Merdeka Artinya Menghamba, Apa Maksudnya?

Ya, sesungguhnya merdeka justru berarti menghamba. Merdeka berarti melepaskan diri dari penghambaan kepada sesama makhluk menuju penghambaan satu-satunya kepada Alloh Yang Maha Esa. Inilah kemerdekaan yang diserukan oleh seluruh Nabi utusan Alloh. Kita merdeka dari sesembahan lain selain Alloh. Kita merdeka dari mengadakan tandingan-tandingan lain selain Alloh, dan memproklamasikan diri hanya akan menghamba pada Alloh.

Mungkin kita lebih mengenal makna merdeka dengan istilah tauhid. Kita telah berulang kali memproklamasikan diri sebagai makhluk merdeka dengan naskah proklamasi yang memuat dua poin: pertama, memerdekakan diri dari menyembah sesembahan selain Alloh lalu menyatakan bahwa Alloh satu-satunya sesembahan yang haq untuk disembah; kedua, menyatakan bahwa Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam ialah utusan Alloh sebagai penjelas dan penuntun hidup kita di dunia.

Berulang-ulang dalam sholat setiap hari kita berikrar:

Asyhadu an laa ilaaha illalloh, wa asyhadu anna muhammadar rosuululloh.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) kecuali Alloh, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad ialah utusan Alloh.

Kalimat inilah yang menggemparkan negeri Arab 1400 tahun yang lalu. Kalimat inilah yang mempersatukan berbagai suku, bangsa, etnis, kedudukan, status sosial, dan segala perbedaan menjadi satu identitas: muslim. Ketika kedzoliman merajalela, ketika kehidupan serba seenaknya, ketika aturan yang berlaku hanyalah hukum rimba, ketika manusia menghamba sesamanya, ketika manusia menyembah benda-benda tak bernyawa, seorang Nabi yang mulia diutus untuk membenahinya, membawanya dari kegelapan menuju cahaya.

Detik-detik Fathu Makkah

Alloh berfirman dalam surat An-Nashr ayat 1-3:

Ketika datang pertolongan Alloh dan kemenangan. Dan Engkau melihat manusia masuk ke dalam agama Alloh secara berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah pada-Nya. Sesungguhnya Ia Maha Penerima Taubat.

Surat tersebut dipahami para sahabat bahwa kemenangan Islam telah dekat, sang Nabi kelak mangkat.

Diriwayatkan sepanjang perjalanan Nabi menuju Makkah untuk memerdekakan kota itu beliau shollallohu alaihi wa sallam terus membaca surat Al-Fath. Akhirnya kemenangan itu nyata saat penduduk Makkah menghancurkan sendiri berhala-berhala mereka di sekitar Kabah. Tak ada paksaan bagi mereka yang tak mau memeluk agama Islam. Bagi yang berada di dalam rumah mereka semua aman. Bagi yang berada di rumah Abu Sufyan aman. Alloh pertontonkan bahwa saat datang pertolongan Alloh dan kemenangan, manusia berbondong-bondong memerdekakan diri dari penyembahan kepada selain Alloh. Mereka mengakui kebenaran risalah Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam. Itulah gambaran gebyar kemerdekaan di Makkah setelah satu dekade peristiwa Hijrah.

Cara Mengisi Kemerdekaan

Sekalipun sebenarnya masih banyak tersimpan pertanyaan terkait kemerdekaan Republik Indonesia, Apakah sekarang atau sejak 70 tahun yang lalu kita benar-benar telah merdeka? Biarlah masing-masing kita menjawab pertanyaan itu dengan apa yang selama ini kita rasakan. Terlepas dari itu semua yang jelas saat ini kita sudah tidak perlu bergerilya angkat senjata melawan penjajah yang mendzolimi rakyat dan tanah tumpah darah kita. Katakanlah kita sudah merdeka, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan kita?

Dalam surat An-Nashr Alloh memberikan tiga perintah jika pertolongan dan kemenangan Alloh telah datang:
1. Bertasbih
2. Bertahmid
3. Beristighfar

Terlalu sombong jika kita hendak mengisi kemerdekaan dengan ini itu, pembangunan, kemajuan, dan sebagainya. Tiga hal tersebut yang semestinya kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan.

Karena hakikat kemerdekaan ialah pertolongan dan pemberian Alloh, sepatutnya kita bertasbih, bertahmid, dan beristighfar pada-Nya. Barangkali ada dosa yang sebenarnya menghalangi kita ditolong Alloh namun ternyata Alloh tetap menolong kita, karena itu kita beristighfar. Kita kembalikan semuanya pada Alloh, merdeka atau mati.

Perlulah kita memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan mengheningkan cipta. Utamanya untuk bertasbih, bertahmid memuji Alloh, lalu mohon ampun. Bukan sekedar mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului, namun kita mohonkan ampun mereka pada Alloh.

Adapun soal pembangunan, kesejahteraan, pemerataan, dan keadilan sosial, tentulah itu semua kita upayakan sembari kita memperjuangkan ketaatan kita pada Alloh. Dia-lah yang telah memerdekakan kita, kepada-Nya-lah kita menghamba. Jika kita taat kepada-Nya, ridho mengikut ajaran Rosul-Nya, mengelola tanah air kita sebaik-baiknya, pasti Alloh turunkan rahmat dan barokah dari langit dan dari bumi secara berlimpah-limpah. Tak ada yang perlu kita khawatirkan. Allohu alam.

Sumber / Penulis : Abu Halilah bin Jamal

Reuni Krik Krik

Empat orang pria mengadakan reuni lalu berbincang tentang perjalanan kehidupan selama ini berikut capaian-capaian kondisi kekinian mereka.

Pria 1 : Alhamdulillah, sejak sering shalat dhuha rejeki menjadi lancar. Bisnis sukses, banyak investor pengen buka cabang, sebentar lagi anak saya lulus SMA, rencananya akan sekolah ke luar negeri.

Pria 2 : Subhanallah, sejak naik haji lalu berusaha umroh tiap tahun ibadah rasanya menjadi lebih greget. Alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya ada dua, punya villa dan beberapa kavling, aset semakin bertambah. Orang tua pun sangat bangga, berkat doa saya di tempat2 mustajab di haromain.

Pria 3 : Masya Allah sungguh nikmat tak terkira sejak merutinkan puasa dan bersedekah rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak saya baru selesai kuliah diluar negeri dan langsung diangkat jadi staff khusus mentri.

Ketiga pria tersebut kemudian melirik ke arah pria ke-4 yang sejak awal hanya terdiam. Salah satu dari mereka bertanya kepada pria ke-4.

“Bagaimana dirimu? Kawan, mengapa diam saja?”

Pria 4 : Saya tidak sehebat kalian. Jangankan kesuksesan, bahkan saya tidak tahu ibadah yang saya lakukan ada yang diterima oleh Allah atau tidak.

...Krikk.. ..krikk...

Jauh dari Keramaian Muktamar NU dan Muhammadiyah; Siapakah 'Abdullah Dahlan Asy'ari?

Akhir-akhir ini ramai orang-orang memperbincangkan muktamar NU dan Muhammadiyah yang hampir berbarengan. NU mengadakan muktamar ke-33 di Jombang Jawa Timur pada tanggal 1-5 Agustus 2015. Muhammadiyah mengadakan muktamar ke-47 di Makassar Sulawesi Selatan pada tanggal 3-7 Agustus 2015. Keduanya merupakan ormas besar dengan pendiri masing-masing yang memiliki kedekatan jalur nasab keturunan maupun sanad guru.

KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan KH Muhammad Darwis Ahmad Dahlan tentu terkenal di seluruh penjuru nusantara. Keduanya mendirikan organisasi massa yang hingga saat ini bisa dikatakan menjadi dua ormas terbesar di Indonesia: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Berbagai perbedaan simpulan fiqh diadukan antarkeduanya. Agar mereka tak bersatu, mungkin kehendak para penjajah zaman dahulu. Benar, jika umat islam bersatu, kedua ormas besar islam bersatu, barangkali penjajah akan lari tunggang langgang saat itu.

Suatu saat pernah terbentuk Masyumi atau Majlis Syuro' Muslimin Indonesia yang mewadahi semua ormas islam di Indonesia. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ada di dalamnya. Sebelum PEMILU '55 NU keluar dari Masyumi lalu mendirikan partai sendiri. Konon hal tersebut dikarenakan para kiai NU dikerdilkan perannya, hanya boleh mengurus pesantren. Setelah PEMILU '55 Muhammadiyah juga perlahan menarik diri dari Masyumi. Masyumi hanyalah cara Jepang mengumpulkan lalu memegang "kepala" umat islam, selain melalui keberadaan departemen agama di bawah pemerintahan Jepang ketika itu.

Bayangkan, saat PEMILU '55 Partai Masyumi memperoleh lebih dari 20% suara di parlemen sedangkan Partai Nahdlatul Ulama memperoleh sekitar 16% suara. Jika tidak ada Dekrit 5 Juli oleh Presiden Soekarno yang membekukan konstituante mungkin wajah Indonesia akan berbeda saat itu. Selain itu memang setelah memerdekakan bangsa para kiai dan santri cenderung kembali ke pesantren sehingga pos-pos kepemimpinan dan kekuasaan diserahkan kepada kalangan lain dari bangsa ini. Batallah negeri kita jadi Republik Indonesia Syari'ah.

Saat perang kemerdekaan Masyumi memiliki Laskar Hizbulloh sebagai barisan mujahidin pengusir penjajah. Santri-santri baik dari Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah berada dalam satu komando untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Kisah mengenai presiden Soekarno yang meminta fatwa kepada Ulama mengenai hukum berperang melawan penjajah, sowannya Bung Tomo, sowannya Jenderal Soedirman ke pesantren-pesantren mungkin pernah menjadi fakta sejarah yang didengar banyak orang dari luar bangku sekolah.

Simbah kakung dari istri saya merupakan veteran Hizbulloh. Beliau seorang Muhammadiyah. Beliau sering menuturkan epik kepahlawanan zaman perjuangan kepada istri saya. Bapak ibu mertua saya juga Muhammadiyah. Keluarga besar istri saya bisa dibilang keluarga Muhammadiyah. Lain dengan keluarga saya, keluarga saya merupakan basis keluarga Nahdlatul Ulama. Sampai saat ini bapak ibu saya berkhidmat pada salah satu pondok pesantren besar NU di Yogyakarta. Orang-orang NU tentu tahu Pondok Pesantren Sunan Pandanaran.

Takdir Alloh mengantar saya menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta pada pertengahan tahun 2004 tepatnya mulai 17 Agustus 2004. Pesantren NU itu berada di lingkungan wilayah Muhammadiyah. Akulturasi budaya dan tradisi kedua ormas menemukan titik toleransi di sana. Uniknya, konon KH Asyhari Marzuki pendiri pondok pesantren tersebut mengagumi pergerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dilihat dari koleksi buku-bukunya. Hal ini dituturkan oleh seorang alumni pondok yang pernah mengkodifikasi buku di perpustakaan "ndalem". Saya sendiri belum pernah bertemu beliau karena saya mulai mondok beberapa hari setelah beliau wafat.

Sembari nyantri di PP Nurul Ummah saya juga mengaji kepada murobbi dan ustadz-ustadz Tarbiyah yang gerakan dakwahnya terinspirasi gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Saya pun akhirnya pindah mondok ke Pondok Pesantren Mahasiswa Islamic Centre Al-Muhtadin Seturan yang diasuh oleh KH Cholid Mahmud, salah seorang perintis dakwah Tarbiyah di Yogyakarta. Sementara itu usia remaja istri saya dihabiskan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Solo lalu dilanjutkan di Madrasah 'Aliyah di Yogyakarta. Dalam masa yang sekira hampir sama istri saya sempat mengikuti pergerakan Muhammadiyah sampai akhirnya bertemu dengan orang-orang Tarbiyah.

Hari itu tiba ketika kami bertemu dalam sebuah akad nikah. Putri dari keluarga Muhammadiyah menikah dengan putra dari Keluarga Nahdhatul 'Ulama'. Teman-teman dari orang tua kami banyak yang mengherankan hal itu. "Ben podo bersatu, aku wes nglekasi," kata ibu mertua saya.

Putri pertama kami lahir saat kami merasakan begitu banyaknya masalah umat di negeri Indonesia. Pastinya secara hitungan manusia tak cukup satu dua orang untuk menyelesaikannya, bahkan satu dua generasi pun rasanya belum cukup. Kami beri nama putri pertama kami Halilah Halimah Mursyidah. Halilah bermakna solusi. Kami mendoa pada Alloh agar kelak ia dan anak keturunannya menjadi bagian dari solusi atas masalah-masalah umat.

Halimah bermakna lembut. Pada awalnya kami berharap anak pertama kami lahir laki-laki namun ternyata Alloh menghendaki lahir perempuan. Halimah merupakan nama seorang wanita yang menyusui Rosululloh saw. Di balik nabi yang mulia ada seorang wanita yang tak setenar istri-istri nabi, hanya dikisahkan wanita itu dilimpahi barokah karena membawa pulang bayi calon nabi, namun melalui perantara wanita itulah sesungguhnya Alloh memberi rizki pada permulaan kehidupan sang nabi. Semoga kalaupun ia tak menjadi orang yang berada di depan sebagai pemimpin, kelak ia memiliki peran dalam melahirkan pemimpin-pemimpin besar yang menjadi solusi.

Mursyidah bermakna penunjuk, instruktur, atau pengarah. Saat kehamilan pertama istri saya banyak membaca surat Al-Kahfi. Diriwayatkan bahwa Rosululloh saw pernah berpesan yang maknanya bahwa barangsiapa menghafal 10 ayat pertama surat Al-Kahfi maka ia akan dijaga dari fitnah dajjal. Hari-hari kita saat ini ialah hari-hari akhir zaman dimana suatu hari akan muncul fitnah dajjal. Kehidupan semakin kacau balau, gonjang-ganjing, terbolak-balik, serba buram, serba tidak jelas. Hajat kita semua kepada Alloh di akhir zaman ini ialah keberadaan Al-Mahdi, seorang imam yang dijanjikan Alloh untuk memberi satu komando kepada seluruh umat islam di dunia. Mursyidah, seorang mursyid wanita yang semoga menjadi perantara Alloh memberi petunjuk dan arahan kepada umat untuk menemukan solusi-solusi dan menelusuri jalan-Nya di zaman yang mulai kembali gelap gulita.

Saat putri pertama kami berusia sekitar delapan bulan kami mencoba mengaktifkan sebuah pesantren. Saya menyerahkan sebuah lembaga pendidikan Al-Qur'an yang saya dirikan di Yogyakarta kepada kawan-kawan yang dahulu juga bersama-sama mendirikannya. Saya memilih memulai mengelola pesantren tanpa santri. Berawal dari seorang santri, menjadi tiga, menjadi sepuluh, hingga menjadi tiga puluh lima saat akhirnya kami meninggalkan mereka. Pesantren Masyarakat As-Salam kini juga kami serahkan pengelolaannya kembali kepada pengurus yayasan.

Sebelum kami memutuskan mencoba mengelola pesantren, kami sowan kepada salah satu pengasuh pesantren di Imogiri. Beliau mendalami tasawuf, memberdayakan masyarakat, mendirikan pesantren, sekaligus menjalani kehidupan sebagai seorang budayawan dengan sekian banyak karya dan kesibukan. Gus Nas, beliau biasa disebut, kami memanggil beliau Pak Nas. Beliau salah satu guru istri saya. Beliau sebenarnya tidak mengizinkan kami mengurus pesantren. Beliau justru menawarkan kami mengelola pesantren beliau di salah satu bukit di daerah Imogiri. "Kamu tiga tahun tinggal di sana, setelah itu silakan. Mendirikan pesantren itu bukan hal yang mudah. Butuh keikhlasan yang besar. Para kiai itu mengalami proses pemurnian keikhlasan yang luar biasa. Tiga tahun, nanti kamu akan siap menghadapi segala macam manusia dengan berbagai karakter."

Kami melanjutkan kehidupan dengan tetap bertekad mendirikan sebuah pesantren. Saya meninggalkan Baitul Qur'an lalu tiba-tiba diajak mendirikan pesantren oleh yayasan. Tadinya saya memang berniat tiga atau lima tahun lagi baru akan mendirikan pesantren namun barangkali Alloh ingin segera membenturkan kami dengan tadhribat. Mulailah kami mengajarkan hafalan Juz 'Amma kepada anak-anak lingkungan sekitar pesantren hingga akhirnya kami memutuskan pindah tempat tinggal menjelang kelahiran anak kedua kami.

"Kita kan belum tahu yang akan menjadi kiainya As-Salam itu siapa."
Istri saya tersenyum dalam kesakitan, "Maksudnya anak ini? Aamiin."
Sesaat usai adzan Maghrib anak kedua kami lahir laki-laki padahal dua kali periksa USG dikatakan bahwa sepertinya janin berjenis kelamin perempuan. Nama yang sudah kami siapkan untuk anak pertama akhirnya kami berikan kepadanya. Putra kedua kami beri nama 'Abdullah Dahlan Asy'ari. Kami mendoa pada Alloh agar kelak ia dan anak keturunannya menjadi bagian dari pengawal bangkit dan bersatunya umat Islam.

Nama 'Abdullah kami ambil dari nama seorang pendiri gerakan Tarbiyah di Indonesia yaitu KH Rahmat 'Abdullah. Saat ini gerakan Tarbiyah lebih dikenal dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Beliau wafat sekitar tahun 2005. Sebuah film dibuat untuk mengenang beliau dengan judul "Sang Murobbi". Tidak lama lagi insyaalloh juga akan diluncurkan film "Rindu Sang Murobbi". Film Sang Murobbi mengisahkan perjalanan dakwah beliau keluar masuk kampung, bersembunyi dari rezim represif ketika itu, berbagai tantangan, ujian, masalah, ukhuwah, hingga akhirnya pada masa reformasi berdirilah Partai Keadilan yang sekarang berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera.

Nama Dahlan kami ambil dari nama seorang pendiri gerakan Muhammadiyah di Indonesia yaitu KH Muhammad Darwis Ahmad Dahlan. Pada peringatan satu abad Muhammadiyah beberapa tahun lalu sebuah film dibuat untuk mengenang beliau dengan judul "Sang Pencerah". Film Sang Pencerah menggambarkan betapa gelapnya kehidupan agama di sekitar Kraton Ngayogyokarto, bagaimana beliau berupaya mencerahkan Kauman sepulang berguru di Makkah, mengajar, melayani masyarakat, mendirikan sekolah, ditentang, langgar(surau)nya dibakar, bekerjasama dengan penjajah, mengajar di sekolah mereka, hingga akhirnya pada tahun 1912 berdirilah Persyarikatan Muhammadiyah.

Nama Asy'ari kami ambil dari nama seorang pendiri gerakan Nahdlatul Ulama di Indonesia yaitu KH Muhammad Hasyim Asy'ari. Sebuah film dibuat untuk mengenang beliau dengan judul "Sang Kiai". Film Sang Kiai mengisahkan bagaimana perjuangan para kiai dan santri berperan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Film ini lebih banyak mengambil setting waktu setelah berdirinya Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Penggambaran bagaimana beliau mengasuh pesantren, mengayomi para petani, membersamai mereka, memberi pengertian-pengertian kepada para santri dengan begitu lembut, hingga ditangkap penjajah karena tidak mau melakukan Seikerei, membentuk Masyumi, menjadi menteri agama, menerima kunjungan pejuang-pejuang kemerdekaan, memberangkatkan para santri berjihad mengusir penjajah melalui Laskar Hizbulloh, sampai akhirnya wafat membuat penonton merasa rindu dengan sosok kiai seperti beliau.

Sesungguhnya kita ini memiliki tiga bapak: pertama; bapak kandung kita, kedua; yang menikahkan putrinya dengan kita, ketiga; yang mengajari ilmu pada kita. Ayah saya Nahdlatul Ulama, mertua saya Muhammadiyah, guru saya Tarbiyah (PKS). Melalui tulisan ini kami hanya meminta Al-Fatihah dan doa dari ikhwah sekalian, tolong mohonkan pada Alloh, semoga kelak 'Abdullah Dahlan Asy'ari berserta anak keturunannya Alloh jadikan sebagai bagian dari pengawal bangkit dan bersatunya umat Islam di negeri Indonesia. Tentunya dunia ini akan indah saat ada bumi, matahari, dan bulan yang beredar dan bertasbih dalam ketundukan pada-Nya. Wallohul muwaffiq ila aqwamith thoriq, albirru manittaqo, fastabiqul khoirot, allohu a'lam bish showab, wal 'afwa minkum, wa akhiru da'wana alhamdulillahi robbil 'alamin. Aamiin.

Titik Memulai Hari

Suatu saat saya bersama teman-teman diajak menginap di rumah guru kami di salah satu daerah di Jawa Tengah. Rumah guru kami lumayan berada di dataran tinggi ditandai dengan jalan yang agak menanjak dan tanah yang berwarna coklat kemerahan. Kami tidur di rumah beliau hingga pada dini hari dibangunkan untuk bersama sholat malam.

Dalam tidur saya bermimpi telah dibangunkan lalu melihat suasana kampung yang begitu ramai oleh orang-orang.
"Kehidupan di sini dimulai pukul satu atau dua dini hari," kata guru saya dalam mimpi.
Ketika bangun memang saya mendapati ayah beliau kalau tidak salah sedang sholat di halaman rumah. Saya agak lupa, entah itu mimpi atau nyata.

Kami lantas mendirikan sholat malam di mushola sekitar seratus atau dua ratus meter dari rumah guru kami. Sambil menunggu antrian wudhu beberapa dari kami memulai sholat. Sesaat setelah kami sholat bersama, jamaah subuh mulai berdatangan. Subuhan diakhiri dengan saling bersalaman di antara jamaah.

Beberapa kali kami mabit menginap bersama guru kami, entah di masjid, di rumah salah satu dari kami, atau di perkemahan, jam berapapun beliau mulai tidur, hampir selalu jam setengah tiga dini hari beliau sudah mulai membangunkan kami. Mungkin itu sudah menjadi ritme beliau dalam memulai hari. Tentunya ritme irama sirkadian atau jam biologis kita berbeda-beda tergantung pola kebiasaan dan pembiasaan kita. Irama itu yang menjadikan kita mengantuk pada malam hari dan bangun pada pagi hari tanpa bantuan alarm.

Ada sebagian dari kita yang memulai hari saat berkumandang adzan subuh. Ada sebagiaan lain memulai pada pukul lima, pukul enam, pukul tujuh, dan sebagainya. Ada juga yang memulai hari justru saat matahari terbenam sebagaimana berlaku kalender qomariyah. Ada yang memulai hari pukul 00.00 seperti kalender syamsiyah. Semua hanyalah kesepakatan kita dengan diri kita masing-masing.

Para pegawai mungkin merasa memulai hari sejak memasuki kantor. Tentara memulai hari sejak apel pagi. Pedagang pasar induk memulai hari sejak dini hari. Pedagang angkringan bisa jadi merasa memulai hari saat menjelang maghrib. Pegawai dengan shift kerja harinya dimulai saat menjelang shift dimulai. Titik memulai hari menjadi awal kita menghadapi hari itu dengan penuh perjuangan. Orang sakit dan orang-orang yang tanpa aktivitas rutin pun pasti juga merasakan memulai hari.

Seorang anak kos di tanggal tua bisa jadi memundurkan titik memulai hari. Jika biasanya hari dimulai ketika sarapan lalu ke kampus, di tanggal tua anak kos menjamak sarapan dengan makan siang baru setelah itu hari dimulai. Seorang yang mengalami masalah berat, ditagih utang, dikejar deadline barangkali harinya dimulai seketika saat pagi hari membuka mata. Ada pula orang-orang yang tak bisa terlelap sesaat sekali terjaga dari tidurnya. Mungkin ada pula mereka yang harinya berjalan tanpa jeda, siang malam tak ada beda.

Di titik mana Anda menyepakati dengan diri sendiri untuk memulai hari? Dini hari, pagi hari, siang hari, sore hari, petang hari, atau malam hari? Atau Anda tak perlu kesepakatan sama sekali? Atau hari-hari Anda bergulir siang malam tanpa henti, hanya istirahat sejenak untuk meluruskan punggung dan mengistirahatkan badan, tak peduli siang malam? Bagaimanapun jua, semoga Alloh meridhoi setiap detik kehidupan kita.

Ashabul A'rof: Penghuni Perbatasan Surga dan Neraka

Jika selama ini Anda meyakini bahwa di akhirat nanti hanya ada dua pilihan tempat sebagai ketentuan dari Alloh yaitu surga dan neraka, mungkin Anda perlu menyimak tulisan ini. Ternyata kelak ada orang-orang yang tidak masuk surga namun juga tidak masuk neraka. Lalu bagaimana nasib mereka?

"Ya Alloh, aku bukanlah ahli surga namun aku tidak sanggup berada di neraka jahim. Maka terimalah taubatku dan ampunkanlah dosaku. Sesungguhnya Engkau-lah pengampun dosa-dosa besar."

Syair i'tirof Abu Nawas tersebut mungkin sering kita dengar. Syair seorang yang mengerti betul bahwa surga dan neraka ialah milik Alloh, wewenang dan kekuasaan menentukan tempat kembali manusia ialah hak dan kewajiban Alloh. Yang Maha Menghitung amal, menimbang, menilai, dan menyimpulkan hanyalah Alloh. Yang Maha Merahmati hanyalah Alloh. Yang memberi izin untuk memberi syafaat pada Nabi hanyalah Alloh.

Tak pantas rasanya kita masuk surga namun juga tak kuat kita masuk neraka. Hanya ampunan Alloh yang kita minta. Jika Alloh berkenan mengampuni niscaya kita pun akan dimasukkan-Nya ke dalam surga.

Sesungguhnya ada di antara manusia kelak yang tidak masuk surga namun juga tidak masuk neraka. Mereka berada di perbatasan antara surga dengan neraka. Mereka bukan belum dihitung amalnya, bukan orang-orang yang meninggal dalam keadaan gila, bukan anak-anak yang meninggal sebelum baligh. Mereka ialah orang-orang sebagaimana firman Alloh:

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A'rof (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda tandanya. Mereka menyeru penghuni surga. 'Salamun 'alaikum' (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang dzolim itu.'." (Al-A'rof: 46-49)

Ya, mereka itu Ashabul A'rof. Orang-orang yang menurut para mufassir berada di sana karena mati di jalan Alloh dalam keadaan bermaksiat kepada orang tuanya, atau mereka yang timbangan amal baiknya sama dengan amal buruknya, amal baik tak mampu mengantar ke surga sedangkan amal buruk juga tak mampu mengantar ke neraka, atau anak hasil zina, atau orang-orang sholih yang menghibur diri di al-a'rof, atau mereka yang diridhoi ayahnya namun tidak diridhoi ibunya dan sebaliknya, atau orang yang mati pada masa ketiadaan nabi namun tetap beragama yang lurus, atau para nabi, atau anak orang musyrik, atau orang yang beramal karena Alloh namun riya' dalam amalnya, atau pelaku dosa kecil yang dosanya tidak terhapus dengan sakit dan musibah di dunia sedangkan ia tidak melakukan dosa besar.

Jadi, di akhirat nanti ada manusia yang dimasukkan Alloh ke dalam surga tanpa hisab, ada yang karena rahmat Alloh, ada yang karena syafaat. Mereka yang berlomba dan bersegera dalam kebaikan termasuk mengorbankan harta maupun jiwanya di jalan Alloh bisa masuk surga tanpa hisab. Mereka yang konvensional dengan ketakwaannya, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan sehingga timbangan amal kebaikannya lebih banyak, mereka masuk surga karena rahmat Alloh. Orang-orang yang termasuk golongan ketiga ialah mereka penghuni a'rof, atau orang-orang yang berada di neraka lalu diberi syafaat oleh Nabi Muhammad, para syuhada, dan orang-orang yang diberi hak memberi syafaat oleh Alloh, termasuk syafaat Al-Qur'an. Mereka menunggu syafaat agar bisa masuk surga setelah semua penghuni surga memasuki surga.

Ashabu A'rof, kelak akhirnya mereka pun dimasukkan Alloh ke dalam surga.
"Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati." (Al-A'rof: 49)

Mungkin kita inilah para calon penghuni A'rof, sekuat takwa menghindari dosa besar namun terus saja mengerjakan dosa-dosa kecil. Amal kebaikan tak seberapa, tak punya amal istomewa, apalagi berkorban harta jiwa raga, rasanya tak ada pantas-pantasnya menghuni surga. Hanya rahmat dan syafaat kita harap.

Ilahi lastu lilfirdausi ahlan.
Wa laa aqwa 'alannaril jahimi.
Fahabli taubatan waghfir dzunubi.
Fainnaka ghofirudzdzanbil 'adzimi.

Allohu a'lam.
#catatan liqo'

Wasiat Kaos Kaki Bolong

Seorang pengusaha yang tengah menjalani masa tuanya meminta anak-anaknya berkumpul. Ia hendak memberi wasiat kepada ketiga anaknya. Seluruh anggota keluarga berkumpul untuk bersama mendengarkan wasiat sang ayah. Meskipun tidak dalam kondisi sakit di ujung kematian, ia merasa bahwa saat itulah saat yang tepat untuk berwasiat.

"Nak, kalian tahu bagaimana ayah membangun bisnis keluarga kita ini. Terutama Engkau sulung, masa kecilmu jauh lebih berat dari adik-adikmu karena saat itulah awal mula ayah memulai bisnis."

"Ayah sudah cukup tua, ayah ingin berwasiat pada kalian. Begini, ayah tidak perlu mempercayakan keberlanjutan perusahaan kepada salah satu di antara kalian. Ayah tahu kalian sudah cukup dewasa dan bisa mengurusnya bertiga."

"Ayah hanya ingin kalian memenuhi permintaan ayah ketika nanti ayah sudah meninggal."

Sang ayah membuka sebuah kotak lalu mengeluarkan sepasang kaos kaki yang ujungnya berlubang.

"Nak, ini kaos kaki ayah. Kaos kaki ini sampai bolong karena saat memulai bisnis yang begitu beratnya waktu itu, hingga membuat ayah tak sempat membeli kaos kaki baru. Tak sempat atau tak ada dana, itu sama saja. Kaos kaki ini yang menemani langkah-langkah kecil ayah memulai bisnis. Ayah sengaja menyimpannya sebagai pepiling atau pengingat bahwa bisnis keluarga kita ini dahulu dimulai dari sebuah kerja keras, kesederhanaan, dan kesabaran. Kalian perlu memegang prinsip itu kelak jika nanti melanjutkan bisnis keluarga kita."

"Nah, anak-anakku, ayah ingin berwasiat pada kalian. Jika nanti suatu saat ayah meninggal, ayah ingin dikubur dengan mengenakan kaos kaki bolong ayah ini. Kalian bersedia melakukan wasiat ayah?"

Sesaat ketiga anak pengusaha itu terdiam dan saling berpandangan lalu si sulung menjawab, "Insyaalloh, wasiat ayah akan kami laksanakan."

"Terima kasih anak-anakku."

Waktu berlalu hingga akhirnya sang pengusaha meninggal. Sebelum pak Rois memakaikan kain kafan pada jenazah sang pengusaha si sulung membawakan sebuah bungkusan.

"Pak, ini dulu wasiat dari ayah. Ayah berwasiat bahwa jika kelak meninggal ayah ingin dikubur dengan mengenakan kaos kaki ini."

"Coba saya lihat Mas."

"Bagaimana Pak?"

"Sepertinya tidak bisa Mas. Sebagai seorang muslim bapak hanya boleh mengenakan kain kafan saat dimakamkan."

"Tapi ini wasiat ayah saya Pak."

"Sekalipun wasiat, jika tidak sesuai syariat tidak bisa dilaksanakan Mas."

"Lalu bagaimana Pak?"

"Coba bagaimana bunyi wasiatnya, barangkali ada suratnya?"

"Di kotaknya ayah Mas," kata si bungsu.

Si sulung mengambil kotak yang juga menjadi tempat penyimpanan kaos kaki bolong ayahnya. Selembar kertas terlipat berbungkus plastik diambil lalu diberikan si sulung kepada pak Rois.

"Apakah ahli waris pernah membaca surat ini?" tanya pak Rois.

"Belum pernah ada yang membacanya Pak. Kami hanya dipesani tentang kaos kaki di kotak ini," jawab si sulung.

"Baik, akan saya bacakan."

"Bismillahirrohmaanirrohiim. Teruntuk ketiga putraku... Saat kalian membaca surat ini Nak, mungkin ayah sudah tidak bisa berbincang dengan kalian. Ayah tahu kalian tentu kebingungan melaksanakan wasiat ayah, iya to? Pak Rois pasti tidak memperkenankan kalian memakaikan kaos kaki bolong ayah sebelum ayah dikafani."

Pak Rois dan ketiga anak pengusaha itu melihat jenazah yang belum dikafani, baru ditutup selembar kain jarik bermotif batik. Seakan jenazah sang pengusaha sedang berbicara dalam kematiannya.

Pak Rois melanjutkan pembacaan surat wasiat, "Ayah tahu, dan ayah memang sengaja mewasiatkan ini. Kalian tidak perlu memakaikan kaos kaki bolong ke kaki jenazah ayah. Ayah hanya ingin memberitahukan kepada kalian, ayah hanya ingin berpesan. Nak, tak ada sesuatupun harta bermanfaat dan bisa kita bawa mati. Sedikitpun tidak, bahkan kaos kaki bolong yang tak berharga juga tak akan kita bawa mati. Kalian harus ingat itu. Lanjutkan kehidupan kalian di dunia, kelola perusahaan dengan baik, teruslah beramal sholih, dan selalu ingatlah apa yang akan kalian bawa kelak ketika mati. Bukan harta, bukan keluarga yang akan kalian bawa mati, tapi amal sholih yang akan menemani kalian."

Kisah ini ditulis ulang dengan penyesuaian sebagaimana disampaikan dr Agus Taufiqurrahman dalam kultum di masjid yang disiarkan ADITV.

Ketika Manusia Berbuat Dosa

Dahulu nabi Adam beserta Siti Hawa hidup tenteram di surga. Segala kebutuhan bisa dihadirkan sekejap mata. Makanan dan minuman terhidang tanpa usaha. Buah-buahan tinggal ambil saja.

Setelah mereka berdua melanggar larangan-Nya, Alloh mengutus mereka ke dunia. Hukuman sekaligus amanah dipikulkan kepada penghulu manusia. Sejak saat itu kehidupan mereka menjadi berbeda.

Kenikmatan dan rizki tak lagi bisa dinikmati cuma-cuma. Karena berbuat dosa, mereka harus mencari, memetik, dan mengumpulkan makanan untuk kehidupan mereka. Tetumbuhan dan buah-buahan silih berganti tumbuh dan menghasilkan makanan untuk manusia.

Manusia kembali berbuat dosa. Buah-buahan yang dahulu mereka cukup memetik kini mereka harus menanamnya. Tak ada lagi tanaman yang bisa diambil manfaatnya begitu saja. Mereka harus lebih keras berusaha. Lahan yang sempit dipaksa menghasilkan bahan makanan sebanyak-banyaknya.

Tak berhenti manusia berbuat dosa. Mereka tak bisa lagi menanam buah-buahan untuk diambil manfaatnya. Kini mereka harus membelinya. Orang lain menanam lalu dijual dengan harga. Bahan makanan hanya bisa ditemui di tempat-tempat tertentu saja.

Tak kapok manusia berbuat dosa, kesusahan dunia tak membuat mereka jera. Akhirnya mereka tak bisa lagi membeli makanan mereka. Mereka harus berutang untuk membelinya. Ada yang harus mereka jual terlebih dahulu agar bisa makan. Harus meminjam kepada orang lain agar mereka bisa membeli makanan.

Memang benar manusia itu dzolim dan bodoh. Mereka seakan mengekalkan perbuatan dosa mereka. Kini mereka tak bisa lagi berutang untuk makan. Tak ada lagi yang bisa dijual atau digadaikan. Mereka harus gali lobang tutup lobang. Manusia berutang untuk bayar utang, juga mereka berutang untuk diutangkan. Akhirnya mereka saling makan dan dimakan.

Kelak suatu hari manusia tak akan bisa lagi gali lobang tutup lubang. Mereka tak bisa lagi makan makanan dan minuman. Dzikir dan doa satu-satunya makanan mereka. Saat hari itu tiba, mungkin itulah akhir kisah perjalanan hidup manusia. Manusialah makhluk ciptaan Alloh yang terus menerus berbuat dosa namun Alloh cinta untuk mengampuni mereka.

Manusia akan kembali menghadap Sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan amanah pertobatan mereka. Barangkali manusia pulang mengumpulkan banyak dosa namun mereka memiliki satu do’a yang diajarkan ayah dan bunda mereka. Mereka akan berdo’a sebagaimana manusia pertama dan kedua berdo’a,

“Robbanaa dzolamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minalkhoosiriin.”

Ya Alloh, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, sungguh kami akan menjadi bagian dari orang-orang yang merugi.

Semoga kita selalu sadar bahwa kehidupan kita ini hanyalah sebuah perjalanan untuk menebus dosa, bukan untuk menambah dosa.


Sleman, 29 Juni 2015
Akhid Nur Setiawan

Kenapa Halaman Masjid Agung di Jawa Ditanami Pohon Sawo?

Jika Anda mengunjungi dan mengamati masjid-masjid agung di pulau Jawa, Anda akan menemukan fenomena unik yaitu halaman masjid rata-rata ditanami pohon sawo. Tahukah Anda kenapa halaman masjid agung di Jawa ditanami pohon sawo? Atau Anda tak pernah mempertanyakan hal itu? Atau justru Anda baru tahu?

Orang Jawa selalu penuh filosofi. Segala sisi kehidupan masyarakat Jawa seakan tak pernah lepas dari makna dan "wewarah". Guru bahasa Jawa saya saat SMP selalu mengajarkan untuk bertanya. "Yen ora ngerti, kabeh kui, opo wae perlu ditakonke." Inilah jalan ilmu sebagaimana Alloh berfirman, "Fasalil ahladz dzikro in kuntum laa ta'lamuun." alias tanyalah ahlinya jika kalian tidak mengetahui.

Berkebalikan dengan stigma bahwa budaya Jawa penuh dengan mitos dan pembodohan, jika kita mau dan berani bertanya kepada ahlinya, niscaya kita akan menemukan sebentuk ketinggian peradaban manusia yang pernah ada. Kearifan budaya melekat dalam setiap sisi kehidupan orang Jawa. Orang Jawa tidak pernah sembarangan. Segala sesuatu ada tata cara dan paugerannya.

Dalam hal tata kota masyarakat Jawa khususnya raja atau sultan biasa menempatkan alun-alun sebagai poros kota. Keraton ada di sebelah selatan alun-alun, masjid di sebelah baratnya, pasar di sebelah utaranya, sedang sebelah timur lebih fleksibel, berupa pemukiman, tempat hiburan, atau sarana pelayanan publik. Memang tak semua seperti itu namun masjid dan lapangan hampir selalu bersanding.

Dalam sejarah Islam nabi Muhammad saw juga membangun tata kota dengan masjid dan lapangan berdampingan. Lapangan di depan masjid berfungsi sebagai pasar. Masjid dan pasar seakan menjadi elemen penting dalam sebuah peradaban. Masjid melambangkan kehidupan ukhrowi dan pasar melambangkan kehidupan duniawi. Keduanya tak boleh timpang.

Lebih dalam membahas masjid, kenapa halaman masjid agung di Jawa ditanami pohon sawo? Percaya atau tidak, itu karena kebiasaan ucapan para imam sebelum melaksanakan sholat jama'ah, "Shawwuu shufufakum! Shawwuu!"
Ucapan itu terdengar seperti sang imam meminta buah Sawo, "Sawoo!"
Ditanamilah halaman masjid agung Jawa dengan pohon sawo agar sebelum masuk masjid masyarakat sudah diingatkan untuk "Shawwuu" alias meluruskan dan merapatkan barisan sholat. Akhirnya jama'ah akan dengan sendirinya meluruskan shof tanpa diperintah.

Inilah Jawa, banyak hal bisa disederhanakan meskipun banyak yang memandang budaya Jawa itu rumit dan merepotkan. Banyak "sanepo" dan "condro" yang memaksa orang berpikir. Cara komunikasi semacam ini mengajak orang memandang makna yang lebih dalam, bukan semata apa yang dzohir. Orang Jawa berbicara tanpa kata, berperang tanpa senjata.

Allohu a'lam...

Di Titik Mana Sebaiknya Antar Pengusaha Bersinergi?

Saat Anda mengambil jalan untuk menjadi pengusaha, mau tak mau Anda harus bersinergi dengan banyak pihak. Boleh jadi karena mitra kita berasal dari daerah yang sama, bisa juga karena lini usaha yang sama, ketersediaan modal yang saling melengkapi, berlokasi di pasar yang sama, atau memiliki visi yang sama sekalipun usahanya nampak tidak saling berhubungan, semua itu sah menjadi latar belakang kerjasama pengusaha. Banyak "irisan" antarpengusaha.

Pertanyaannya ialah: "Di titik mana sebaiknya kita bekerja sama?"
Anda dan mitra bisnis Anda yang paling tahu titik itu. Sebagian orang mengatakan titik itu adalah titik dimana antarpengusaha memiliki kesamaan kepentingan. Misal penjual bakso dan penjual sup buah melakukan merger usaha sehingga menjadi satu warung makan bersama. Pelanggan bakso akan tertarik mencoba sup buah dan sebaliknya sehingga kedua pengusaha bisa meningkatkan angka penjualan.

Beberapa pengrajin batu akik menggelar festival pameran pesta batu di aula balai kota. Pengusaha muslim membentuk sebuah komunitas atau forum. Pengusaha travel bekerjasama dengan pengusaha katering di rest area. Pengusaha percetakan bekerjasama dengan event organizer. Banyak jejaring bisnis yang memiliki irisan kepentingan dan bisa dikerjasamakan.

Tak jarang para pengusaha memiliki lebih dari satu irisan kepentingan. Dalam kondisi seperti itu, irisan mana yang sebaiknya disinergikan? Apakah hanya bisa satu irisan atau bisa semuanya dikerjasamakan? Semirip-miripnya dua pengusaha, tidak semua irisan perlu dipertemukan. Bahkan bisa jadi tidak perlu dipaksakan untuk beririsan.

Dua orang pengusaha yang sekaligus penggiat kegiatan sosial ada yang hanya bisa bekerjasama di wilayah bisnis, ada yang hanya bisa bekerjasama di wilayah sosial, ada yang tak bisa bekerjasama, ada yang bisa bekerjasama di wilayah keduanya. Bagaimana cara mengetahui di titik mana kita perlu bersinergi? Hati! Ya, gunakan hati. Pandangan mata dan akal kita terlalu terbatas untuk bisa menyelami hati. Sinergi melibatkan hati, maka berhentilah sejenak untuk berdialog dengan hati.

Kerjasama bisnis tak selalu tentang keuntungan, ada urusan kenyamanan dan kebaikan hubungan. Seorang pengusaha mungkin memilih menolak tawaran kerjasama karena resikonya bukan hanya persoalan untung rugi namun pertaruhan persahabatan. Dua pengusaha memilih nafsi-nafsi demi menjaga kekeluargaan. Seringkali fastabiqul khoirot lebih menumbuhkan daripada komitmen untuk tumbuh bersama.

Tengoklah berapa banyak kelompok usaha bersama yang berhasil berjalan lebih dari dua tahun! Tak lebih dari 10% yang bertahan. Pengusaha ibarat magnit, lebih mudah menginduksi sebatang besi yang akan menarik besi-besi lain daripada mengumpulkan serpihan magnit dengan harapan jika saling merapat maka daya tariknya akan lebih kuat.

Pilihan-pilihan yang berbeda harus saling dimengerti oleh para pengusaha. Saat ada peluang kerjasama menjanjikan keuntungan dan nyaris tanpa resiko, bisa jadi tawaran itu ditolak karena si pengusaha hendak menikahkan adiknya, bisa saja. Alasan-alasan tak masuk akal kadang harus kita terima. Pengusaha juga mungkin tidak segera merespon penawaran kerjasama karena arti sebenarnya ialah "tidak". Saat diajak bertemu, diskusi, nyaris tidak bisa mencocokkan jadwal, mundurlah sejenak, tanya hati.

Bagi seorang ahli marketing mungkin sekali dua kali gagal memancing "ya" tidak akan menyurutkan langkah untuk terus melakukan pendekatan kepada calon mitra. Jika Anda seorang pengusaha, tindakan overmarketing justru berbahaya. Dalam kerjasama saat ini mungkin Anda bisa memaksa calon mitra bersinergi, kerjasama-kerjasama selanjutnya bisa saja Anda akan dicoret dari daftar mitra. Sekalipun kerjasama sebelumnya berhasil membukukan keuntungan, mitra Anda akan menyimpan rapat-rapat hatinya, dia mungkin akan tetap bekerjasama namun hanya alakadarnya.

Lalu di titik mana sebenarnya kita bisa bersinergi? Tanya hati, jangan mengada-ada. Silaunya pengusaha akan potensi laba bisa membutakan mata hatinya. Sekali lagi sinergi bukan semata faktor keuntungan, bukan juga semata faktor kesamaan. Ianya sebuah pilihan yang tak bisa dipaksakan.

Anda Termasuk Pengusaha Efektif atau Efisien?

Pertama kali mendengar istilah "efektif" dan "efisien" mungkin Anda akan bertanya, "Bedanya apa?" Silakan cari di KBBI untuk makna pastinya namun mari simak penjelasan sederhana ini. Efektif berarti apa yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha memiliki daya guna semaksimal mungkin. Efisien berarti apa yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha kadarnya seminimal mungkin.

Efektif dan efisien memang tidak perlu dipertentangkan karena keduanya sama-sama menjadi andalan pengusaha. Prinsip ekonomi (kapitalis) mengatakan bahwa dengan modal minimal kita harus berusaha mendapatkan keuntungan maksimal. Saat SMP guru pelajaran ekonomi saya meralat prinsip itu menjadi dengan modal seadanya dapatkan keuntungan sewajarnya. Setelah ngaji saya mengganti prinsip itu menjadi dengan apa yang kita punya kita dapatkan pahala sebanyak-banyaknya.

Terkadang pengusaha memposisikan diri pada kondisi dilema yang sebenarnya tidak perlu. Misal seorang pengusaha catering dihadapkan pada pilihan: mengurangi ukuran porsi, mengganti bahan baku dengan yang lebih murah, mengurangi cabe, mengurangi tisu, tusuk gigi dan sebagainya agar ongkos produksi lebih efisien atau justru menambahkan kartu nama, voucher, selebaran, dan sebagainya agar ribuan dus yang akan dibagikan ke sekian banyak orang menjadi lebih efektif karena sekaligus menjadi media promosi. Kira-kira mana yang Anda pilih jika Anda sebagai pengusaha catering?

Pengusaha yang lebih mementingkan efisiensi cenderung berpikir bahwa pengeluarannya bisa mengurangi laba atau membengkakkan biaya produksi. Pengusaha pro efektivitas cenderung lebih berani berbelanja asal mendapatkan berbagai nilai tambah. Sekali lagi tak perlu dipertentangkan. Mari kita gali dari sisi konsumen. Ada konsumen dengan orientasi harga, ada pula konsumen dengan orientasi kualitas. Konsumen yang berorientasi harga lebih mementingkan murahnya daripada kualitasnya. Konsumen yang berorientasi kualitas seringkali justru akan mencari produk dengan harga mahal asalkan berkualitas.

Mana pasar yang lebih baik untuk disasar? Price oriented people atau quality oriented people? Saya tidak menyarankan Anda untuk ekstrem kepada salah satu kutub. Anda boleh menjadi pengusaha dengan jumlah transaksi sedikit namun omset dan margin keuntungan melangit. Anda juga boleh menjadi pengusaha dengan margon keuntungan sedikit namun jumlah transaksi dan omset juga melangit.

Apa arti semua ini? Anda boleh mengefisienkan biaya produksi sehingga jutaan konsumen loyal dengan harga murah produk Anda. Anda juga boleh mengefektifkan biaya produksi sehingga ribuan konsumen loyal karena termanjakan oleh kualitas produk Anda. Tentu idealnya kita bisa berlaku efektif sekaligus efisien.

Anda sendiri yang tahu kapan harus efektif dan kapan harus efisien. Bisa jadi di awal mendirikan usaha Anda harus berusaha efisien lalu menjadikannya efektif saat usaha sudah berjalan atau sebaliknya di awal menjalankan usaha Anda harus berusaha efektif lalu membuat segalanya lebih efisien saat usaha sudah berjalan. Jangan menjadikannya dilema!

Kunci Rahasia Cara untuk Menjadi Kaya Raya Tujuh Turunan

Pernahkah Anda memimpikan mempunyai gudang koin emas seperti paman Gober? Bagaimana cara paman Gober meng-kapital dan memonopoli bisnis di seluruh kota Bebek sehingga seluruh lini kehidupan mengalirkan uang kepadanya? Yah, paman Gober hanya tokoh rekaan dalam komik.

Pesan tersirat dari cerita-cerita komik paman Gober ialah ambil semua untuk kamu sendiri, sangat jauh berbeda dengan pesan Nabi Muhammad saw. Seorang pengusaha muslim tidak selayaknya menimbun harta.


"Orang-orang yang menimbun emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Alloh, kepada mereka beritahukanlah bahwa mereka akan mendapat siksaan yang sangat pedih." (At-Taubah : 34)


“Dari Sa'id bin Musayyib RA beliau menceritakan hadits bahwasanya Ma'mar RA berkata bahwa Rosululloh SAW bersabda: "Barangsiapa menimbun maka dia telah berbuat dosa." dan pada lafadz yang lain (Nabi) bersabda: "Tidaklah seorang menimbun kecuali dia berdosa." (HR. Muslim)


Hakikat harta haruslah mengalir. Ia berpindah dari satu tangan ke tangan lain untuk diambil kemanfaatannya. Jika kita menahan dan menimbun harta terlalu lama, bisa jadi ada orang-orang yang terhalang untuk memanfaatkan harta itu. Kita akan memahaminya jika mempelajari hakikat zakat dalam Islam. Mungkin lain kesempatan insyaalloh kita bahas.


Saya memberi pengantar tentang menimbun harta untuk menghadirkan imajinasi kita tentang kaya tujuh turunan. Banyak orang beranggapan bahwa istilah kaya ialah definisi untuk harta berlimpah. Kaya tujuh turunan pun seakan-akan identik dengan gudang uang, harta karun, emas, tanah, deposito, dan sebagainya. Seolah-olah kaya tujuh turunan memberikan kepastian jaminan hidup bagi tujuh generasi.


Bagaimana sesungguhnya cara menjadi kaya tujuh turunan? Mungkin ada yang nyeletuk, "Boro-boro kaya tujuh turunan, buat makan aja susah."
Tak masalah kondisi kita saat ini seperti apa. Bukan jaminan apa yang kita miliki sekarang akan bisa dinikmati oleh generasi setelah kita minimal tujuh turunan. Bisnis yang kita miliki sekarang pun belum tentu bisa diurus dengan baik oleh anak keturunan kita. Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi kaya tujuh turunan?


Untuk menjadi kaya tujuh turunan kita tidak perlu mengumpulkan harta sebanyak mungkin lalu ditimbun. Perhatikanlah perintah Alloh dalam surat An-Nisa ayat 9 berikut :

"Dan hendaklah takut orang-orang yang seandainya mereka meninggalkan di belakang mereka anak keturunan yang lemah yang mereka takut atas mereka. Dan hendaklah mereka bertakwa pada Alloh dan mengatakan perkataan yang benar."


Kita memang boleh, bahkan diperintahkan untuk khawatir terhadap anak keturunan kita. Kita takut mereka akan menjadi generasi yang lemah termasuk lemah finansial. Kalaupun sekarang kita juga belum cukup kuat dalam hal finansial, takutlah generasi setelah kita lebih lemah dari kita. Hal ini seperti kata orang-orang tua, "Jangan kaye emak ame babe. Cukup emak ame babe aje yang susah. Elu mah kagak boleh."


Bagaimana caranya menjadi kaya tujuh turunan? Dengan kalimat lain, bagaimana caranya mencegah miskin tujuh turunan? Alloh telah memberikan solusi agar kita bertakwa pada Alloh dan mengatakan perkataan yang benar. Dengan bertakwa dan berkata benar semoga anak keturunan kita mampu mewarisi kebaikan-kebaikan kita.


Jika kita mempunyai sebuah bisnis atau perusahaan, yang terpenting bukan bagaimana membuat bisnis kita menjadi sebesar mungkin sehingga anak keturunan kita tinggal melanjutkan namun bagaimana membuat anak keturunan kita mampu mengelola bisnis tersebut. Aset dan harta kasat mata barangkali hanya bisa bertahan satu dua hari. Harta yang ada dalam dada akan bisa bertahan selamanya, insyaalloh. Benar, ini tentang ilmu.


Dengan ilmu kita berusaha menempuh jalan takwa. Dengan ilmu kita berusaha berkata-kata benar. Dengan ilmu insyaalloh kita akan menjadi kaya tujuh turunan. Kalaupun kita tidak bisa mewariskan kekayaan harta, dengan ilmu insyaalloh anak keturunan kita akan kaya dengan sendirinya.

Pentingnya Kecocokan Jiwa dalam Bisnis

Kecocokan jiwa tidak hanya bahasan orang-orang yang sedang jatuh cinta dan mencari jodoh. Kecocokan jiwa juga merupakan hal penting dalam bisnis. Bisnis tak akan berjalan tanpa adanya kecocokan jiwa. Kecocokan jiwa ibarat frekuensi dalam sebuah komunikasi radio. Jika frekuensinya tidak sama maka akan banyak suara-suara yang mengganggu dalam komunikasi radio.

Kecocokan jiwa dalam bisnis meliputi tiga hal :

1. Antara Pengusaha dengan Bisnisnya
Seorang pengusaha tentu harus memilih bisnis apa yang sungguh-sungguh ingin dijalani sebelum melangkah pertama kali. Memang banyak pengusaha yang akhirnya memiliki berbagai macam bisnis namun setidaknya mereka pasti memulainya dari satu bisnis. Tanpa adanya kecocokan jiwa antara pengusaha dengan bisnis yang dijalankannya bagai "status palsu" sebagaimana dipopulerkan Vidi Aldiano.

Banyak kisah pengusaha yang pada akhirnya kembali pada bisnis yang semula dijalankan setelah mencoba bisnis-bisnis lain. Banyak pula kisah pengusaha yang tersesat di jalan yang benar. Inilah yang membuat faktor kecocokan jiwa dalam bisnis antara pengusaha dengan bisnisnya begitu penting.

2. Antara Anggota Tim dalam Bisnis
Bisnis tak pernah bisa dilakukan seorang diri. Pengusaha selalu menjalankan bisnis dengan mengoptimalkan potensi yang ia miliki sekaligus membentuk tim yang bisa menutupi kekurangan-kekurangannya. Adanya kesepahaman dan kesamaan visi menjadi syarat mutlak agar bisnis bisa berjalan dengan baik.

Kecocokan jiwa dalam sebuah tim bisnis akan membantu roda bisnis berputar lebih mulus. Jika Anda pernah bermain futsal dengan tempo cepat, mungkin bisnis bisa diibaratkan seperti itu. Tidak banyak gocek sana sini namun mantap dengan umpan umpan cepat dan akurat sehingga tercipta gol-gol indah. Tak banyak yang perlu dikatakan dan dikomunikasikan antarpemain karena mereka sudah saling paham. Kemana bola akan diumpan, kemana harus bergerak, tim yang telah memiliki kecocokan jiwa akan mampu membaca pikiran satu sama lain.

3. Antara Bisnis dengan Konsumen
Bisnis tak akan berjalan tanpa adanya konsumen. Konsumen merupakan bahan bakar bisnis. Perlunya kecocokan jiwa antara bisnis dengan konsumen menjadi sangat penting dalam bisnis. Kita bisa saja membuat konsumen mengikuti selera kita sebagai pengusaha namun di saat lain kita juga harus mampu membaca kemauan konsumen.

Kecocokan jiwa yang tercipta antara bisnis dengan konsumen akan melahirkan konsumen loyal. Konsumen loyal yang menjadi pelanggan tetap akan menjadi marketing tak terkontrol. Marketing tak terkontrol akan menjadi perantara Alloh dalam memberikan rizki yang tak disangka-sangka dalam bisnis.

Semoga pembahasan ini bermanfaat. Untuk menemukan kecocokan jiwa memang tidak mudah. Kita perlu kembali ke titik nol, netral, lalu membaca ayat-ayat Alloh agar mencapai hakikat kesejatian. Pada akhirnya kelak kita akan menemukan makna sesungguhnya kita terlahir di dunia ini diinginkan oleh Alloh berperan seperti apa dalam peradaban. Beningkan hati, beningkan jiwa, temukan kecocokan jiwa.

Makna Personal Branding dalam Bisnis

Personal branding bukan sesederhana menjadi beda dari yang lain. Ia bukan juga sekedar yang penting menonjol dan mudah dikenali. Personal branding merupakan identitas. Bisa jadi kita dikaruniai wajah yang sama dengan orang lain namun namanya berbeda. Bisa jadi nama kita sama dengan orang lain namun bentuk wajah kita berbeda.

Alloh telah menciptakan manusia dalam sesempurnanya ciptaan. Tak ada satupun manusia yang sama dengan manusia lain. Alloh menjelaskan dalam Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan laki-laki dan perempuan lalu dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Artinya sejak semula kita memang sudah dilahirkan memiliki personal branding agar memudahkan satu sama lain saling mengenali.

Di sini akan kita bahas hal yang paling mendasar dari personal branding. Ia bukan sekedar identitas fisik sebagai pembeda namun ia sebuah karakter. Karakter tumbuh bukan akibat direkayasa. Karakter tumbuh karena tempaan waktu. Merek-merek lama yang berhasil bertahan dari proses turbulensi pergantian generasi menunjukkan bahwa merek itu mempunyai karakter. Karakter tak akan hilang oleh pergantian mode maupun generasi.

Bagaimana agar kita memiliki personal branding atau merek yang setidaknya memiliki masa usia panjang? Jawabannya bukan buatlah logo, kemasan, dan sebagainya dengan unik. Jawabannya adalah apa misi yang ingin kita usung dalam sebuah produk. Dengan istilah lain apa peran sebuah produk tersebut dalam peradaban manusia sehingga manusia di semua zaman terus menerus memerlukannya.

Dalam perenungan yang lebih mendalam, jika ditarik ke belakang dari sebuah merek atau produk, pastilah ada pertanyaan, "Apa peran yang ingin diambil oleh pemilik atau pencipta produk tersebut dalam peradaban manusia?" Semoga tulisan ini bisa membuka cakrawala berpikir kita mengenai personal branding dalam bisnis.

Langkah Yang Harus Diambil Para Aktivis Dakwah di Tengah Kegaduhan Negeri Ini

Para aktivis dakwah tidak semestinya ikut terombang ambing dalam kegaduhan situasi ideologi politik ekonomi sosial budaya pertahanan dan keamanan negeri ini. Para aktivis ialah mereka yang mampu menerawang kondisi masa depan, bukan sekedar latah menjalani hiruk pikuk perjuangan masa kini. Para penulis narasi tak akan goyah iman di antara mencekamnya suasana kekinian.

Agar tetap pada benang merah visi dakwah, berikut ini beberapa sikap dan langkah yang harus dilakukan para aktivis dakwah di tengah kegaduhan negeri Indonesia selain tetap sabar dalam iman dan senantiasa berdoa:

1. Kembali pada Al-Quran
Arahan petunjuk Ilahiyah ada dalam Al-Quran. Ruh perjuangan para aktivis dakwah ialah Al-Quran. Sebaik-baik tuntunan ialah Al-Quran. Sudah semestinya inti pergerakan para aktivis ialah mengejawantahkan Al-Quran dalam kehidupan. Segala kesibukan membaca, melafalkan, mendiktekan, menghapalkan, mengajarkan, memahami, mengamalkan, dan menyebarluaskan Al-Quran harus menjadi garis besar perjuangan.

2. Kuatkan tarbiyah
Segala macam upaya dan jalan untuk membentuk karakter pribadi islami dan dai harus digalakkan. Kebersihan aqidah, keshohihan ibadah, kebaikan akhlak, kesehatan jasmani, kemandirian ekonomi, kedisiplinan dan kemanfaatan diri harus terus dipupuk.

3. Kokohkan keluarga
Keluarga menjadi pondasi dakwah yang harus terus dijaga. Tarbiyah di lingkungan keluarga, saling mengingatkan dan menguatkan antarpasangan, bersama mendidik generasi, serta terus berusaha mewujudkan pembetukan keluarga muslim harus ditelateni. Termasuk ikhtiar mempertemukan benih-benih kebaikan sehingga muncul keluarga-keluarga muda yang menjadi teladan bagi lingkungan juga suatu hal yang tak boleh diabaikan.

4. Hidup hemat
Rasanya semua orang perlu berhemat dengan kondisi harga, ketersediaan barang, serta situasi ekonomi nasional maupun internasional yang sangat misterius ini. Para pakar memprediksi keadaan akan bertahan setidaknya dua sampai tiga tahun bahkan bisa menjadi lebih buruk meskipun peluang membaik juga tetap ada. Kurangi gaya hidup yang tidak perlu, mulailah hidup sederhana namun bukan berarti menimbun harta. Bagaimana dengan menabung? Sesungguhnya menabung hanya akan mengurangi nilai kemanfaatan harta. Jika yang ditabung adalah uang, bisa dipastikan nilainya akan semakin merosot seiring inflasi atau melemahnya daya beli uang. Menabung juga akan menghambat sirkulasi uang yang artinya memperlambat mengalirnya rizki bagi diri sendiri maupun orang lain. Belanjakanlah harta dengan hemat, cermat dan tepat.

5. Pertahankan bisnis
Bagi para aktivis dakwah yang telah memiliki atau sedang merintis bisnis, bersabarlah, tsabatlah. Hampir bisa dipastikan semua pengusaha mengalami hal yang sama saat ini. Harga bahan baku naik, operasional naik, gaji karyawan minta naik, pinjaman modal berbunga, pajak naik, inflasi tak terbendung, penjualan menurun, apa istilah lain selain "badai" bagi para nahkoda? Seorang ustadz sampai mengatakan, "Tak ada yang akan berpihak pada para pengusaha kecil kecuali Alloh" Banyak bisnis akan terpaksa gulung tikar, banyak pengusaha akan semakin terjerat utang, kecuali atas pertolongan Alloh. Yang penting untuk dilakukan para pengusaha saat ini bukanlah mengejar profit sebesar mungkin namun menjaga agar kapal tidak karam karena badai. Badai pasti berlalu, insyaalloh, jadilah survivor.

6. Saring informasi
Bagai sampah yang terus mengalir mengotori hati dan pikiran, media tak segan-segan menampilkan headline penuh kebusukan. Fakta-fakta sekalipun yang berupa keburukan perlahan pasti mencabik jiwa-jiwa sakinah para aktivis dakwah. Gosip dan fitnah berhembus sepoi menenteramkan nurani nan gerah, menyegarkan namun membakar, hingga tanpa sadar ia telah menjadi abu. Kurangi paparan informasi yang tak menambah iman dan amal sholih secara nyata.

7. Terus membina umat
Keberhasilan membina umat tidaklah diukur dari keberhasilan mempengaruhi pilihan-pilihan politik mereka. Berapa banyak masyarakat yang akhirnya mengikuti majlis-majlis ilmu? Berapa banyak muslim memakmurkan masjid? Dan berapa banyak masyarakat makmur karena masjid? Berapa banyak dari mereka yang akhirnya menjadi para penyeru? Berapa banyak dari mereka yang akhirnya menjadi penopang? Berapa banyak umat yang berpihak pada dakwah? Jumlah memang bukan ukuran, hanya saja mungkin kita perlu bertanya sudah berapa insan kita cerahkan.

8. Jangan tawarkan uang, tawarkan kekeluargaan
Para juru dakwah seringkali menjadi tempat umat mengadu. Beragam masalah umat menjadi bagian dari masalah dai namun masalah dai hanya akan menjadi masalah dai sendiri. Para dai yang telah memiliki basis finansial, posisi, akses pendanaan, dan jaringan donatur yang luas hendaknya tidak tergesa-gesa menjadikan uang sebagai solusi atas masalah-masalah umat. Memang banyak permasalahan akan selesai dengan uang tapi hal itu bisa menimbulkan masalah baru jika kurang berhati-hati. Tawarkan mereka telinga, tawarkan mereka tangan, tawarkan mereka kehangatan, kekeluargaan, dan solidaritas yang jauh lebih berharga dari uang.

9. Siapkan untuk kondisi terburuk
"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya tetapi Allah mengetahuinya..." (Al Anfal: 60)
Segala kondisi sangat mungkin bagi dakwah sekaligus dainya. Boleh jadi dakwah perlu berpakaian necis dengan jas, dasi, dan sepatu pantofel, kadang hanya perlu kemeja dan celana jeans, kadang cukup kaos dan sarung, dipakai dari satu kantor ke kantor lain, hotel, masjid, dan tempat-tempat umum. Tak menutup kemungkinan dakwah perlu berpakaian doreng sambil mengangkat senjata dari hutan ke hutan.

10. Jadilah layaknya singa si raja hutan
Saya pernah menulis tentang "Dai Sang Raja Hutan" di link berikut: http://pejuangperadaban.blogspot.com/2010/05/dai-sang-raja-hutan.html?m=1. Dai dan masyarakat hendaknya seperti singa dan hutan. Singa menjadi pemimpin hutan, saat pemburu mengejar singa, hutan yang menyembunyikan dan melindunginya. Dakwah harus memiliki basis massa. Nabi Musa ketika hendak mendakwahi Fir'aun juga tak hanya sendiri. Beliau minta ditemani Harun, lalu minta ditemani Bani Israil. Seburuk-buruk umat masih lebih baik jika mereka dipimpin seorang dai dibandingkan mereka dipimpin orang lain, apalagi tanpa pemimpin. Hingga masyarakat yang tak pernah sholat sekalipun meminta anaknya diberi nama oleh sang dai, minta dipilihkan sekolah, minta pertimbangan mengenai calon mantu, dan sebagainya, itulah dai si raja hutan.

Wallohulmusta'an...

Tiga Doa Andalan Pengusaha

Do'a seorang pengusaha menjadi modal dasar dalam bisnis sebelum modal-modal lain. Anda ingin berbisnis namun tidak memiliki modal cash money? Anda ingin berbisnis namun tidak memiliki aset? Janganlah pernah merasa miskin, ada do'a yang merupakan unlimited capital bagi seorang pengusaha. Kemampuan do'a melebihi perbankan dan relasi dalam bisnis. Do'a membuat yang tidak mungkin menjadi sangat sangat mungkin.

Alloh berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 186 yang artinya "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada Engkau tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk."

Terang sekali jaminan dikabulkannya do'a oleh Alloh. Tidak ada apapun yang tidak bisa kita minta pada Alloh. Kita boleh minta apapun pada Alloh. Inilah pentingnya do'a seorang pengusaha. Wajib dan harus seorang pengusaha melandasi segala aktivitas bisnisnya dengan do'a.

Nah, dalam berdo'a selain seorang pengusaha bisa dan sangat penting untuk berdo'a sendiri ada tiga do'a pengusaha yang harus dioptimalkan. Tiga do'a ini bagaikan roda mobil yang melengkapi satu roda doa seorang pengusaha. Keempat do'a tersebut jadilah empat roda yang akan menopang berjalannya mobil bisnis.

Ketiga do'a yang harus dioptimalkan seorang pengusaha selain do'a pribadi :
  1. Do'a ibu / ayah. Jangan pernah berharap bisnis sukses tanpa ridho ibu / ayah.
  2. Do'a istri. Jangan pernah berharap bisnis sukses tanpa dukungan istri.
  3. Do'a anak. Jangan pernah berharap bisnis sukses tanpa anak-anak merasa senang ketika Anda pulang ke rumah.

Pacaran Itu Investasi?

Pernahkah Anda mendengar istilah bahwa pacaran itu merupakan sebentuk investasi. Pacaran itu menginvestasikan harta, tenaga, waktu, pikiran, dan perasaan untuk kelak mendapat ROI (Return of Investment) berupa sebuah prosesi pernikahan nan membahagiakan. Segala sakit, perih, nelangsa, dan menderitanya pasangan yang pacaran akan terhapuskan dengan hingar bingar resepsi pernikahan seharian.

Kapital Anda bisa hangus seketika saat Anda mulai bahagia karena mendekati masa panen namun tiba-tiba pacar Anda ditelikung orang lain. Apalagi jika investor nakal yang menelikung calon pasangan Anda itu sahabat karib Anda sendiri. Apalagi jika ternyata pacar Anda yang berinisiatif mencari investor lain. Sakitnya tuh di sini, kata anak zaman sekarang.

Kondisinya juga bisa jadi justru Anda yang tertarik berinvestasi di bisnis lain. Karena sebuah nasihat bisnis mengatakan "Jangan simpan telur dalam satu keranjang" maka Anda menginvestasikan sebagian kapital Anda pada bisnis yang sedang nge-hits atau bisnis lama yang pelan-pelan menjanjikan keuntungan yang lumayan. Kalaupun investasi A tidak menghasilkan profit atau bahkan pailit, setidaknya masih ada B, C, dan seterusnya.

Mungkin Anda mulai manggut-manggut atau bahkan terkekeh sendiri. Jika Anda bisa menertawakan "stupid cost" yang pernah Anda keluarkan di masa lalu, semoga kelak Anda menjadi pribadi yang besar di masa yang akan datang. Mulailah berpikir besar. Mulailah merombak dan membongkar "mental block" yang selama ini membuat kurva pertumbuhan bisnis Anda senantiasa stagnan. Mari sama-sama kita susun ulang mindset kita mengenai investasi luar biasa ini. Ikuti saya...

1. Mulailah dari Akhir
Yap, apa yang Anda cita-citakan itulah yang akan Anda dapatkan. Terlalu naif jika Anda rela menginvestasikan begitu besar kapital beserta seluruh modal kerja Anda hanya untuk profit jangka pendek. Ya, membayangkan sebuah pernikahan dan kehidupan keluarga bahagia sejahtera sentosa selamanya tak boleh membatasi naluri bisnis Anda. Hal itu layaknya Anda mendapat profit dari investasi namun hanya cukup untuk hidup sehari-hari.

2. Pikirkan Aset, Bukan Profit
Bagaimana Anda memahami kalimat "Pikirkan aset, bukan profit"? Jika Anda masih memahaminya seperti Anda mengikuti MLM dengan kedahsyatan passive income nya, mari saya ajak Anda naik level. Hahaha... gaya banget ya?

Sahabat-sahabat saya yang super... Investasi yang sedang kita bicarakan ini terlalu berbahaya jika sekedar dipahami bahwa pacaran atau berinvestasi (harta, tenaga, waktu, pikiran, perasaan) akan menghasilkan profit (pernikahan) lalu Anda bisa membangun aset (pasangan) yang akan selalu membahagiakan Anda. Right, Anda akan berpikir bahwa kebahagiaan bukan passive income karena harus selaras dengan besarnya usaha Anda untuk membahagiakan pasangan. Super sekali! Artinya memang mindset membangun aset seperti ini 100% salah. Investasi Anda akan sia-sia.

Lalu bagaimana? Simak poin ke-3!

3. Jangan Tergesa-gesa Menghitung Laba
Apakah itu maksudnya jangan memikirkan hasil, yang penting investasi? Bukan! Sama sekali bukan! Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya... Jika Anda ingin investasi Anda benar-benar menghasilkan profit yang dahsyat, berlipat-lipat, ikuti kata-kata saya!

Begini, ini semua tentang akhirat. Ya, pernahkah Anda membayangkan akhirat? Berkumpul dengan pasangan, bersenda gurau di dipan-dipan tinggi, bantalnya bertatakan permata, lantainya permadani, minum-minuman terhidang, buah-buahan mudah untuk diambil, mengalir di bawahnya sungai-sungai, begitu, pernah? Atau jangan-jangan selama ini Anda hanya membayangkan indahnya malam pertama setelah prosesi akad nikah?

Super sekali! Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa investasi Anda berhasil karena bisa jadi selama ini ternyata kita mengikuti investasi bodong. Melalui investasi jadi-jadian, investasi tipu-tipu, modal Anda raib, tak ada kabar sama sekali, tak ada tempat mengadu, Anda menangis tersedu-sedu. Oh, malangnya...

Jangan sampai baru di akhirat kita tahu bahwa investasi yang kita ikuti ternyata investasi bodong. Kita minta dikembalikan ke dunia, sudah tidak bisa. Mau mencari kambing hitam juga bagaimana caranya, lha wong itu salah kita sendiri, kitanya yang lalai.

4. Begini Investasi yang Seharusnya
Mohon maaf jika beberapa kalimat sebelum ini terasa sarkas. Saya hanya ingin kita semua menjadi pribadi yang hebat dan berkelas. Bagaimana caranya? Perhatikan skema investasi berikut ini!

Perihal cinta, perihal jodoh sudah dititahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tak usah kita mengkhawatirkannya. Berinvestasilah, gunakan masa muda Anda sebaik mungkin untuk studi, beramal baik, berusaha membahagiakan orang tua, bekerja, menolong orang lain, berkegiatan sosial, dan sebagainya yang akan menjadi investasi mulia Anda. Jodoh akan datang tepat waktu, yakinlah. Ketika Anda menginvestasikan diri menjadi orang baik, bergaul dengan pribadi-pribadi yang baik, senantiasa berbuat baik, kelak Tuhan pasti akan pertemukan Anda dengan jodoh yang baik, jodoh dunia maupun akhirat.

Nah, jika nanti akhirnya Anda bertemu dengan jodoh Anda alias menikah, saatnya Anda menikmati passive income dari aset yang telah Anda budidayakan baik-baik. Maksudnya bagaimana? Jelas, passive income di sini bobotnya separuh agama. Sama-sama bercanda, namun jika Anda bercanda dengan istri atau anak Anda, itu bernilai pahala. Bekerja, memasak, jalan-jalan, semua aktivitas termasuk sekedar duduk atau tidur di kasur berdua, semuanya berpahala. Apalagi jika investasi Anda semasa sendiri Anda lipatgandakan bersama-sama pasangan Anda, luar biasa!

Jadi Mblo, mulailah berinvestasi. Jangan menikmati sebelum berinvestasi, itu korupsi. Dan tolong, jangan sampai tergiur investasi bodong.

Salam sukses mulia dan super sejahtera luar biasa untuk kita semua :)

Mencari Jodoh Itu Seperti Mencari Masjid untuk Sholat Jumat

Yang pertama menikah itu bagian dari sebentuk ibadah kepada Alloh. Ia separuh agama yang niat dan caranya harus benar. Separuhnya lagi takwa. Kita menunaikan sholat Jumat bukan sekedar gaya-gayaan.

Mandi besar, potong kuku, cukur kumis, berpakaian rapi, beraroma wangi, baca surat Al-Kahfi, siap-siap menghadap Ilahi. Meski tak harus, mempersiapkan pernikahan membuat aktivitas kita lebih bernilai, pahala tercatat di sisi-Nya. Bukan sekedar biar seger ketemu sodara seiman di masjid, sekali lagi aktivitas preparation itu berpahala tersendiri.

Kadang seorang pria cukup menjangkah beberapa langkah untuk menemukan masjid di dekat rumahnya. Kadang ada yang perlu menjalani gang berliku-liku atau bahkan perlu naik bis beberapa kali karena ingin sholat Jumat di masjid tertentu. Kadang seorang pria sengaja mengagendakan ke masjid anu karena khotibnya ustadz anu, akhirnya bisa ketemu.

Ada pula perjalanan ke masjid idaman ternyata harus tertahan lantas seorang pria terpaksa sholat di masjid kecil pinggir jalan. Ada pria mendaki gunung melewati lembah ke masjid terpencil untuk berkhutbah. Ada juga pria sekedar sholat Jumat seperti biasa di tempat kerja. Ada para musafir dan pengusaha yang sholat Jumat di tengah kesibukannya.

"Innash sholaata kaanat 'alal mu'miniina kitaabam mauquuta"
Ketika sudah berkumandang adzan segeralah tinggalkan jual beli, sesungguhnya sholat itu atas orang-orang beriman telah ditetapkan waktunya. Orang Jawa bilang, "Yen wes mangsane rabi mbok yo ndang rabi."
Ada pria yang mempersiapkan Jumatnya sejak malam hari atau pagi buta. Ada pria tergesa-gesa ke masjid karena khutbah hampir usai. Ada pria yang menjalani hari Jumatnya biasa saja namun saat adzan berkumandang ia siap sedia.

Ada pria yang lalai bahkan lupa jika hari itu hari Jumat. Ada pria lupa sholat Jumat saking sibuknya. Ada yang tak kuasa melangkah ke masjid lalu mendapat rukhshoh-Nya. Ada yang tahu namun tak mau, ada yang mau namun tak mampu. Semua ada ceritanya.

Terkadang ada musafir kebingungan mencari masjid, bertanya kesana kemari, lalu diberitahukan kepadanya sebuah masjid sederhana. Terkadang juga ada para pria yang perlu diingatkan bahwa sebentar lagi adzan sholat Jumat. Ada yang menyesal berangkat terlambat sehingga dapat shof di halaman masjid yang panas mencekat. Tentu ada juga yang berlomba-lomba duduk di shof paling depan. Ada juga pria oportunis pencari celah kosong di antara dua saudaranya.

Jangan lupa, ada juga pria yang harus mendirikan masjid, mendakwahi orang-orang, lalu baru mendirikan sholat Jumat.

Bermacam-macam cara mencari masjid untuk sholat Jumat. Apakah ada bedanya? Berbagai upaya, cara, cerita para pria menemukan masjid seakan mirip dengan cara mereka menemukan jodoh. Bagaimanapun cara menemukan masjid, yang jelas sholat Jumat itu ibadah. Tidak peduli masjid kecil atau megah, siapa yang berkhutbah, jika sudah waktunya maka menikahlah. Dipersiapkan sesiap apapun, di masjid mana kita dihimpun, itu urusan-Nya.

Jangan tidak sholat Jumat hanya karena tidak di masjid sana. Paham kan maksud saya? :)

Kini Yang Tersisa Hanya Kalian Para Buruh

Mayday...

Kini yang tersisa hanya kalian para buruh
Buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
Yang bersatu padu merebut demokrasi kala itu
Hanya buruh yang masih tetap buruh

Tani sudah kehilangan lahan
Mereka sudah bukan lagi tani
Sawah mereka berubah hotel apartemen dan perumahan

Mahasiswa sudah jadi akademisi
Mereka mendapat banyak beasiswa ke luar negeri
Mereka sudah jadi orang-orang penting di negeri ini

Rakyat miskin kota sudah tiada
Mereka berubah menjadi gelandangan tunawisma
Digusur disingkirkan dipulasara
Merusak keindahan dan ketertiban katanya

Kini tinggal buruh
Buruh yang bermutasi menjadi tenaga kerja terdidik
Buruh yang mulai paham bisnis
Buruh yang bukan sekedar sapi perah
Buruh yang dengan pengetahuan mampu bekerja lebih efektif dan efisien
Buruh yang berpenampilan layaknya pekerja kasar namun cara bicaranya intelek
Berpikirnya melek

Kelas buruh tercipta saat industrialisasi
Kelas buruh tersiksa selama kapitalisasi
Kelas buruh bertransformasi sejak reformasi
Kelak kelas itu tak akan ada lagi
Bukan karena punah atau mati
Buruh tetap buruh namun dengan independensi

Kita sama kita berkolaborasi
Hanya pemula atau ahli
Bukan majikan dengan kuli
Tak akan lagi ada industri
Yang ada paguyuban produksi

Akan terwujud kesetaraan dan kesejahteraan
Bukan karena terpenuhinya tuntutan
Namun karena kita berdampingan

Tangan buruh tangan melepuh yang dicium nabi

Salam dari kami
Buruh yang menikah empat tahun lalu tanggal 1 Mei

Akhid & Siti

Lima Solusi Masalah-masalah Berat (Sekolah Pendidikan Skripsi Karir Pekerjaan Asmara Jodoh Kesehatan Pernikahan Keturunan Penyakit Rezeki Bisnis Keuangan Utang dsb)

Sob, kalo ente merasa galau, kalut, banyak masalah, bagai telur di ujung tanduk, coba ini:

1. Perbaiki hubungan dengan Alloh. Mantepin ibadah wajib dan sunnah. Terus perjuangkan hingga merasa bahwa tugas manusia hanya beribadah. Masalah dunia nggak ada bandingannya sama tugas manusia untuk beribadah. Contoh action: lakukan satu ibadah saja yang khusus dan ikhlas, nggak perlu yang berat-berat. Apapun yang bisa dilakukan, lakukan!

2. Perbaiki hubungan dengan orang tua. Muliakan orang tua. Minta maaf sama orang tua. Maafkan mereka. Minta ridho keduanya. Doakan mereka. Muliakan saudara dan keluarga mereka. Contoh action: lakukan apa saja untuk memuliakan orang tua, termasuk orang tua ialah guru. Lakukan kebaikan yang menyenangkan mereka, terutama orang tua kandung, kakek, nenek, pakde, bude, paklil, bulik, dsb.

3. Stop dan jauhi maksiat. Tutup peluang-peluang maksiat. Tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Tobat setobat-tobatnya. Contoh action: istighfar sebanyak-banyaknya. Jaga mata, jaga mulut.

4. Penuhi kewajiban-kewajiban terhadap sesama. Yang punya utang dilunasin. Yang punya tanggungan diselesaiin. Yang punya janji dipenuhin. Contoh action: bayar gaji karyawan sesuai haknya. Renegosiasi kewajiban-kewajiban yang belum bisa diselesaikan.

5. Lakukan usaha untuk menyelesaikan masalah dibarengi doa sungguh-sungguh pada Alloh. Yang kelima ini baru dilakukan setelah yang nomor satu sampai empat dijalanin. Ketika sedang berproses melakukan nomor satu sampai empat, nggak usah mikirin yang kelima. Jangan ngandelin otak sama otot doang. Nggak usah mikir gimana-gimana dulu. Yakin bahwa solusi udah disiapin sama Alloh. Contoh action: pikir sendiri. Kalo mau minta tolong orang atau mencari jalan penyelesaian masalah, berdoalah seemosional mungkin di tengah perjalanan. Ingat, solusi hanya dari Alloh.

Coba deh sob, lima hal itu. Nggak perlu dalil-dalil dari ayat Al-Quran atau Al-Hadits kayaknya ya, insyaalloh shohih cespleng. Atas izin Alloh, beres semua masalah.

Pemuda Desa Menemukan Penghemat BBM

BREAKING NEWS!!!

PEMUDA DESA MENEMUKAN PENGHEMAT BBM RAMAH LINGKUNGAN, MURAH, AMAN

Sleman, 18/4. Pemerintah berencana akan menghapus premium mulai Mei besok. Premium akan diganti Pertalite. Hal ini semacam cara "move on" agar kita terbiasa harga BBM naik turun mengikuti harga minyak dunia karena nama Premium terdengar agak aneh jika harganya naik turun.

Namun kini para pengguna kendaraan bermotor berbahan bakar minyak tak perlu khawatir terhadap naik turunnya harga BBM. Seorang pemuda desa asal Sleman berhasil menemukan penghemat BBM ramah lingkungan, murah, dan aman. Pemuda itu mengaku tak ingin mematenkan hasil temuannya agar bisa menjadi pahala yang terus mengalir untuk dirinya dan tim.

"Penghemat BBM itu tak perlu diproduksi masal, apalagi dikomersilkan. Apa gunanya jika bisa menghemat lalu penghemat itu berbiaya dan diperjualbelikan?" katanya dengan nada agak jengkel.

Akhir-akhir ini memang banyak pihak melakukan inovasi berupa alat, campuran, maupun alternatif penghemat BBM lalu menjualnya kepada masyarakat. Pemuda desa itu beranggapan bahwa kebaikan dan solusi-solusi merupakan hak semua manusia, penemu solusi yang meminta upah atau bayaran atas solusi itu hanyalah para kapitalis oportunis.

Apa sebenarnya penghemat BBM yang ditemukan pemuda itu bersama-sama timnya? Bagaimana cara kerjanya?

"Kita tahu BBM berasal dari timbunan fosil yang diolah sedemikian rupa dari dalam bumi sehingga menjadi minyak. Hasil pembakaran minyak menghasilkan energi untuk kita gunakan sebagai tenaga penggerak. Nah, untuk menghemat BBM sebenarnya kita bisa memanfaatkan ARANG," pemuda itu menjelaskan.

"Ini sangat ramah lingkungan, murah, dan aman. Semua orang kini bisa menghemat BBM dengan ARANG. Efektivitas penghematan bisa mencapai 30-50%. Jika kita memiliki mobil atau motor, manual, matik, baik injeksi atau yang biasa, kita bisa menghemat penggunaan BBM nya dengan ARANG. Bagaimana cara kerjanya? Ya, ARANG, ARANG DINGGO, ARANG DIGUNA'KE, ARANG DIGOWO LUNGO, itu akan sangat menghemat penggunaan BBM."

Hehehe...

Bedanya Ujian Sekolah dengan Ujian Bisnis

Ujian Sekolah, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester, Tes Kendali Mutu, dan sebagainya merupakan nama-nama untuk ujian yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal. Dalam ujian diharapkan para siswa teruji bahwa mereka telah menguasai mata pelajaran atau mata kuliah yang selama ini telah ditekuni. Akhir dari ujian siswa mendapatkan sertifikat kelulusan.

Sesungguhnya hidup ini penuh ujian. Sebagai seorang siswa atau mahasiswa ada peristiwa ujian kenaikan tingkat. Sebagai pengusaha ada peristiwa ujian bisnis. Terkadang merasa janggal ketika melihat cara sekolah formal menguji kompetensi anak didiknya. Cara-cara dalam menguji siswa di sekolah formal tidak memberikan simulasi sama sekali bagaimana sebenarnya ujian hidup termasuk ujian bisnis.

Dalam hal waktu, ujian sekolah ditentukan jelas tanggal dan jamnya. Ujian bisnis tidak pernah mengenal jadwal, sewaktu-waktu bisa saja ujian bisnis terjadi. Waktu ujian ini menentukan bagaimana persiapan menghadapi ujian. Sejak awal masuk sekolah siswa telah mempersiapkan ujian terbesar di akhir masa sekolah. Di dunia bisnis yang terpenting kita mengetahui bahwa sewaktu-waktu akan diuji, terkadang tidak perlu dipersiapkan, hanya diantisipasi, bahkan jika bisa dihindari.

Dari sisi soal ujian, anak sekolah selalu diuji terkait apa yang memang sudah pernah dipelajari. Seorang pengusaha tidak pernah peduli sudah pernah belajar sebuah permasalahan atau belum, ujian datang begitu saja dan mungkin justru lebih banyak ujian-ujian baru yang sebelumnya belum pernah ditemui. Hal ini memaksa pengusaha terus belajar.

Siswa diuji dalam semua bidang mata pelajaran. Seorang pengusaha lebih sering diuji dalam hal-hal yang ia lemah di dalamnya. Siswa diuji agar merasa perlu belajar giat dalam mata pelajaran tertentu. Pengusaha diuji agar merasa perlu belajar dan waspada terus menerus terhadap berbagai macam masalah.

Cara peserta ujian menyelesaikan soal dengan cara pengusaha menyelesaikan ujian bisnis sangat berbeda. Seorang siswa diharuskan menyelesaikan soal secara individual. Siswa yang mencontek dianggap melakukan pelanggaran. Seorang pengusaha tidak boleh sama sekali menyelesaikan soal ujian bisnis seorang diri. Pengusaha diharuskan belajar bahkan mencontek orang lain. Pengusaha harus bertanya dan saling bekerja sama.

Siswa benar-benar dituntut sempurna secara pribadi. Dalam ujian sekolah mereka harus melampaui standar kelulusan setiap mata pelajaran. Di dunia bisnis kita tidak perlu menjadi seseorang yang sempurna. Bisnis tidak menuntut kita bisa dalam segala hal. Bisnis menuntut ada orang lain yang bisa menutupi kekurangan kita. Dalam bisnis semua peserta ujian saling mencari win-win solution agar bisa mengolah potensi dan kekurangan masing-masing menjadi sebuah keberhasilan.

Mengenai hasil ujian, para siswa akan merasakan betul betapa bahagianya berhasil lulus melewat satu ujian. Seorang pengusaha bahkan bisa jadi sangat dingin dalam menghadapi keberhasilan lulus ujian karena belum tentu ujian selesai, akan datang ujian-ujian berikutnya dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan. Ujian sekolah merupakan ujian bertingkat, dengan level-level yang jelas. Ujian bisnis tidak mengenal tingkat. Pengusaha yang tidak berhasil belajar dari pengalaman akan diberi ujian yang sama terus-menerus.

Siswa sekolah akan mendapat sertifikat kelulusan setelah ujian. Pengusaha tidak mendapatkan apa-apa selain berhasil mempertahankan bisnis. Siswa dianggap mampu ketika telah mengantongi ijazah atau gelar. Pengusaha dianggap mampu jika benar-benar berhasil menyelesaikan suatu masalah atau soal.

Dari sekian banyak perbedaan antara ujian sekolah dengan ujian bisnis, semoga menjadi pelajaran bagi kita. Alloh menguji kita dalam kehidupan ini dengan banyak hal. Banyak hal yang menjadi soal ujian kehidupan pada dasarnya hanya dibagi menjadi dua : ujian kebaikan dan ujian keburukan. Kebaikan maupun keburukan yang kita alami atau dapatkan keduanya merupakan ujian. Keduanya merupakan ujian untuk mengetahui apakah seorang anak manusia bersyukur atau kufur.

Allohu a'lam.

*tulisan ini pernah dimuat di primacorner.com