein grafis. Kalian melihat tampilan-tampilan buku menarik, kamilah yang akan mencetaknya. Koran yang mengasyikkan itu, bisa jadi kamilah penulisnya. Otak kiri dan kanan memang berbeda... Jadi tak perlu protes dengan keberadaan kami karena kamilah yang akan memperindah materi fungsional kalian. Kamilah pemecah keheningan di kelamnya malam. Ketika kalian bekerja, kami akan tidur karena kita memang berbeda shift. Jika pemikiran kita tidak pernah saling bertemu, biarkan saja. Ada jenis orang lagi yang bisa mempertemukan ide kita. Ya, masing-masing punya peran penting.

So what jika masa depan kami buram? Kami akan menemukan senter kreasi kami sendiri yang bahkan bisa membantu mata kami melihat dalam kegelapan. Kamilah orang yang tak pernah kehabisan alasan. Kamilah argumentator paling kaya bahan. Logika sistematis tak diproses dalam program kami. Kami menemukan secara acak. Apa yang tak bisa kalian jangkau, kami yang akan mengambilkannya. Kamilah pembidik peluang paling ulung. Jika orang biasa akan mencari-cari kunci untuk masuk rumah, kamilah yang segera membongkar genting untuk membukakan pintu dari dalam. Jangan remehkan kami, kami tak suka dikasihani, kami punya cara sendiri.

Manusia tidak selalu hidup dalam bidang yang ditekuninya. Keterampilan yang dikuasai tidak selalu sesuai dengan pilihan semula. Rizki Alloh itu luas. Manusia bodoh jika membatasi diri. Calon perawat yang bisnis bebek, bisnis sapi, sarjana peternakan yang jadi customer service, dokter yang jadi penyanyi, perlu contoh apa lagi? Ada seorang wanita yang sengaja keluar dari SMA yang bisa dikatakan terbaik di seluruh Jogja untuk membangun kerajaan bisnisnya. Satu dari empat belas pesawat pribadinya menjadi pesawat pertama yang tiba di lokasi bencana tsunami 2004. Tokoh-tokoh dan penemu kebanyakan gagal dalam akademiknya. Biarkan saja!

Jika ada yang belajar sendiri lalu ilmunya setara dengan mereka yang belajar di bangku sekolah dan dapat ijazah, kenapa diperlakukan berbeda? Seorang pengamat dunia pendidikan pernah mengatakan bahwa standar nilai UAN atau kelulusan yang ditentukan dari tiga hari ujian akan membuat seorang siswa hanya memikirkan tiga hari itu, ia akan kehilangan minat membaca novel, buku-buku non akademis atau mengembangkan keterampilannya. Haha! Tentu tetap ada siswa-siswa aneh yang tidak terlalu peduli dengan tiga hari itu, merekalah generasi penerus kami. Hahaha!

Bukankah bisa diseimbangkan? Silakan... Ada mereka yang tak mau menyeimbangkan karena merekalah penyeimbang. Haha! Bukankah tulisan ini sudah bisa menjadi gambaran? Kami tak pernah kehilangan akal. Pukul jatuh kami, kami bangkit lagi, atau kami jadi merangkak, bahkan menggali tanah, atau awasss! Tiba-tiba kami turun dari langit. Logaritma komputer tak berlaku bagi kami. Kamilah manusia dengan banyak pilihan. Berarti tidak fokus? Ah, kalian belum juga mengerti, kamilah yang menemukan jalan-jalan baru untuk mencapai tujuan. Tahukah kalian arti petualangan? Ketika jalan setapak yang telah dibuat para pendaki sebelumnya tidak kita ikuti lalu kita tersesat. Kita temukan jalan baru. Kita temukan view dan angel yang lebih menarik untuk foto-foto. Haha!

Ah, entah kawan. Ketahuilah jargon kami, "MEREKA TAK PERNAH MENGERTI" v_v
Mari kawan, kita sama-sama sadari bahwa kita dicipta-Nya berbeda-beda. Belajarlah dari kami karena kami juga belajar dari kalian. Kita hidup untuk saling tolong dan melengkapi. Mari temukan potensi masing-masing, gali-gali, kembangkan, manfaatkan, bagi-bagi, ajarkan, tukar-tukar, berkarya untuk dunia! ^_^


An emotional note... 
Dedicated to: orang-orang aneh, orang-orang tersisih, orangerti, orang-orang opo waelah sing merasa, hahaha!


SELAMAT BERKARYA DAN TETAP SEMANGAT!!! :D

Sajak Dunia Akuarium


Adakah yang tahu? 
Ke mana perginya ikan kecil warna-warniku? 
Kini yang tinggal hanya kura-kura 
Terumbu karang mati dan beberapa telur dari batu 
Bahkan background dasar laut sudah tak ada 
Entah ke mana...



Gemericik air berusaha membuat suasana seolah hidup 
Padahal mati tak bernyawa 
Kura-kura yang kesepian itu seperti diriku 
Kesepian tanpa ikan-ikanku 
Galau...



Senyum palsuku tak manjur lagi 
Canda tawa kawanku tak mempan lagi 
Sepi ini tak kunjung terobati 

Air... 
Berenang... 
Ternyata juga bukan cara menebus sepi 
Kolam renang hanya membuat mataku merah dan sangat perih 
Lebih perih dari tangis patah hati 

Semuanya sia-sia 
Kecuali ketika aku pergi ke dunia mimpi 
Yah, mimpi... 
Saat terbangun aku tetap sendiri...



Adakah yang tahu? 
Ke mana perginya ikan kecil warna-warniku? 
Aku rindu...


Dulu mereka biasa berdzikir di pagi dan sore hari 
Kesana kemari menghiburku 
Membuatku tersenyum dengan gerakan mulutnya yang megap-megap 
Kadang aku tak sekedar tersenyum tapi sampai tertawa 
Tertawa dalam hati dan tak jarang benar-benar tertawa 
Hahaha! 

Apa tidak lelah ya? 
Sirip dan ekor mereka juga tak pernah berhenti bergerak 
Hmm... otot polos atau otot lurik nih?


Kini aku seperti kembali ke zaman dunia serba hitam putih 
Tak lagi warna-warni 
Hanya kura-kura dengan tempurung hitam 
Lalu bebatuan berwarna putih 
Memang tidak mutlak hitam dan putih 
Tapi gradasi warna hanya seputar hitam dan putih 
Sephia dan grayscale senantiasa menggambarkan suasana sendu 
Nuansa oldiest serta merta memicu haru 
Ah, seperti hidupku tanpa ikan kecil warna-warniku...



Sekali lagi kubertanya... 
Adakah yang tahu? 
Ke mana perginya ikan kecil warna-warniku? 
Benar, mereka mati satu persatu...