Enam Suara Istimewa dalam Kehidupan

Saya mencermati setidaknya ada enam suara yang harus betul-betul kita istimewakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Keenamnya perlu mendapat perhatian khusus dari setiap muslim. Ibarat pertanyaan pembawa acara saat membagikan doorprize, harus kita simak dan kita sikapi dengan tepat. Jika ingin beruntung mendapatkan doorprize, kita harus jeli mendengar suara pembawa acara di antara teriakan penonton lain di sekitar kita.
Pertama, suara adzan harus bisa menghentikan kita dari segala aktivitas. Barangsiapa yang mendengar dan menjawab adzan, lalu berdoa setelahnya, baginya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam janjikan syafaat nanti di hari kiamat. Jangan sampai kita mengabaikan suara adzan, apalagi menjadikannya olok-olok, permainan, atau senda gurau.
Kedua, suara seseorang menyebut nama Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam harus membuat kita serta merta membaca shalawat. Barangsiapa tidak membaca shalawat saat nama beliau shallallahu 'alaihi wa sallam disebut, maka orang itu termasuk orang yang pelit. Barangsiapa membaca shalawat sekali, Allah tetapkan baginya shalawat sepuluh kali.
Ketiga, suara orang membaca Al Quran harus membuat kita menyimak dan memperhatikan. Barangsiapa diperdengarkan Al Quran maka hendaklah ia menyimak dan memperhatikan agar dirahmati oleh Allah. Mendengarkan bacaan Al Quran bisa menambah keimanan.
Keempat, suara panggilan orang tua, terutama suara panggilan ibu harus bisa membuat seorang anak segera datang memenuhi panggilan itu. Seorang anak yang tidak bersegera memenuhi panggilan orang tua bisa kehilangan keridhaan orangtua. Kehilangan ridha orang tua bisa mengakibatkan masalah-masalah yang tidak terduga. Ridha Allah sesuai ridha orang tua, begitu juga murka-Nya. Serupa dengan itu, suara panggilan suami kepada istrinya.
Kelima, suara seorang guru yang menyampaikan ilmu di hadapan muridnya harus bisa membuat murid mengabaikan apa yang mengganggu konsentrasinya saat sedang memperhatikan pelajaran. Tidak rombongan sirkus lewat, tidak pasukan bregada karnaval lewat, tidak juga penjual tahu bulat lewat, semua itu tak boleh mengalihkan perhatian murid dari menyimak penjelasan guru. Para sahabat diam bagai menjaga burung di atas kepala mereka agar tidak terbang saat berada di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Keenam, suara pemimpin yang memberi perintah harus bisa membuat makmum yang dipimpinnya mendengar lagi taat. Ketaatan kepada pemimpin menjadi bagian dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Selama perintah pemimpin tidak menyalahi perintah dan larangan Allah, "Sami'naa wa atha'naa."
Jika suara yang kita dengar sehari-hari penuh dengan kebisingan, mari coba jadikan enam suara tadi sebagai modulasi utama kita. Dengan mengutamakan enam suara tersebut semoga kelak di akhirat kita tidak akan mendengar suara yang sia-sia ataupun perkataan-perkataan dusta. Jangan sampai karena menyepelekan enam suara itu, nanti saat di hari penghamparan tiba kita dijadikan sibuk dengan urusan kita hingga tidak mendengar suara lembut Al Musyaffa' yang hendak mengajak kita menuju syafaatnya.

Pelatihan Hapal Al Quran Metode Tikrar Komunitas Merapi Menghafal

Hanya satu mushaf Al Quran tersisa dari 33 mushaf yang disiapkan panitia. Semua peserta "Pelatihan Menghafal Quran Metode Tikrar Komunitas Merapi Menghafal" mendapat satu mushaf Tikrar dari para donatur. Peserta berasal dari beberapa kecamatan di lereng merapi wilayah selatan seperti Cangkringan, Pakem, Ngemplak, dan Ngaglik.
Dalam sambutannya bapak Eko Mardiono selaku takmir Masjid Al Madina komplek kantor pemerintah kecamatan Cangkringan sangat mengapresiasi kegiatan menghafal Al Quran yang digalakkan oleh komunitas Merapi Menghafal. Dengan senang hati beliau mempersilahkan jika Masjid Al Madina dijadikan basecamp komunitas Merapi Menghafal. Tak hanya memberi sambutan, beliau juga ikut serta dalam praktik menghafal metode tikrar bersama peserta yang lain.
Pelatihan Menghafal Quran metode Tikrar Komunitas Merapi Menghafal diadakan pada Ahad 19 Januari 2020 dari pukul 08.00 sampai 11.00 di masjid Al Madina. Kang Wawan Funtahsin trainer tikrar dari Syamil Quran sekaligus pendiri Yayasan Sahabat Al Quran Nusantara memulai pelatihan dengan membongkar paradigma sulitnya belajar Al Quran. Allah telah menjadikan Al Quran mudah untuk dipelajari, juga untuk dihafal. Mudahnya menghafal Al Quran akhirnya terbukti dengan mempraktikkan metode tikrar selama pelatihan.
Atas izin Allah para peserta berhasil menghafalkan ayat 80 dari surat An Nahl padahal belum ada peserta yang hafal sebelumnya. Kunci menghafal Al Quran metode tikrar ialah mengulang-ulang bacaan dengan melihat mushaf serta mengulang-ulang melafalkannya, minimal 40 kali. Ada tiga tips yang bisa dilakukan tiap hendak memulai menghafalkan Al Quran yaitu berdoa, menarik nafas 10 kali, dan meminum air putih.
Usai pelatihan komunitas Merapi Menghafal atau Merapi Menghafal Tahfidz Club (MMTC) akan melanjutkan program menghafal Al Quran dengan membentuk tiga titik penyetoran hafalan di wilayah lereng Merapi bagian selatan. Selain itu setiap Ahad Wage akan diadakan penyimakan bersama dilanjutkan dengan pengajian di Masjid Al Madina komplek kantor pemerintah kecamatan Cangkringan. Komunitas Merapi Menghafal terbuka untuk semua golongan dan tidak membeda-bedakan organisasi, madzhab, ataupun gerakan dakwah yang diikuti oleh seseorang. Silakan bergabung dengan grup WhatsApp komunitas Merapi Menghafal melalui tautan berikut: bit.ly/merapimenghafal .