Laman

DAMPAK EKONOMI GLOBAL PASCA KEMENANGAN DONALD TRUMP

Seorang pengusaha akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat. Kita semua tahu bahwa kedigdayaan negeri Paman Sam hanya ditopang perekonomian semu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Apa maknanya jika seorang berlatar belakang pengusaha akhirnya memegang kebijakan negara berpengaruh global seperti itu?

Ya, semakin banyak masyarakat Amerika menyadari hal tersebut sehingga mereka mulai menyiapkan diri. Simpanan-simpanan dalam bentuk Dollar mulai mereka alihkan menjadi emas dan perak. Jauh-jauh hari Robert Kiyosaki mengatakan bahwa investasi masa depan yg pada masa sekarang belum populer namun kelak akan sangat menjanjikan ialah investasi dalam bentuk perak.

Indonesia saat ini juga dikepalai oleh seorang berlatar belakang pengusaha. Perekonomian berbasis hutang dan pengadaan proyek-proyek raksasa sudah kita lihat secara nyata pengerjaannya dimana-mana. Apa artinya semua itu?

Proyeksi terjadinya krisis keuangan global yang melanda dunia dan meruntuhkan satu per satu negara memaksa negara-negara berkembang mengevaluasi kebijakan ekonomi dalam negeri mereka.

Dipanggilnya kembali Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan Republik Indonesia menyiratkan ancaman krisis keuangan di negeri ini. Total utang negara yang kian membesar melebihi nilai APBN semakin membuat para pelaku ekonomi khawatir.

Situasi politik dan keamanan yang kian menghangat dan banyak orang menyebut krisis moneter 98 bisa sangat mungkin terulang dalam waktu dekat membuat para pengamat ekonomi menebak-nebak arah kebijakan ekonomi pemerintah.

Menurut orang dalam, ada kemungkinan pemerintah akan membekukan aktivitas beberapa bank BUMN maupun swasta. Bagi Anda yang memiliki tabungan atau simpanan di beberapa bank berikut, hendaknya selalu waspada dan terus memantau perkembangan bank dimana Anda menyimpan dana. Alangkah baiknya jika Anda juga mengantisipasi terjadinya kesulitan untuk mencairkan dana Anda di bank sewaktu-waktu.

Daftar bank terancam DITUTUP:
1.Bank Bukopin
2.Bank Panin
3.Bank HSBC
4.Bank BTN
5.Bank Danamon
6.Bank Agro
7.Bank BII
8.Bank Permata
9.Bank Niaga
10.Bank BCA
11.Bank ABN
12.Citibank
13.Bank Mandiri
14.Bank BRI
15.Bank Standard Chartered
16.Bank BNI
17.Bank BJB Banten

Jika dana Anda di bank kurang dari Rp 5.000.000,00 sebaiknya segera tarik dana Anda karena hanya nasabah kelas kakap yang uangnya akan diamankan oleh bank maupun LPS. Hampir mustahil pemilik dana kecil menyewa lawyer yang kemungkinan biayanya lebih besar daripada jumlah uang yang ingin diselamatkan.

Jangan alihkan dana Anda ke bank manapun termasuk koperasi dan BPR karena dampak sistemik pasti akan ikut memukul mereka. Segera gunakan dana Anda untuk membeli aset produktif yang bisa menghasilkan bahan pangan karena krisis ekonomi tentu akan berdampak juga pada krisis pangan.

Bank-bank tersebut di atas dikabarkan akan ditutup tiap sore. Layanan kas bank-bank tersebut tutup pukul 15.00 dan layanan kantor tutup sekitar pukul 16.00. Bank-bank tersebut akan dibuka kembali esok pagi dari Senin sampai Jumat sekitar pukul 08.00.

Wes, ngono wae Kang... haha! Rasah nemen-nemen le mikir negoro. Sing penting isih bagas waras ati awak lan pikiran, iso dinggo sregep ngibadah maring Pengeran.

Pentingnya Bendera untuk Alat Komando dalam Pengelolaan Massa

BENDERA

Oleh Akhid Nur Setiawan

"Jika perintah tidak dapat didengar, maka gunakanlah tanda atau genderang. Jika prajurit tidak dapat saling membedakan satu sama lain dalam situasi perang yang membingungkan, maka gunakanlah bendera dan panji-panji kebesaran."

Malam Idul Fitri 1437 H yang lalu lebih dari 50 santri TPA di masjid kami berkumpul. Mereka berasal dari dua TPA yang berlainan. Agak berbeda dengan malam takbiran sebelum-sebelumnya, jumlah panitia sangat terbatas dan sepertinya persiapan kurang matang. Mungkin sudah banyak panitia mudik ke kampung halaman sebelum malam takbiran.

Kami tunjuk beberapa santri yang sekiranya telah baligh dan bisa diajak komunikasi. Kami bariskan santri-santri yang lain. Kami kelilingi mereka dengan tali rafia. Santri yang telah kami tunjuk berada di tepi barisan memegangi tali rafia. Dua santri laki-laki kami amanahi memegang lampu senter security dan kami posisikan di barisan paling depan.

"Nanti yang kita ikuti adalah pak Wardini!"

"Rutenya lewat mana, yang penting ikuti pak Wardini!"

"Siapa yang harus kita ikuti?"

"Pak Wardini!" seru para santri.

Tidak semua panitia mengikuti perjalanan takbir keliling. Ada beberapa panitia stand by di masjid untuk terus mengumandangkan takbir. Sebagian panitia menyiapkan logistik untuk menyambut ketika rombongan kembali ke masjid. Sebagian panitia yang lain bersama wali santri mengikuti rombongan dengan sepeda motor, mengantisipasi jika ada santri yang kelelahan.

Takbir keliling berjalan dengan tertib. Tanpa suara petasan di perjalanan, beda dengan takbir keliling tahun sebelumnya yang penuh kegaduhan suara petasan. Para santri benar-benar berada dalam satu komando. Mereka tak bisa keluar barisan dan tak bisa saling mendahului. Santri yang langkahnya cepat harus mengimbangi teman-temannya yang langkahnya lambat, begitu juga sebaliknya.

Dalam sebuah pengajian akbar yang menghadirkan seorang habib ribuan orang berkumpul membawa bendera organisasi masing-masing. Mereka menandai bendera dengan warna, logo, gambar, atau tulisan sesuai wilayah dan nama kelompoknya. Tiap kelompok datang berombongan, ketika di lokasi semua berbaur dengan kelompok lain, saat pulang mereka kembali berombongan.

Pernah bisnis kami CV KREASILILA dipesani sebuah bendera dan puluhan sapu tangan bermotif seragam, batik khas kelompok bimbingan ibadah haji. Mereka menggunakan sapu tangan sebagai penanda anggota kelompok dan bendera sebagai isyarat memanggil anggota kelompok serta menunjukkan lokasi berkumpul. Di antara jutaan manusia, mereka memiliki cara tersendiri untuk menandai siapa yang harus diikuti.

Masing-masing kerajaan atau tiap-tiap negara memiliki bendera dan simbol kebesaran. Bukan suatu hal yang mistis dan sakral sekalipun warna dan simbol bendera mungkin memiliki makna. Bendera hanya digunakan untuk menandai. Bendera kebesaran seringkali dibuat seistimewa, semewah, semenarik, semencolok, dan sebeda mungkin agar mudah dikenali pengikutnya.

Jika ada orang-orang yang mencium atau menghormat bendera, sesungguhnya mereka bukan sedang melakukan ritual peribadatan. Mereka hanya sedang menunjukkan pada bendera mana ketaatannya diletakkan. Mereka akan taat pada pemimpin yang menggunakan bendera tersebut untuk memberi komando.

Jangan heran ketika Rosululloh saw diriwayatkan memiliki bendera hitam dan putih bertuliskan kalimat syahadat untuk menunjukkan eksistensi umat islam kala itu. Kaum Muhajirin dan kaum Anshor pun memiliki bendera masing-masing. Bahkan, beliau saw selalu membuat urutan pemegang bendera dalam peperangan, "Jika dia gugur, bendera dibawa dia, jika dia gugur, bendera dipegang dia" dan seterusnya. Juga para pemegang bendera diriwayatkan selalu mempertahankan tegaknya bendera Rosululloh saw sekalipun kedua tangan dan kakinya ditebas musuh.

Tidak semua orang boleh memegang bendera. Tidak sembarang prajurit bisa memegang bendera. Bendera adalah alat komando. Bendera bukan alat bergaya untuk difoto. Jika kita bukan pemimpin pemegang komando atau bukan orang yang diberi amanah untuk memegang bendera komando, letakkan bendera, lipat saja, posisikan diri sebagai prajurit biasa dengan tugas "sami'na wa atho'na".

Inilah konsensus sejak sebelum adanya Islam. Bendera menunjukkan eksistensi. Dalam peperangan, jangan harap pasukan akan terus bertempur mati-matian jika bendera pasukannya sudah tidak lagi berkibar. Inilah pula kenapa di istana-istana atau kantor pemerintah selalu dikibarkan bendera. Inilah kenapa bendera penjajah merah putih biru disobek sehingga tinggal merah dan putih.

Alloh memerintahkan umat Islam pergi ke medan perang secara bersama-sama atau secara berkelompok-kelompok. Sama sekali tidak disarankan menuju medan perang sendirian atau berangkat secara pribadi. Kenapa? Allohu a'lam. Barangkali agar kita tahu bendera mana yang harus kita ikuti dan agar pemegang bendera tahu benar berapa dan siapa saja pengikutnya.

Dan jika sekelompok pasukan bertemu dengan musuh, tak ada pilihan mundur. Pilihan mundur hanya akan mendatangkan murka Alloh. Kita hanya boleh berbelok/ berbalik untuk mengatur siasat atau menggabungkan diri dengan pasukan yang lain. Maka kenalilah kelompok-kelompok pasukan lain, berikut bendera dan simbol-simbolnya. Jika terpisah dari kelompok, segeralah menggabungkan diri dengan kelompok terdekat, perkenalkan diri dan ucapkan akad, berikan ketaatan, jangan merusak barisan.

Dalam sebuah aksi demonstrasi apalagi yang melibatkan ratusan ribu massa aksi, bendera sangatlah penting. Siapa yang harus diikuti, pemegang bendera mana yang harus ditaati, kemana harus mengikuti, kemana harus berlari, jangan sembarangan. Jangan ikuti bendera selain pemimpin kita! Jangan ikuti bendera kelompok lain selain kelompok-kelompok yang kita kenal! Bendera yang terlalu umum atau simbol yang terlalu mudah diduplikasi, jangan ikuti. Hati-hati provokasi.

Semoga Alloh ijabah doa-doa qunut kami di sini.

Asal Muasal Istilah Debat Kusir

Bapak mertua saya pada tahun 2016 ini memasuki usia 79 tahun. Beliau turut menjadi saksi perang kemerdekaaan, clash Belanda, pemberontakan PKI, serta berbagai peristiwa sejarah lainnya hingga hiruk pikuk reformasi dan kini “menikmati” eranya pak Jokowi. Beliau masih ingat peristiwa-peristiwa penting nasional di masa lalu termasuk apa yang menjadi sebab munculnya istilah debat kusir.
“Tahu tidak asal muasal istilah debat kusir?” kata bapak suatu hari.
“Bagaimana, Pak?” tanya saya.
“Debat kusir itu adalah cerita Agus Salim saat naik delman,” terang bapak.

Ya, ternyata istilah debat kusir mulai populer ketika tokoh nasional tersebut menceritakan kepada khalayak tentang apa yang dialaminya sepulang dari kantor. Dialah KH Agus Salim salah satu dari sekian banyak pahlawan nasional. Ia seorang muslim. Ia dikenal sebagai jurnalis dan diplomat ulung. Ia menguasai setidaknya tujuh bahasa asing. Pada awal pembentukan dasar negara Indonesia ia menjadi anggota Panitia Sembilan. Pada masa pemerintahan Sjahrir hingga Hatta KH Agus Salim didapuk di kementerian luar negeri, mulai dari menjadi menteri muda hingga akhirnya menjadi penasihat menteri.

Hari itu parlemen memanas akibat adu argumen yang tiada habisnya antar anggota parlemen. KH Agus Salim mengingatkan agar para hadirin tidak berdebat kusir. Debat kusir tidak akan ada habisnya. Orang-orang terdiam mendengar istilah debat kusir yang dilontarkan oleh KH Agus Salim.

“Begini ceritanya. Suatu saat saya pulang kantor naik delman, saat itulah saya tak bisa mengalahkan lawan debat saya untuk pertama kalinya. Bukan di PBB saya kalah bicara tapi di atas delman dan hanya berhadapan dengan seorang kusir lah saya justru tak bisa memenangkan perdebatan saya. Saya sebut peristiwa itu sebagai debat kusir.”

“Anda semua jangan mengikuti jejak saya untuk debat kusir, debat tanpa tujuan akhir, hanya ingin membuktikan bahwa kita berada di pihak yang benar, tanpa pemecahan masalah sama sekali.”

“Saat itu,” kenang Agus Salim, “kami sama-sama memandangi pantat kuda yang menarik delman kami.”

“Tiba-tiba kudanya kentut. Saya katakan pada pak kusir, ‘Ini kudanya masuk angin Pak!’”

“Kusirnya bilang, ‘Bukan Pak, kuda saya keluar angin!’”

“Iya, dia kentut, keluar angin, tapi itu artinya dia masuk angin!”

“Tapi Pak, itu artinya dia keluar angin, bukan masuk angin!”

“Coba dipriksakan Pak, kuda Bapak sakit itu, masuk angin!”

“Sudah diobati Pak, makanya dia sudah bisa keluar angin!”

“Begitulah, debat kusir itu hanya selesai saat saya sudah sampai depan rumah. Apabila kami bertemu lagi mungkin kami masih akan memperdebatkan kentut kuda itu.”

“Hadirin sekalian, mari kita tinggalkan debat kusir, mari kita cari pemecahan masalah ini bersama-sama demi persatuan dan kesatuan bangsa.”


Begitulah, konon peristiwa ini sangat terkenal sehingga jika orang tua Anda lahir sebelum tahun 40an, tentu beliau juga mengenal asal muasal istilah debat kusir yang dicetuskan oleh KH Agus Salim.

Makna Pohon Sawo di Lingkungan Masjid-masjid Jami' Jawa

Jika sebelumnya kita pernah membahas "Kenapa Halaman Masjid Agung di Jawa Ditanami Pohon Sawo?" Kali ini akan coba kita gali kenapa di lingkungan masjid jami' selain masjid agung juga ditanami pohon sawo. Adakah hubungan antara pohon sawo di masjid agung dengan pohon sawo di masjid-masjid jami'?

Kisah bermula dari peristiwa Perang Diponegoro yang oleh orang Jawa dikenal dengan Perang Sabil. Konon untuk mengubur jejak Mataram Islam salah satunya para penulis sejarah sengaja menyebut bahwa Perang Diponegoro dilatarbelakangi perebutan kekuasaan di Kraton Ngayogyakarta (Pangeran Diponegoro merupakan anak raja yang tak berkesempatan naik tahta) dan dipicu penggusuran makam leluhur Pangeran Diponegoro oleh Belanda, jauh dari makna Sabil yang maksudnya fii sabilillah (di jalan Alloh, jihad membela agama). Jika didalami sejatinya Perang Diponegoro 1825-1830 disulut oleh adanya intervensi Belanda terhadap paugeran Kraton Ngayogyakarta. Setelah memecah Kerajaan Mataram menjadi dua: Ngayogyakarta dan Surakarta, Belanda menyisipkan misi Zendingnya menggeser penerapan adat-adat Islam di lingkungan Kraton. Kita tidak bisa memastikan misi Zending Belanda itu benar misi pengkabaran Injil atau ajaran lain karena yang ternampak di Tugu Jogja hingga kini justru stempel Bintang David / Bintang Daud / Segienam Israel / Yahudi / Theosofi, bukan Salib yang lazim sebagai simbol Nasrani penganut Injil.

Pangeran Diponegoro lari dari Kraton lalu mengadakan perlawanan dari luar istana dengan menggalang kekuatan para ulama, priyayi, rakyat, dan santri. Lebih dari separuh Kerabat Dalem Kraton yang terdiri dari para pangeran mendukung perjuangannya. Usai perang yang menewaskan hampir separuh penduduk Yogyakarta ketika itu, beliau Pangeran Diponegoro memerintahkan para pengikutnya untuk menyebar ke berbagai pelosok negeri. Mereka ini membawa satu ciri yang sama yaitu selalu menanam pohon Sawo Kecik di lingkungan masjid yang mereka tinggali.

"Podho nanduro sawo kecik" berarti tanamlah oleh kalian pohon Sawo Kecik. Kalimat ini sebenarnya merupakan sebuah "wangsalan" yang bermakna podho nanduro samubarang kang sarwo becik (sawo kecik) alias tanamlah oleh kalian segala hal yang senantiasa baik (selalu dan hanya kebaikan).

Selain pesan untuk menebar dan menanam kebaikan, Sawo merupakan sebuah akronim dari perkataan "SAmi'naa Wa athO'naa". Sami'naa wa atho'naa menjadi pilihan satu-satunya para prajurit yang menerima perintah dari pimpinan. Ketika pimpinan memerintahkan "Showwuu shufufakum!" maka prajurit menjawab dengan "Sami'naa wa atho'naa".

"Luruskanlah barisan-barisan kalian!"
"Kami dengar dan kami taat!"

Jadi hampir sama dengan alasan keberadaan pohon sawo di masjid agung jawa, dilestarikannya pohon sawo di masjid jami' ini terkait permasalahan alqiyadah wal jundiyah. Ya, sekali lagi pohon sawo di masjid-masjid jami' jawa mengingatkan kita pada salah satu prinsip kepemimpinan dalam islam yaitu Tho'ah atau ketaatan.

Bisa kita simpulkan bahwa Sawo di Masjid-masjid Agung Jawa dengan Sawo di Masjid-masjid Jami' Jawa memang memiliki kaitan yang sangat erat terutama dalam hal hierarki kepemimpinan. Masjid Agung Kraton menjadi masjid besar di ibu kota kesultanan, masjid-masjid jami' menjadi masjid satelit atau masjid perwakilan untuk menampung umat Islam di wilayah geografi yang tak terjangkau masjid agung. Masjid jami' dan beberapa masjid pathok negoro berada dalam satu komando kesultanan/ kerajaan. Masjid jami' membawahi beberapa musholla, langgar atau surau sebagai pusat kegiatan keagamaan sehari-hari masyarakat, termasuk pesantren.

Bisa kita lihat shof umat Islam begitu rapi dengan jenjang komando terstruktur kala itu. Hingga keluar sabda raja 2015 oleh Sri Sultan HB X yang menuai pro dan kontra, seluruh sultan Kraton Ngayogyakarta dahulu bergelar Sayyidin Panatagama Khalifatullah ing Ngayogyakarta Hadiningrat yang berarti penghulu pemegang urusan agama sekaligus perwakilan Alloh di Yogyakarta. Di atas kesultanan ada khalifah yang memegang pucuk pimpinan umat Islam di seluruh dunia. Khalifah terakhir yang membawahi seluruh kesultanan Islam di dunia ialah Khalifah 'Abdul Majid II. Khilafah Utsmaniyyah yang berpusat di Turki akhirnya tumbang pada tahun 1924 (tepatnya tanggal 3 Maret 1924) atas inisiasi Kemal Attaturk sebagai tokoh utama dan dukungan musuh-musuh Islam di belakangnya. Meskipun sempat para ulama membentuk komite khilafah pasca digantikannya khilafah islamiyah dengan demokrasi, semangat mengembalikan khilafah itu luntur dengan adanya masalah-masalah dan konflik di banyak wilayah. Tanpa khilafah hingga kini shof umat islam tercerai berai bagai anak ayam kehilangan induk.

Kembali ke tanah Jawa. Pada masa dahulu hanya masjid agung dan masjid-masjid jami' yang boleh menyelenggarakan sholat jum'at. Sampai saat ini sebagian masyarakat muslim wilayah Jawa Tengah masih memegang kode etik otoritas tersebut. Selain ritual ibadah, sholat jum'at juga menjadi salah satu apel konsolidasi umat Islam. Dari wasiat takwa hingga wasiat amanat khalifah disampaikan oleh khatib melalui mimbar-mimbar masjid jami'.

Sholat jumat sangat kental dengan nuansa "sami'naa wa atho'naa". Di masjid-masjid jaringan Sawo Kecik hingga kini masih ada kebiasaan yang mungkin dianggap bid'ah oleh sebagian umat Islam kekinian yaitu sebelum khotib naik mimbar sang muadzin memberikan pesan kepada jama'ah mengenai fadhilah jum'at, pentingnya diam, mendengar, dan taat. Setelah itu muadzin akan menyerahkan tombak/ tongkat kepada khotib sebagai simbol otoritas dari khalifah. Baru setelahnya sholat Jumat dimulai dengan salam dari khotib diikuti kumandang adzan muadzin.

Prosesi serah terima tombak/ tongkat itu barangkali tak lagi menggetarkan hati umat Islam mutakhir tentang pentingnya mendengar dan taat pada pimpinan resmi. Sekalipun banyak riwayat mengenai tongkat yang dipegang khatib saat sholat jumat baik di masa Rosululloh maupun para khulafaur rasyidin serta para pengikutnya, kini banyak masjid tak menjadikannya sunnah. Bahkan para pemuka masjid yang masih mempertahankannya bisa jadi dianggap kolot dan klenik. Akhirnya prosesi itu banyak dihapus karena dianggap tanpa dalil, tidak perlu, dan menambah-nambahi ritual sholat Jumat. Sempurnalah keruntuhan sendi-sendi kepemimpinan umat Islam. Sholat Jumat sebatas ibadah mahdhoh.

Sekarang mungkin Anda tahu kenapa di ibu kota negara kita sampai ada kebijakan "pantau ceramah para khotib". Di masjid-masjid kampus juga begitu. Di Mesir pun begitu semenjak digulingkannya Muhammad Mursi, para khotib disortir afiliasinya. Di masa Presiden Soeharto "penertiban" itu juga dilakukan namun dengan halus. Umat islam dirapikan garis komandonya tapi dipegang pucuk pimpinannya. Beliau dirikan DMI, ICMI, MUI, BKPRMI, dsb untuk memudahkan kontrol terhadap umat islam. Sebenarnya pak Harto itu sosok pemimpin yang baik, pandai, dan cakap mengelola kekuasaan. Sayang ketika beliau mulai dekat dengan umat islam dan mulai ingin memajukan industri dalam negeri, ada yang tidak suka. Mereka yang tidak suka ini memiliki motivasi berbeda-beda namun bekerja sama menjalankan aksi yang sama: "Lengserkan Soeharto!"

Sawo Kecik tinggal sawo kecik, tak lagi melambangkan garis komando apapun. Sekarang zaman demokrasi, semua orang boleh membangun masjid, langgar, dan musholla. Semua masjid boleh mendirikan sholat Jumat, bahkan satu kampung dua mimbar sudah biasa. Khotib dan imam bisa siapa saja. Entah ini tanda kebangkitan atau kehancuran.

Nasta'inu billah...

Allohu a'lam...

Misteri Dua Pohon Beringin Kembar Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta Versi Islam

[Baca sampai selesai sebelum Like, Share atau Komentar]

Jika Anda pernah tinggal atau berkunjung ke Jogja dan penasaran dengan mitos dua pohon beringin di Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta, sebaiknya Anda membaca tulisan ini. Orang yang dengan mata tertutup berhasil melewati jalan di antara dua pohon beringin Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta tanpa berbelok atau melenceng berarti hatinya lurus, bersih, begitulah mitosnya. Mereka yang tidak berhasil melewatinya atau melenceng dari jalan seharusnya maka hati mereka dalam kondisi sebaliknya. Anda pernah mencobanya?

Banyak yang mencobanya dan banyak yang memang tidak berhasil melalui dua pohon beringin itu. Setidaknya kami pernah membuktikan statistik banyak yang gagal itu saat masih menjadi mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jogja. Barangkali memang karena hati kami kotor, penuh maksiat, cinta dunia, serakah, sombong, dan berbagai penyakit lainnya menjadikan jalan kami "melenceng", atau itu sebenarnya hanya karena sistem navigasi kami kacau saat mata ditutup, entahlah. Anda boleh mecobanya. Anda mungkin akan terheran-heran. Bahkan saat salah satu dari kami menggunakan langkah tegap ala baris-berbaris yang secara logika pasti jalannya lurus, ternyata tetap menyerong hampir menabrak pagar beton segi empat yang mengelilingi pohon beringin sebelah barat. Percaya tidak percaya, hehe...

Eniwai, sampai saat ini keramaian Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta telah membuka banyak lapangan pekerjaan. Mulai dari pedagang kaki lima yang menjadi khas kota Jogjakarta menurut Kla Project, persewaan sepeda tandem, persewaan mobil kayuh odong-odong, penjaja mainan anak, pedagang asongan, hingga persewaan kain penutup mata untuk uji kebersihan hati melewati dua pohon beringin. Jika Anda mengunjungi Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta pada malam hari, Anda bisa merasakan suasana negeri cahaya dengan hujan bintang kemerlip yang berasal dari baling-baling bambu bertempelkan lampu led terlontar ke langit lalu terjun bak meteor.

Begini...
Beberapa hal berikut ini perlu Anda ketahui mengenai misteri mitos dua pohon beringin di Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta versi Islam. Anda harus membacanya, termasuk Anda yang menganggap aktivitas melewati beringin kembar ialah hal musyrik, gugon tuhon, konyol, takhayul, tipu-tipu. Juga Anda yang merasa suci karena berhasil melalui "uji kebersihan hati", apalagi Anda yang jengkel dan kesal karena dicap berhati kotor oleh teman-teman Anda hanya gara-gara gagal melewati beringin kembar Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta, Anda semua harus membacanya.

Sebagaimana saya pernah menulis "Kenapa Halaman Masjid Agung di Jawa Ditanami Pohon Sawo?" (baca tulisannya di link berikut: http://bit.ly/SawoMasjid), orang Jawa itu selalu penuh wewarah melalui berbagai condro atau sanepo yang perlu peleburan ego untuk bisa memahaminya. Jangan berkomentar apapun sebelum mendekati, melihat, mempelajari, menanyakan, menyentuh, dan merasakan apa yang sejati dari pandangan mata semata. Selanjutnya setelah Anda mengetahui, Anda hanya perlu tersenyum, "Oh, gitu ya..."

Biarkan mitos sekedar mitos, inilah seni pariwiasata. Mitos itu diciptakan oleh manusia agar berbondong-bondong turis mengunjungi sebuah objek wisata. Begitu pula yang dilakukan media dalam rangka meyakinkan konstituen tentang keberadaan "Ratu Adil" di dunia politik. Populer sekarang kita mengganti istilah mitos yang dipropagandakan media dengan istilah pencitraan atau framing. Membuat masyarakat percaya bahwa orang atau sekelompok orang hadir untuk bisa menyelesaikan masalah di tengah-tengah masyarakat, itu merupakan mitos juga meskipun terdengar aneh jika kita menyebutnya mitos. Agar bisa diterima maka kajian ilmiah dimunculkan untuk mendukung mitos itu, wajar. Dahulu kita kenal Hercules anak hasil perkawinan dewa dengan manusia sebagai tokoh pahlawan dalam mitologi penduduk Yunani, kini kita kenal mitos "Manusia Setengah Dewa" karangan Iwan Fals di Indonesia.

Kembali ke pohon beringin kembar...
Ada apa sebenarnya dengan dua pohon beringin di Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta?
Misteri apa yang disimpan di sana?
Wewarah apa yang disematkan di sana?
Makna apa yang disiratkan di sana?

Berikut ini jawabannya:
1. Syahadatain
Dua pohon beringin melambangkan syahadatain atau dua kalimat syahadat. Melalui syahadat tauhid "asyhadu an laa ilaaha illalloh" kita bersaksi dengan hati, dengan lisan, dan dengan perbuatan bahwa tiada sesembahan yang benar untuk disembah kecuali Alloh. Melalui syahadat rosul "Asyhadu anna Muhammadan rosululloh" kita bersaksi bahwa nabi Muhammad ialah utusan Alloh yang petunjuknya paling benar sesuai wahyu Alloh.

2. Al Qur'an dan As Sunnah
Dua kalimat syahadat diejawantahkan di kehidupan dunia melalui dua petunjuk yaitu Al Qur'an sebagai kalam atau firman Alloh dan As Sunnah sebagai jalan hidup Rosululloh Muhammad dalam menjalankan wahyu Alloh. Dua hal ini yang dijanjikan oleh Alloh akan menjadi petunjuk abadi, tak akan ada orang tersesat dengan keduanya.

"Telah kutinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Alloh dan Sunnah Rasul-Nya."
(H.R. Malik, Al Hakim, Al Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).

Sampai di sini semoga Anda sudah mulai mengerti.

3. Shirothol Mustaqim
Ya, dengan dibimbing Al Qur'an di sisi kanan dan As Sunnah di sisi kiri insyaalloh kita akan bisa berjalan lurus, berjalan di atas shirothol mustaqim. Al Qur'an dan As Sunnah  menjadi pagar kita dalam melewati jalan orang-orang sebelum kita yang telah diberi nikmat oleh Alloh yaitu para nabi dan rosul, para sahabat, syuhada, shodiqin, sholihin, ulama, 'amilin, bukan jalan orang-orang yang dimurkai Alloh, bukan pula jalan mereka yang sesat. Shirothol mustaqim akan bisa kita lalui biidznillah sekalipun mata kita tertutup. Alloh memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, begitu pula sebaliknya. Alloh memberikan pandangan "furqon" kepada hamba-hamba yang berpegang erat pada petunjuk Al Qur'an dan petunjuk As Sunnah. Itulah makna melewati beringin kembar dengan mata tertutup.

4. Syari'at, Hakikat, Thoriqot, Ma'rifat
Jika Anda pernah ke Alun-alun Selatan Kraton Ngayogyakarta tentu Anda melihat bahwa masing-masing pohon beringin diberi pagar beton berbentuk segi empat di sekelilingnya. Kenapa tidak lingkaran? Kenapa tidak segi lima, segi enam, dan seterusnya? Keempat sudut dan sisi pagar tersebut bermakna bahwa dalam memegang teguh Al Qur'an dan As Sunnah kita harus membingkainya dengan empat pendalaman ilmu yang tak bisa dipisahkan satu sama lain yaitu syari'at, hakikat, thoriqot, dan ma'rifat.

Sebagian orang memyepelekan dan menganggap mudah melewati beringin kembar Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta. Ini penyakitnya iblis yaitu sombong. Kita merasa telah mengunci koordinat dua pohon beringin di kiri dan kanan, menggaris lurus-lurus jalur yang hendak kita lewati.
"Dengan begini surga pasti dapat," pikir kita.

Jika tak hati-hati ternyata justru itu menjadi bukti bahwa kita hanya mengandalkan akal dan kemampuan diri, lupa pada Alloh. Hal tersebut menjadi perumpamaan orang-orang yang merasa telah menguasai Al Quran dan As Sunnah namun lalai dari membersihkan hati dan menebalkan tawakal pada Alloh, maka Alloh tak membuka hijab pandangannya, tak melembutkan kepekaan nuraninya, hingga syetan mudah menyesatkannya.

Bagaimana? Bisa Anda pahami? Inilah orang Jawa, semua ada maknanya.

Jadi, tantangan Masangin alias Masuk di antara Dua Beringin yang diberikan seorang wanita kepada calon pasangan hidupnya karena konon salah satu putri raja Hamengku Buwono pernah memberikan tantangan itu kepada keturunan Prabu Siliwangi yang melamarnya untuk mengetahui ketulusan dan kebersihan hatinya, prosesi melewati beringin kembar dengan mata tertutup pada malam satu Suro setelah mubeng beteng kraton, jika berhasil melewati maka beroleh keberuntungan dan keinginannya terlaksana, hingga mitos bahwa dua beringin itu merupakan gerbang menuju istana Nyi Roro Kidul di laut selatan, jangan sampai itu semua ditelan mentah-mentah.

Bolehlah Anda menguji calon suami Anda untuk melewati beringin kembar Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta, namun jangan lantas tidak jadi menikah disebabkan calon suami Anda gagal melewati beringin kembar atau semakin mantap menikah karena calon suami berhasil, jangan seperti itu.

Katakan saja, "Kangmas, tahukah makna dari melewati pohon beringin kembar ini? Aku ingin Engkau menjadi imamku, imam yang senantiasa berusaha membimbingku melalui jalan yang lurus. Dengan Al Qur'an dan As Sunnah mari kita bersama-sama meniti jalan itu, Kangmas. Pejamkan mata terhadap dunia, bersihkan akal dan hati, tawakkal pada Ilahi. Mari melangkah sambil terus mengaji dan nyinaoni hidup ini."

Leres Masdab, ini hanya semacam outbond. Pernah kan Anda outbond?
"Bapak Ibu, bayangkan Anda semua adalah anggota pasukan Densus 88. Anda akan menjinakkan bom di sana dengan bantuan beberapa potong bambu. Anda semua harus ditutup matanya kecuali pemimpin Anda. Dan Anda semua tidak boleh bicara, hanya pemimpin Anda yang boleh bicara dan memerintah Anda. Siap?"

Nah, setelah permainan selesai, berhasil ataupun tidak sebuah tim menjalankan misi, akan diberikan pemaknaan permainan oleh instruktur outbond. Melewati beringin kembar Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta juga hanya semacam tantangan outbond, bumbu-bumbu mitos diberikan agar Anda totalitas menjalani permainan. Setelah selesai permainan jangan langsung pulang, jangan buru-buru menyimpulkan. Eksplor perasaan lalu lanjutkan dengan menggali pemaknaan.

So, jika besok Anda seru-seruan bersama teman atau keluarga Anda dengan melewati beringin kembar di Alun-alun Kidul Kraton Ngayogyakarta, pastikan tantangan itu tidak lagi untuk menghakimi siapa berhati kotor siapa berhati bersih dengan mitos mistik yang menyertainya namun Anda bisa menjelaskan kepada mereka mengenai makna perjalanan dengan mata tertutup itu, tentang Al Qur'an dan As Sunnah, tentang jalan yang lurus, dan tentang pentingnya mempelajari petunjuk jalan lurus itu.

Semoga bermanfaat, jika ada benarnya maka itu milik Alloh, jika ada salahnya saya mohon maaf pada para pembaca dan saya mohon ampun pada Alloh.

Jogja memang istimewa...

Allohu a'lam...