Laman

Cinta Ketujuh ^_^

Kata cinta selalu saja membuat pendengarnya merasa aduhai, tiba-tiba emosional, romantis, dan selalu ingin menebarkan kebaikan, bukan begitu? Kata yang menjadi strategi marketing Azzam dalam novel dan film KCB itu nampaknya benar-benar ampuh. Dengan brand “Bakso Cinta” tersentuhlah sisi sensitif anak muda khususnya mahasiswa sehingga hati mereka tergerak untuk mencicipi kelezatan bakso yang diramu oleh sang tukang tempe.

Saran bagi anda yang sedang mencari brand perusahaan atau produk, carilah merek dan logo yang “menyentuh”. Tidak harus cinta, kata tak bermakna namun unik dan manis yang logonya didisein simpel bisa jadi justru mudah lekat dalam ingatan konsumen dan “loveable”. Marketing tidak selalu membutuhkan pemaparan fungsi logis atau kelebihan suatu produk. Branding lebih penting dari itu semua. Bagaimana perasaan anda ketika mendengar “Yamaha, touching your heart”? Dibanding “Yamaha, murah, irit, gesit, cicilan pertama cukup 300 ribu.”?

Hey! Arep nulis tentang opo jhe? Mas’e ra jelas?

Ya, cinta kini menjadi salah satu qodhoyah umat di samping masalah-masalah lain seperti pendidikan, penegakan hukum, kemiskinan, pergaulan bebas, dsb. Zona merah jambu ini tak henti-hentinya menjadi perbincangan. Cinta erat kaitannya dengan jodoh, jodoh erat kaitannya dengan pernikahan, dan pernikahan..?? Hehe... Para jomblo mungkin mulai berusaha menebak arah tulisan ini. Tidak berbelit koq, ini hanya akan menjadi tulisan yang cukup singkat.

Hmm... coba lihat seorang Ummu Ghaida Ninih Muthmainah istri Aa’ Gym, subhanalloh... “Sudah dua puluh tahun saya menikmati karunia Alloh berupa kebahagiaan bersama suami. Saya terlalu cinta pada suami sehingga bisa menghalangi cinta saya pada Alloh. Cinta saya pada suami tidak boleh menghalangi cinta saya pada Alloh. Saya harus berbagi kebahagiaan.” kira-kira seperti itu yang diungkapkannya mengenai pernikahan kedua sang suami -Abdullah Gymnastiar-.


Tenang, kita belum akan membahas poligami. Yang sebenarnya ingin kita bahas adalah mengenai possitioning cinta. Bagaimana dan di mana kita memposisikan cinta kepada pasangan terhadap cinta kita pada Alloh. 

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah...” (Al-Baqoroh: 165)


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dari Anas, “Tiga hal yang barangsiapa tiga hal tersebut ada padanya, ia menemukan manisnya iman: hendaklah Alloh dan Rosul-Nya lebih dicintai dibanding selain keduanya. Mencintai orang lain yang ia tidak mencintainya kecuali karena Alloh. Membenci kembali pada kekafiran seperti kebenciannya untuk dicampakkan ke dalam neraka.”

Singkat saja, Alloh menghendaki kita mencintai pasangan hidup berada pada peringkat ketujuh setelah cinta kita pada Alloh menempati peringkat pertama. Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (At-Taubah: 24)

Seorang ustadz pernah mengatakan, “Kalau para da’i itu mau nikah, calon istrinya harus siap. ‘Jika kamu jadi istriku, kamu akan menjadi cinta ketujuhku’. Maka sebenarnya istri-istri itu hanya menempati peringkat ketujuh dalam prioritas cinta seorang da’i.”

Tentunya tidak sekaku itu, yang jelas cinta pada Alloh dan Rosul-Nya harus mempunyai posisi tertinggi dibanding yang lain. Akan tetapi dari surat At-Taubah ayat 24 tersebut kita bisa mengurai bagaimana kita perlu mengurutkan cinta kita. Urutan tersebut yaitu:
  1. Alloh
  2. Rosul-Nya
  3. Jihad
  4. Orang tua
  5. Anak-anak
  6. Saudara-saudara
  7. Istri-istri
  8. Kaum keluarga
  9. Harta
  10. Bisnis
  11. Rumah
Ini bukan berari merendahkan posisi istri namun begitulah bunyi ayatnya. Apakah ini menunjukkan urutan? Allohu a’lam...

Jadi, bersiaplah menjadi cinta ketujuh... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar