Laman

Sleman Jelang PILBUP 23 Mei 2010

Malam itu Senin 23 Nopember 2009 kami berkumpul di kantor DPC PKS Ngemplak bersama pak Huda Tri Yudiana, S.T salah seorang anggota DPRD tingkat II Sleman dari Fraksi PKS. Kami berkumpul untuk membicarakan info dewan, PEMDA, serta masa depan DPC PKS Ngemplak. Topik menarik malam itu di antaranya rencana Pemilihan Bupati Sleman tahun 2010.

Bagaimana sikap PKS? Sampai saat ini dewan syuro masih menimbang mashlahat apakah PKS akan berkoalisi dengan mengajukan calon atau hanya mendukung pasangan calon. Mengajukan pasangan sendiri sepertinya sudah tidak menjadi opsi karena biaya pemenangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan DPD PKS Sleman di samping banyak alasan lain.

Eksekusi kebijakan pemerintah kabupaten Sleman dinilai lamban sehingga PKS Sleman merasa perlu mengimbangi lincahnya legislatif dengan mengambil peran eksekutif, khususnya kursi Bupati atau wakil Bupati. Sebagai contoh, anggaran pendidikan gratis SD-SMP se-Sleman bernilai milyaran rupiah "ngendon" di APBD hanya karena peraturan Bupati mengenai pencairannya belum terbit. Termasuk anggaran kesehatan gakin yang belum maksimal karena data gakin yang disusun sejak 2008 baru selesai bulan Oktober lalu. Eksekusi PERDA pelarangan minuman keras yang sudah diketok palu oleh DPRD dua tahun yang lalu juga masih nihil. Maka dari itu PKS perlu mengambil alih eksekutif.

Dari hasil survei diperoleh tiga kandidat terkuat calon Bupati Sleman yaitu Hafidh Asrom (22an %), Sri Purnomo (20an %), dan Sukamto (12an %), sisanya kurang dari 10 %. Dari hasil survey pula, lebih dari 60 % masyarakat Sleman menghendaki dipimpin oleh tokoh dari kalangan Islam. Selain itu selama ini partai yang dianggap kaderisasinya cukup baik adalah Demokrat dan PKS. Ditambah faktor peringkat ketiga perolehan suara PKS di Sleman pada pemilihan legislatif kemarin, PILBUP kali ini PKS harus ikut serta lagi dan menang agar tercapai Sleman yang Sejahtera Berkeadilan.


Seluruh kader PKS Sleman, bersiapsiagalah! 
Sukseskan Pemilihan Bupati Sleman 2010! 
Selamat berkarya dan tetap semangat! :D

Potret Keluarga Muslim

Dalam salah satu babak disyariatkannya ibadah haji ada kisah Hajar istri nabi Ibrohim yang harus ditinggal di padang gurun tandus bersama sang putra Ismail. "Kalau begitu Alloh tidak akan menelantarkan kami" jawab Hajar setelah nabi Ibrohim mengatakan bahwa ia meninggalkannya di tempat yang tiada manusia selain keduanya itu bersama Alloh. Lalu terjadilah adegan sa'i antara Shofa-Marwah mencari air yang dulu dilakukan Hajar kini menjadi salah satu rukun haji.


Karena iman pada Alloh, subhanalloh... Istri mana yang begitu ikhlas menerima ketentuan Alloh seperti Hajar? Kisah penyembelihan Ismail... Ayah mana yang setaat itu pada Alloh? Anak mana pula yang sepasrah itu pada perintah Alloh? "Kerjakanlah wahai ayah, niscaya engkau dapati aku termasuk orang yang sabar." 
Sungguh keluarga yang luar biasa hingga sholawat pada nabi Ibrohim mengikuti sholawat pada nabi Muhammad dalam tiap tahiyat kita. Mana mungkin semua itu mereka lakukan begitu saja tanpa diawali dengan membina iman?



Alloh tak akan membiarkan kita mengaku beriman tanpa mengujinya. Ujian ditimpakan untuk menentukan seberapa bergantungnya kita pada Alloh sebagaimana para shohabat Rosululloh yang diguncang kesulitan hebat hingga mereka menagih janji Alloh, "Mataa jaa'a nashrulloh?" 
"Sesungguhnya pertolongan Alloh itu dekat" jawaban atas pertanyaan para shohabat.


Kita, terkadang jauh lebih mengandalkan akal ketika menghadapi masalah. Semakin berat masalah, seakan akal semakin berat mencari solusi. Padahal Alloh yang memberikan masalah, Alloh pula yang akan menyelesaikannya. Tawakkal, di mana kita letakkan? Akal kita sombong, seakan Alloh tidak kuasa melakukan hal yang tidak masuk akal. Tak ingatkah kita pada Hajar dan Ismail? Siapa yang menghidupi mereka selain Alloh? Alloh kariim... Astaghfirulloh...

Banyak hikmah dari keluarga Ibrohim yang bisa kita petik. Indahnya jika kisah-kisah itu tak hanya mampir di otak tapi juga mengendap di hati dan terwujud dalam amal. Mari teladani risalah para nabi. Merekalah manusia yang paling berat ujiannya...

Dahsyatnya 'Aqidah

Karena 'aqidah, para jama'ah haji rela mengeluarkan uang lebih dari 35 juta utk menempuh perjalanan ke Makkah, jumlah yg cukup banyak bagi sebagian besar orang Indonesia. Karena 'aqidah pula, dahulu para shohabat rela hijroh dari Makkah ke Madinah & Habasyah. Syahid dlm jihad, lapar dlm puasa, masih banyak lagi yg bisa dilakukan umat Islam atas dasar 'aqidah sbg bentuk ketaatan pd Alloh.

Para shohabat yg mulia digembleng dlm fase dakwah Rosululloh di Makkah dg pemahaman 'aqidah yg luar biasa mantap shg pd saatnya mereka mampu menerima pembebanan syari'at Islam, ringan maupun berat. Mereka akhirnya rela meninggalkan syari'at & agama nenek moyang nan penuh khurofat jahiliyah, bagai memutihkan kain usang lalu membatiknya dg warna2 Ilahiyah. Kemantapan 'aqidah menjadikan hati mereka kokoh, tak sedikitpun muncul keinginan utk kembali kpd kekafiran setelah beriman.

Ada satu hal menarik ketika kita melihat fenomena kesia-siaan, maksiat, bid'ah, atau syirik yg terjadi di masyarakat kini. Berbagai isu atau produk dikonsumsi tanpa filter 'aqidah, akibatnya masyarakat rawan tersesat & sebagian kaum yg peduli terhadap agama akan garang, selalu saja begitu, tak ada upaya preventif.

Kaum liberalis akan mengatakan, "Biar masyarakat yg memilih." 
Kaum agamis mengatakan, "Tidak bisa dibiarkan, harus dihentikan, jangan sampai masyarakat disuguhi hal2 seperti ini." 

Akhirnya demonstrasi terjadi di mana2 dg dalih menyuarakan kebenaran. Apakah tidak ada gebrakan utk mengantisipasi rutinitas menjemukan berita televisi ini?

'Aqidah, jawaban atas segala keresahan di masyarakat. Perbaikan 'aqidah semestinya menjadi program utama kita, melebihi kebutuhan kita akan program revitalisasi ekonomi. Kenapa? Karena 'aqidah telah terbukti menjaga umat Islam tetap survive dalam boikot sosial ekonomi kaum kafir Quroisy ketika itu. Dengan 'aqidah yang benar, masyarakat akan tetap lurus sekalipun dihantam badai penyesatan. 'Aqidah menghapus segala kekhawatiran. Dg 'aqidah, berhala tak perlu disingkirkan, masyarakat sendiri yg akan menghancurkannya.

Generasi Harapan

Anda bisa mendownload nasyid berikut ini:
  1. Generasi Harapan by Izzatul Islam
  2. Generasi Harapan by Gondes
Silakan lihat syair keduanya di bawah ini:


Generasi Harapan
By Izzatul Islam


A... aaaaa... 7x

Di mana dicari pemuda Kahfi 
Terasing demi kebenaran hakiki 
Di mana jiwa pasukan Badar berani 
Menoreh nama-Mu ya Perkasa Abadi



Umat melalam di gelap kelam 
Tiada pelita penyinar terang 
Penunjuk jalan kini membungkam 
Lalu kapankah fajar kan datang



Mengapa kau patahkan pedangmu 
Hingga musuh mampu membobol bentengmu 
Menjarah menindas dan menyiksa 
Dan ditanya diam sekedar terpana



Bangkitkan negeri 
Lahirkan generasi 
Pemuda harapan 
Tumbangkan kedzoliman



Wajah dunia Islam ini memburam 
Cerahkan dengan darahmu 
Panji Islam telah lama terkulai 
Menanti bangkit kepalmu



Di mana jiwa pasukan berani 
Terasing demi kebenaran hakiki 
Di mana jiwa pasukan berani 
Menoreh nama-Mu ya Perkasa Abadi



Generasi Harapan
By Gondes


Ha...hahahahaha... 7x

Di mana ada ikhwan pemberani 
Yang sudah mandiri dan selalu mengaji 
Tetapi hidupnya masih terasa sunyi 
Indahnya ada pendamping berhati suci



Banyak sekali ikhwah yang mandiri 
Orang tua sudah tidak kasih subsidi 
Punya rumah juga kendaraan sendiri 
Tetapi sepertinya kehilangan nyali



Jangan lama-lama kuliahnya 
Tak baik demo sepanjang masa 
Ujian jangan ditunda-tunda 
Jangan abadi jadi mahasiswa



Saat demo semangat semua 
Pulang demo bolos kuliahnya 
Ujian jangan nyontek temannya 
Bikin kecewa calon mertua



Jangan kecewa yang ditolak ta’arufnya 
Masih selalu ada kesempatan kedua 
Bilakah tiba umur kita telah dewasa 
Harus punya rencana sempurnakan dien yang mulia



Makanya saat kita membikin data 
Isinya jangan terlalu banyak gaya 
Sangatlah mungkin ditolak ta’arufnya 
Karna lawan bingung membacanya



Ikutlah pelatihan membikin data 
Belajar dengan benar menyusun data 
Sederhana dan jangan berbunga-bunga 
Ungkapkan fakta apa adanya



Dimana dicari seorang ukhti 
Yang sudah siap untuk dijadikan istri 
Adakah calon mertua yang baik hati 
Sudi menerima calon mantu begini



Susahnya mencari ukhti sejati 
Sederhana pandai dan berbudi pekerti 
Memahami kekurangan calon suami 
Untuk membina keluarga yang islami



Mengapa kau patahkan pedangmu 
Hingga teganya kau menikah dulu 
Yang di sini bujangan semua 
Yang di situ malah pada ketawa

Rindu

Anda bisa mendownload nasyid berikut ini:
  1. Rindu by Snada
  2. Rindu by Gondes
Silakan lihat syair keduanya di bawah ini:


Rindu
By: SNADA



Di dalam kegelapan 
ku mencari cahyamu 
yang hilang sirna tak tersisa



Semakin ku terlena 
semakin kuterbawa 
arah hina dan ternoda



Kurindukan sinar sucimu yang mulia 
dan kuharapkan belai kasihmu 
Agar musnah semua keangkuhan diriku 
dan kulepaskan dari sifatku



Rindu
By: GONDES



Saat ikhwah menunda 
niat nikah segera 
kepala pening jadinya



Setelah berusaha 
merayu orang tua 
hasilnya ikhwah gembira



Kuingin pernikahan ini selamanya 
tiada hiraukan gosip tetangga 
Agar hidup tetap tenang dan sejahtera 
keadilan tegakkan bersama



Semakin ku merasa 
tekad ikhwah membara 
berlomba dengan temannya



Setahun cukup lama 
menunggu jawabannya 
kini ikhwah pemenangnya



Temannya ikhwah masih suka nunda-nunda 
masih senang jadi panitia 
Betapa lelah murobbi memprovokasi 
sekarang masih seksi konsumsi


Ada panitia yang terluka di hati 
target nikahnya koq gagal lagi 

Murobbi sudah membantu setengah mati 
terpaksa proses dari nol lagi


Temannya ikhwah masih suka nunda-nunda 
masih senang jadi panitia 
Betapa lelah murobbi memprovokasi 
sekarang masih seksi konsumsi 
sekarang masih seksi konsumsi…


Semoga tidak melanggar copyright... v^_^

Buku "Bagaimana Menyentuh Hati"

Silakan download buku "Bagaimana Menyentuh Hati" karya Syaikh Abbas As-Siisi di sini.
Semoga bermanfaat...

Thoghut Fasilitas

Akhir-akhir ini aliran listrik sering mati, sepertinya terjadi di berbagai tempat hingga banyak demonstrasi terjadi untuk memprotes kebijakan PLN. Pemadaman bergilir, pemadaman tiba-tiba dengan alasan penurunan pasokan ato perbaikan mengesalkan berbagai kalangan dari rumah tangga sampai industri dan bisnis yang memanfaatkan listrik sebagai bahan proses produksi. Bagaimana dengan anda? Ato para mahasiswa yang memerlukan listrik untuk menyalakan komputer?

Mungkin terlalu berlebihan tapi juga mungkin bisa menjadi bahan renungan bahwa sadar tidak sadar kita sudah menggantungkan diri pada selain Alloh.Tanpa listrik kita berhenti beramal, berhenti berkarya dan sebagainya. Bukan berarti ingin menyatakan bahwa PLN tidak perlu ditegur atas kurangnya pelayanan, hanya sekedar mengajak introspeksi hati. Di mana hati kita bergantung?

Seorang penulis yang begitu produktif dengan laptop senantiasa di sisi, apakah juga akan seproduktif itu jika hanya disanding kertas dan pena? Masa lalu telah mengajarkan banyak hal, pelepah kurma, kayu, tulang, batu, dinding penjara, dan banyak lagi media saat itu dengan berbagai keterbatasannya yang tidak menghalangi produktivitas menulis.

Kendaraan yang senantiasa menemani aktivitas dakwah, apakah rusak ato hilangnya menjadikan kita henti dakwah? Pengalaman mengajarkan bahwa sesungguhnya pesawat, kereta, mobil, motor, sepeda, bahkan kaki tak terlalu berpengaruh dalam pencarian sebuah hadits atau satu bidang ilmu di masa lampau. (Hiks... T_T jadi inget pas gak datang kajian karena gak punya bensin...)

Handphone yang selalu bisa menghubungkan kita dengan kolega dakwah, apakah lowbat atau lowpulse-nya menjadikan kita tak lagi gencar berkoordinasi? Bukankah pada awal abad ke-20 sampai menjelang abad ke-21 para aktivis dakwah berkomunikasi belum seintensif saat ini kala handphone dan internet semakin jamak? Dengan fasilitas minimalis mereka mampu menghasilkan karya yang menyejarah. Abad-abad sebelumnya? Jauh lebih minimalis.

Cukup, rasanya beberapa contoh di atas sudah cukup untuk mengingatkan kita agar tidak terjebak oleh kenyamanan fasilitas. Kalaulah hal itu menjadikan urusan kita mudah, alhamdulillah. Jikalau ketiadaannya menjadikan urusan kita kembali sulit, tetap alhamdulillah. Semoga hati kita senantiasa bergantung dan berharap hanya pada Alloh. Ada atau tiada fasilitas, selamat berkarya dan tetap semangat... :D

Wallohu almusta’an...

Tashfiyah dan Tarbiyah

Jika ingin luka kita cepat sembuh dan tidak mengalami infeksi atau komplikasi, sebelum dibalut dan diobati luka tersebut perlu dibersihkan dulu. Ya, agar pengobatan tidak sia-sia karena infeksi sekaligus medikasi tidak mungkin berjalan beriringan. Begitulah pula syirik dan tauhid tidak mungkin berdamai.

Tauhid baru akan tegak setelah kita menghapus semua syirik. Ini yang dimaksud tashfiyah dan tarbiyah. Keduanya harus dilakukan, tashfiyah sebagai proses penyucian dari segala bentuk syirik dan tarbiyah sebagai pembinaan tauhid. Belum disebut tauhid jika masih ada syirik.

Kita bisa membersihkan air keruh dalam sebuah gelas dengan terus-menerus menuanginya air jernih hingga luber dan air menjadi jernih atau membuang dulu air keruh kemudian menggantinya dengan air jernih. Yang jelas harus ada proses pembuangan kotoran dan pengisian air jernih, tidak bisa hanya salah satu. Tashfiyah dan tarbiyah tidak bisa dipisahkan.

Laa ilaaha illalloh bermakna menafikan segala sesembahan dan menetapkan bahwa hanya Alloh yang haqq untuk disembah. Bersihkan syirik, bangun tauhid. Syahadat kita tidak sah ketika kita mengaku menyembah Alloh namun masih menyembah selain-Nya. Semestinya ani’budulloha wajtanibuththoghut, menyembah hanya pada Alloh dan menjauhi thoghut.

Allohu akbar! Semoga syahadat kita tak hanya sampai di tataran akal tapi benar-benar menghujam di hati dan terwujud dalam amal. Laa haula wa laa quwwata illaa billah...
Allohu a’lam...

Cinta Ketujuh ^_^

Kata cinta selalu saja membuat pendengarnya merasa aduhai, tiba-tiba emosional, romantis, dan selalu ingin menebarkan kebaikan, bukan begitu? Kata yang menjadi strategi marketing Azzam dalam novel dan film KCB itu nampaknya benar-benar ampuh. Dengan brand “Bakso Cinta” tersentuhlah sisi sensitif anak muda khususnya mahasiswa sehingga hati mereka tergerak untuk mencicipi kelezatan bakso yang diramu oleh sang tukang tempe.

Saran bagi anda yang sedang mencari brand perusahaan atau produk, carilah merek dan logo yang “menyentuh”. Tidak harus cinta, kata tak bermakna namun unik dan manis yang logonya didisein simpel bisa jadi justru mudah lekat dalam ingatan konsumen dan “loveable”. Marketing tidak selalu membutuhkan pemaparan fungsi logis atau kelebihan suatu produk. Branding lebih penting dari itu semua. Bagaimana perasaan anda ketika mendengar “Yamaha, touching your heart”? Dibanding “Yamaha, murah, irit, gesit, cicilan pertama cukup 300 ribu.”?

Hey! Arep nulis tentang opo jhe? Mas’e ra jelas?

Ya, cinta kini menjadi salah satu qodhoyah umat di samping masalah-masalah lain seperti pendidikan, penegakan hukum, kemiskinan, pergaulan bebas, dsb. Zona merah jambu ini tak henti-hentinya menjadi perbincangan. Cinta erat kaitannya dengan jodoh, jodoh erat kaitannya dengan pernikahan, dan pernikahan..?? Hehe... Para jomblo mungkin mulai berusaha menebak arah tulisan ini. Tidak berbelit koq, ini hanya akan menjadi tulisan yang cukup singkat.

Hmm... coba lihat seorang Ummu Ghaida Ninih Muthmainah istri Aa’ Gym, subhanalloh... “Sudah dua puluh tahun saya menikmati karunia Alloh berupa kebahagiaan bersama suami. Saya terlalu cinta pada suami sehingga bisa menghalangi cinta saya pada Alloh. Cinta saya pada suami tidak boleh menghalangi cinta saya pada Alloh. Saya harus berbagi kebahagiaan.” kira-kira seperti itu yang diungkapkannya mengenai pernikahan kedua sang suami -Abdullah Gymnastiar-.


Tenang, kita belum akan membahas poligami. Yang sebenarnya ingin kita bahas adalah mengenai possitioning cinta. Bagaimana dan di mana kita memposisikan cinta kepada pasangan terhadap cinta kita pada Alloh. 

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah...” (Al-Baqoroh: 165)


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dari Anas, “Tiga hal yang barangsiapa tiga hal tersebut ada padanya, ia menemukan manisnya iman: hendaklah Alloh dan Rosul-Nya lebih dicintai dibanding selain keduanya. Mencintai orang lain yang ia tidak mencintainya kecuali karena Alloh. Membenci kembali pada kekafiran seperti kebenciannya untuk dicampakkan ke dalam neraka.”

Singkat saja, Alloh menghendaki kita mencintai pasangan hidup berada pada peringkat ketujuh setelah cinta kita pada Alloh menempati peringkat pertama. Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (At-Taubah: 24)

Seorang ustadz pernah mengatakan, “Kalau para da’i itu mau nikah, calon istrinya harus siap. ‘Jika kamu jadi istriku, kamu akan menjadi cinta ketujuhku’. Maka sebenarnya istri-istri itu hanya menempati peringkat ketujuh dalam prioritas cinta seorang da’i.”

Tentunya tidak sekaku itu, yang jelas cinta pada Alloh dan Rosul-Nya harus mempunyai posisi tertinggi dibanding yang lain. Akan tetapi dari surat At-Taubah ayat 24 tersebut kita bisa mengurai bagaimana kita perlu mengurutkan cinta kita. Urutan tersebut yaitu:
  1. Alloh
  2. Rosul-Nya
  3. Jihad
  4. Orang tua
  5. Anak-anak
  6. Saudara-saudara
  7. Istri-istri
  8. Kaum keluarga
  9. Harta
  10. Bisnis
  11. Rumah
Ini bukan berari merendahkan posisi istri namun begitulah bunyi ayatnya. Apakah ini menunjukkan urutan? Allohu a’lam...

Jadi, bersiaplah menjadi cinta ketujuh... ^_^