Laman

Bedanya Ujian Sekolah dengan Ujian Bisnis

Ujian Sekolah, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester, Tes Kendali Mutu, dan sebagainya merupakan nama-nama untuk ujian yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal. Dalam ujian diharapkan para siswa teruji bahwa mereka telah menguasai mata pelajaran atau mata kuliah yang selama ini telah ditekuni. Akhir dari ujian siswa mendapatkan sertifikat kelulusan.

Sesungguhnya hidup ini penuh ujian. Sebagai seorang siswa atau mahasiswa ada peristiwa ujian kenaikan tingkat. Sebagai pengusaha ada peristiwa ujian bisnis. Terkadang merasa janggal ketika melihat cara sekolah formal menguji kompetensi anak didiknya. Cara-cara dalam menguji siswa di sekolah formal tidak memberikan simulasi sama sekali bagaimana sebenarnya ujian hidup termasuk ujian bisnis.

Dalam hal waktu, ujian sekolah ditentukan jelas tanggal dan jamnya. Ujian bisnis tidak pernah mengenal jadwal, sewaktu-waktu bisa saja ujian bisnis terjadi. Waktu ujian ini menentukan bagaimana persiapan menghadapi ujian. Sejak awal masuk sekolah siswa telah mempersiapkan ujian terbesar di akhir masa sekolah. Di dunia bisnis yang terpenting kita mengetahui bahwa sewaktu-waktu akan diuji, terkadang tidak perlu dipersiapkan, hanya diantisipasi, bahkan jika bisa dihindari.

Dari sisi soal ujian, anak sekolah selalu diuji terkait apa yang memang sudah pernah dipelajari. Seorang pengusaha tidak pernah peduli sudah pernah belajar sebuah permasalahan atau belum, ujian datang begitu saja dan mungkin justru lebih banyak ujian-ujian baru yang sebelumnya belum pernah ditemui. Hal ini memaksa pengusaha terus belajar.

Siswa diuji dalam semua bidang mata pelajaran. Seorang pengusaha lebih sering diuji dalam hal-hal yang ia lemah di dalamnya. Siswa diuji agar merasa perlu belajar giat dalam mata pelajaran tertentu. Pengusaha diuji agar merasa perlu belajar dan waspada terus menerus terhadap berbagai macam masalah.

Cara peserta ujian menyelesaikan soal dengan cara pengusaha menyelesaikan ujian bisnis sangat berbeda. Seorang siswa diharuskan menyelesaikan soal secara individual. Siswa yang mencontek dianggap melakukan pelanggaran. Seorang pengusaha tidak boleh sama sekali menyelesaikan soal ujian bisnis seorang diri. Pengusaha diharuskan belajar bahkan mencontek orang lain. Pengusaha harus bertanya dan saling bekerja sama.

Siswa benar-benar dituntut sempurna secara pribadi. Dalam ujian sekolah mereka harus melampaui standar kelulusan setiap mata pelajaran. Di dunia bisnis kita tidak perlu menjadi seseorang yang sempurna. Bisnis tidak menuntut kita bisa dalam segala hal. Bisnis menuntut ada orang lain yang bisa menutupi kekurangan kita. Dalam bisnis semua peserta ujian saling mencari win-win solution agar bisa mengolah potensi dan kekurangan masing-masing menjadi sebuah keberhasilan.

Mengenai hasil ujian, para siswa akan merasakan betul betapa bahagianya berhasil lulus melewat satu ujian. Seorang pengusaha bahkan bisa jadi sangat dingin dalam menghadapi keberhasilan lulus ujian karena belum tentu ujian selesai, akan datang ujian-ujian berikutnya dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan. Ujian sekolah merupakan ujian bertingkat, dengan level-level yang jelas. Ujian bisnis tidak mengenal tingkat. Pengusaha yang tidak berhasil belajar dari pengalaman akan diberi ujian yang sama terus-menerus.

Siswa sekolah akan mendapat sertifikat kelulusan setelah ujian. Pengusaha tidak mendapatkan apa-apa selain berhasil mempertahankan bisnis. Siswa dianggap mampu ketika telah mengantongi ijazah atau gelar. Pengusaha dianggap mampu jika benar-benar berhasil menyelesaikan suatu masalah atau soal.

Dari sekian banyak perbedaan antara ujian sekolah dengan ujian bisnis, semoga menjadi pelajaran bagi kita. Alloh menguji kita dalam kehidupan ini dengan banyak hal. Banyak hal yang menjadi soal ujian kehidupan pada dasarnya hanya dibagi menjadi dua : ujian kebaikan dan ujian keburukan. Kebaikan maupun keburukan yang kita alami atau dapatkan keduanya merupakan ujian. Keduanya merupakan ujian untuk mengetahui apakah seorang anak manusia bersyukur atau kufur.

Allohu a'lam.

*tulisan ini pernah dimuat di primacorner.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar