Kisah Perselisihan antara Jonet dengan Gareng

Jonet dan Gareng terlibat konflik dalam begerapa hari. Konflik itu mengakibatkan keduanya tak mau saling bertegur sapa. Padahal mereka jarang sekali bersikap serius, lebih sering saling gojlog dan adu banyolan. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab untuk membuat Jonet dan Gareng semakin berselisih.

Suatu sore Jonet ditemui seseorang lalu diberi kabar bahwa Gareng memiliki penyakit di punggungnya yang sangat parah.
“Jika tidak percaya, buktikan saja!” kata orang itu.
“Gareng pasti akan menyembunyikan punggungnya jika bertemu denganmu, dia akan selalu berusaha menghindar jika ingin dilihat punggungnya,” lanjutnya.

Pada kesempatan lain orang itu menemui Gareng lalu memberitakan bahwa Jonet terkena penyakit parah. Jonet seperti dirasuki vampir.
“Jika tidak percaya, buktikan saja!” kata orang itu.
“Tapi ingat, kalau ketemu Jonet, jangan sampai kamu membelakangi Jonet karena dia pasti akan berusaha menggigitmu dari belakang,” pesan sang pembawa berita.

Pertemuan antara Jonet dengan Gareng akhirnya terjadi pada suatu sore di angkringan Wisben. Benarlah semua sabda orang tak bertanggung jawab itu. Jonet senantiasa mencari punggung Gareng. Gareng berusaha untuk tidak pernah membelakangi Jonet. Nampak nyata Jonet seperti selalu ingin menggigit gareng dari belakang. Gareng seperti selalu menyembunyikan punggungnya.

Kabar bahwa Jonet berpenyakit seperti vampir hingga selalu mencari lengahnya Gareng dari belakang serta berita bahwa Gareng berpenyakit parah di punggungnya hingga tak mau dilihat akhirnya mendapat konfirmasi. Keduanya saling membenarkan kabar dari orang tak bertanggung jawab itu. Sempurnalah pekerjaan syetan menanamkan benih permusuhan pada dua orang yang tadinya bersaudara, bahakan yang sebelumnya mereka adalah sahabat dekat.

Beruntung sekali ada orang seperti Wisben si pemilik angkringan yang bisa melihat kondisi dua pelanggannya secara objektif dan lebih arif. Wisben sangat yakin bahwa dua bersahabat itu hanya dikerjai oleh orang tak bertanggung jawab. Ya, mungkin juga seorang Wisben punya logika sederhana: jika Jonet dan Gareng bertengkar angkringannya akan kehilangan dua pelanggan loyal. Selain itu beresiko juga pelanggan lain akan pergi dari angkringannya karena selama ini Jonet dan Gareng lah yang membuat suasana angkringannya selalu gerr.

Pesan moral:
1. Jangan bertengkar dengan saudaramu hingga mendiamkannya lebih dari tiga hari.
2. Jangan percaya begitu saja berita tentang saudarau saat dalam kondisi jiwa tidak tenanag atau pikiran tidak jernih.
3.Jangan lebih percaya ucapan orang lain dibanding ucapan saudaramu sendiri
4. Jangan mengedepankan rasa curiga, utamakan untuk selalu berprasangka baik pada saudaramu.
5. Jangan menilai saudaramu hanya dari yang nampak. Dalam bahasa sosiologi ada istilah “the subjective meaning of action”. Dua perilaku yang sama bisa memiliki makna tersendiri.
6. Untuk bisa bersaudara dengan baik, tidak cukup hanya dengan mengenali, perlu memahami.
7. Jika mengalami konflik dengan saudaramu, carilah penengah yang arif.
8. Damaikanlah jika mengetahui ada di antara dua saudaramu sedang berselisih.

Perintah Alloh dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu. Dan takutlah pada Allah supaya kamu dirahmati.’ (Al Hujurat: 10)

 Surat Al Hujurat ayat 12 artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.”

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Bukhori/ Muslim)

Semoga kita senantiasa dikaruniai rasa lapang terhadap saudara kita, dada yang selamat, dan prasangka yang baik.