Pernahkah Anda memimpikan mempunyai gudang koin emas seperti paman Gober? Bagaimana cara paman Gober meng-kapital dan memonopoli bisnis di seluruh kota Bebek sehingga seluruh lini kehidupan mengalirkan uang kepadanya? Yah, paman Gober hanya tokoh rekaan dalam komik.
Pesan tersirat dari cerita-cerita komik paman Gober ialah ambil semua untuk kamu sendiri, sangat jauh berbeda dengan pesan Nabi Muhammad saw. Seorang pengusaha muslim tidak selayaknya menimbun harta.
"Orang-orang yang menimbun emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Alloh, kepada mereka beritahukanlah bahwa mereka akan mendapat siksaan yang sangat pedih." (At-Taubah : 34)
“Dari Sa'id bin Musayyib RA beliau menceritakan hadits bahwasanya Ma'mar RA berkata bahwa Rosululloh SAW bersabda: "Barangsiapa menimbun maka dia telah berbuat dosa." dan pada lafadz yang lain (Nabi) bersabda: "Tidaklah seorang menimbun kecuali dia berdosa." (HR. Muslim)
Hakikat harta haruslah mengalir. Ia berpindah dari satu tangan ke tangan lain untuk diambil kemanfaatannya. Jika kita menahan dan menimbun harta terlalu lama, bisa jadi ada orang-orang yang terhalang untuk memanfaatkan harta itu. Kita akan memahaminya jika mempelajari hakikat zakat dalam Islam. Mungkin lain kesempatan insyaalloh kita bahas.
Saya memberi pengantar tentang menimbun harta untuk menghadirkan imajinasi kita tentang kaya tujuh turunan. Banyak orang beranggapan bahwa istilah kaya ialah definisi untuk harta berlimpah. Kaya tujuh turunan pun seakan-akan identik dengan gudang uang, harta karun, emas, tanah, deposito, dan sebagainya. Seolah-olah kaya tujuh turunan memberikan kepastian jaminan hidup bagi tujuh generasi.
Bagaimana sesungguhnya cara menjadi kaya tujuh turunan? Mungkin ada yang nyeletuk, "Boro-boro kaya tujuh turunan, buat makan aja susah."
Tak masalah kondisi kita saat ini seperti apa. Bukan jaminan apa yang kita miliki sekarang akan bisa dinikmati oleh generasi setelah kita minimal tujuh turunan. Bisnis yang kita miliki sekarang pun belum tentu bisa diurus dengan baik oleh anak keturunan kita. Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi kaya tujuh turunan?
Untuk menjadi kaya tujuh turunan kita tidak perlu mengumpulkan harta sebanyak mungkin lalu ditimbun. Perhatikanlah perintah Alloh dalam surat An-Nisa ayat 9 berikut :
"Dan hendaklah takut orang-orang yang seandainya mereka meninggalkan di belakang mereka anak keturunan yang lemah yang mereka takut atas mereka. Dan hendaklah mereka bertakwa pada Alloh dan mengatakan perkataan yang benar."
Kita memang boleh, bahkan diperintahkan untuk khawatir terhadap anak keturunan kita. Kita takut mereka akan menjadi generasi yang lemah termasuk lemah finansial. Kalaupun sekarang kita juga belum cukup kuat dalam hal finansial, takutlah generasi setelah kita lebih lemah dari kita. Hal ini seperti kata orang-orang tua, "Jangan kaye emak ame babe. Cukup emak ame babe aje yang susah. Elu mah kagak boleh."
Bagaimana caranya menjadi kaya tujuh turunan? Dengan kalimat lain, bagaimana caranya mencegah miskin tujuh turunan? Alloh telah memberikan solusi agar kita bertakwa pada Alloh dan mengatakan perkataan yang benar. Dengan bertakwa dan berkata benar semoga anak keturunan kita mampu mewarisi kebaikan-kebaikan kita.
Jika kita mempunyai sebuah bisnis atau perusahaan, yang terpenting bukan bagaimana membuat bisnis kita menjadi sebesar mungkin sehingga anak keturunan kita tinggal melanjutkan namun bagaimana membuat anak keturunan kita mampu mengelola bisnis tersebut. Aset dan harta kasat mata barangkali hanya bisa bertahan satu dua hari. Harta yang ada dalam dada akan bisa bertahan selamanya, insyaalloh. Benar, ini tentang ilmu.
Dengan ilmu kita berusaha menempuh jalan takwa. Dengan ilmu kita berusaha berkata-kata benar. Dengan ilmu insyaalloh kita akan menjadi kaya tujuh turunan. Kalaupun kita tidak bisa mewariskan kekayaan harta, dengan ilmu insyaalloh anak keturunan kita akan kaya dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar