Laman

Adab Hadir di Hadapan Guru

HADIR

Oleh Akhid Nur Setiawan


Pagi itu saya mendatangi pengajian di sebuah masjid. Saat melepas sandal saya mendengar suara murottal dari luar masjid. Saya kira sebelum mulai pengajian memang disetelkan murottal.


Saya sapukan pandangan ke ruangan yang masih kosong. Ketika mata saya sampai di depan mihrab, terkejutlah saya melihat syaikh sedang tilawah di meja yang disiapkan untuk pembicara. Beliau masih muda tapi kami memanggilnya syaikh. Bacaan Al Quran beliau sebelas dua belas dengan bacaan para syaikh dari timur tengah karena beliau memang berasal dari timur tengah yaitu Libya.


Usai menggelar sajadah untuk tahiyatul masjid saya menikmati lantunan tilawah yang beliau sajikan. Sekalipun insyaallah sama-sama berpahala, mendengarkan bacaan Al Quran secara langsung ternyata dapat menghadirkan ruh dan emosi yang berbeda dibanding mendengarkan rekaman murottal dari perangkat pemutar suara. Ketika menemui ayat sajdah, sujud pun bisa sempurna.


"Jika dibacakan Al Quran maka dengarkan dan perhatikan agar kalian mendapat rahmat!"


Di hadapan syaikh kita akan berusaha menjaga aurat, menjaga adab, menjaga sikap. Di hadapan pemutar suara terkadang kita membiarkan bacaan Al Quran berlalu begitu saja sambil menyapu, memasak, mencuci baju, menyetrika, makan, berkendaraan, bercakap-cakap, bahkan tidur-tiduran. Ayat yang dibaca sama, riwayatnya sama, merdunya sama, pahalanya insyaallah juga sama, tapi berbeda fadhilahnya, tidak sama kadar barokahnya.


Begitu pula dengan belajar, ilmu yang didapat mungkin bisa sama, menghasilkan skor ujian yang sama, tapi "nilai"nya tak akan sama antara mereka yang menghadap guru langsung dengan mereka yang terhijab di balik layar kaca.


"Apa mau dikata? Inilah sekarang yang kita bisa."


Ketika kita terhalang untuk mendatangi guru atau bertemu dengannya, carilah cara untuk bisa menggantikannya, sekalipun tak pernah bisa menyamainya. Perbanyak istighfar dalam belajar, minta ampun atas segala kelemahan dan ketidakmampuan kita untuk memenuhi adab-adab sebagai murid. Perbanyak doa untuk guru-guru kita. Bayangkan wajahnya, mintakan ampun pada Allah atas segala kekurangannya.


Sungguh segala ilmu adalah milik Allah yang diberikan-Nya kepada siapa saja sekehendak-Nya. Kita bisa mendapatkan ilmu salah satunya melalui guru-guru kita. Doakan mereka agar selalu Allah bimbing dengan cahaya sehingga cahaya itu akan masuk juga ke sanubari kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar