Anak-Anak SD Semangat Berpuasa dan Shalat Malam Tanpa Disuruh

Anak-Anak SD Semangat Berpuasa dan Shalat Malam Tanpa Disuruh


Oleh Akhid Nur Setiawan


Dalam sebuah sesi halaqah seorang guru SD menyampaikan kebiasaan berpuasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada murid-muridnya. Ia bercerita bagaimana baginda Nabi gemar sekali berpuasa Senin dan Kamis. Para sahabat dan orang-orang shalih juga memiliki kebiasaan berpuasa sebagaimana Nabi teladankan.


Pekan-pekan setelahnya banyak sekali murid berusaha menjalankan puasa Senin dan Kamis padahal guru itu tak pernah mewajibkan mereka. Jangankan mewajibkan, sekedar memerintahkan atau menganjurkan pun tidak ia lakukan. Siapa yang sedang diikuti murid-murid itu? Betul sekali! Bukan guru yang mereka ikuti tapi Nabi, dari cerita gurunya tentang Nabi, shallallahu 'alaihi wasallam.


Di kesempatan lain guru muda itu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tak pernah meninggalkan qiyamullail. Shalat malam itu hukumnya wajib bagi Nabi secara pribadi. Para sahabat dan orang-orang sholih mengikuti Nabi dengan senantiasa menghidupkan malam-malam mereka. Mereka memperbanyak shalat, dzikir, tilawah, dan munajat.


Kejadian serupa terulang, murid-murid SD itu berusaha bangun malam tanpa diminta. Bayangkan! Anak usia SD bangun tengah malam dan tidak tidur lagi, tidak hanya sekali dua kali. Betapa resahnya orang tua melihat anak-anak yang belum baligh mengurangi separuh jam tidur malam mereka atas kemauan sendiri.


Akhirnya para wali murid sepakat menghadap ke kepala sekolah, "Ustadz, kami sangat senang anak-anak kami rajin berpuasa Senin Kamis. Kami berterima kasih sekali, Ustadz. Tapi ustadz, kami tidak tega melihat anak-anak bangun tengah malam dan tidak tidur lagi."


Mungkin para wali murid berpikir, jika anak-anak bangun malam itu karena tugas dari guru di sekolah, barangkali bisa meminta untuk diringankan, toh bukan amalan wajib. Masalahnya, anak-anak itu berusaha bangun malam sendiri dan tidak mau tidur lagi, bukan atas perintah guru atau sekolah. Mereka dibangunkan oleh kecintaan pada Nabi, karena sangat inginnya meniru Nabi.


Apa kira-kira tanggapan kepala sekolah? Ah, rasanya jawaban sang kepala sekolah saat itu tidak perlu untuk dibahas. Bagaimana masa depan anak-anak itu kelak, mungkin juga tidak perlu dipertanyakan, karena sekolah dasar itu ada di jalur Gaza.


Guru yang membimbing halaqoh murid-murid itu sudah lumpuh dan harus memakai kursi roda sejak remaja karena cedera. Dalam keterbatasan fisiknya Allah karuniakan hikmah untuk menolong agama-Nya. Sepanjang hidup ia tak henti bergerak bersama rakyat, khususnya anak-anak muda di sana, berjuang untuk kemerdekaan Palestina. Ya, guru SD itu kemudian dikenal oleh dunia dengan panggilan Syaikh Ahmad Yassin.


https://pejuangperadaban.blogspot.com/2022/09/anak-anak-sd-semangat-berpuasa-dan-shalat-malam-tanpa-disuruh.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar