Sang Kakek Pemasok Tikus Mencit dan Dua Pemuda Berkacamata

 DISTRAKSI

Oleh Akhid Nur Setiawan

Seorang kakek pemasok tikus mencit untuk penelitian di sebuah laboratorium membawa tikus-tikusnya dari desa ke kota menaiki angkutan umum. Di perjalanan ia terus menerus diamati oleh dua orang pria muda berkacamata yang duduk di bangku seberang.

“Cat cit cat cit wae kit mau, mbahe kae nggowo opo yo Min, neng njero bagor?” bisik Denis pada Yamin.

“Tikus paling Nis. Cobo takono!”

“Permisi Pak. Perkenalkan saya Denis, dan ini teman saya Yamin. Mohon izin bertanya,” Denis memberanikan diri bertanya pada kakek berkumis dengan topi koboi yang nampak seram itu.

“Oh, nggih Mas. Monggo. Perkenalkan, saya Jarwo. Pripun?”

“Itu lho Pak. Kalau boleh tahu Bapak membawa apa di dalam karung? Kok dari tadi bunyi cit cit cit. Dan setiap mau berhenti berbunyi, saya lihat Bapak terus menggoyang-goyangkan karungnya lalu jadi berisik lagi,” tanya Denis sambil menunjuk karung yang dibawa pak Jarwo.

“Oalah, ini to Mas. Maaf ya Mas. Ini tikus mencit untuk percobaan di laboratorium!” jawab pak Jarwo.

“Loh loh loh, ndak bahaya ta?” Yamin menyahut kaget dengan logat khasnya.

“Tenang Mas, justru kalau berisik begini tandanya semua sesuai rencana.”

“Maksudnya bagaimana Pak?” tanya Denis penasaran.

“Kalau tikus-tikus ini sampai diam, berarti mereka sedang berusaha mencari jalan keluar dari karung. Lengah sebentar saja Mas, karungnya bisa jebol mereka gigiti. Makanya sebentar-sebentar saya goyangkan karungnya biar mereka berisik, berkelahi satu sama lain, tidak sempat mikir untuk nyari jalan keluar.”

“Oo…” Denis dan Yamin sama-sama mengangguk sambil mengerutkan dahi.


-----***-----


Seberapa sering pikiran kita seperti tikus-tikus itu? Ketika kita sedang mulai konsentrasi sedikit, ternyata ada saja gangguan yang datang. Saat kita baru mulai enjoy mengerjakan suatu rencana, tiba-tiba ada saja kejadian mendadak di luar rencana. Atau pernah kita fokus sekali pada sebuah visi, sudah menjabarkannya juga dalam misi-misi, strategi, program, bahkan rancangan kegiatan, eh ada tawaran menarik dari seorang kawan.

Bagaimana cara meraih ketenangan jiwa, sehingga sekalipun raga dan pikiran kita berkecamuk terbentur masalah di sini dan di sana, hati kita tetap dalam kondisi kokoh untuk menjalaninya? Bagaimana kita berusaha tidak semata melalui badai dengan tenang namun terus bisa mencari jalan keluar di tengah guncangan-guncangan yang terjadi?

Bismillah. Miliki segera buku “Meraih Ketenangan Jiwa” karya ustadzah Linda A. Zaini, penulis buku best seller “Parenting Langit” dengan membalas WhatsApp ini https://wa.me/6289629766108. Bisa juga dengan menghubungi nomor atau mengunjungi tautan yang tertera dalam foto yang kami sertakan di pesan ini.

Barakallahu fikum.

https://belanja.merapimengaji.com/bukulinda