Lupa... Dapet crita ni dari mana...
Pernah liat "The Day After Tomorrow" atau "Vertical Limit"? Ingat adegan seseorang memotong tali pengaman di ketinggian, mengorbankan nyawanya utk menyelamatkan rekannya?
Adalah pd hari itu seorang pendaki mencapai tebing bersalju. Ia mendaki dg peralatan lengkap, tentu saja tali pengaman menjadi tumpuan utamanya. Pelan & pelan, butiran salju berjatuhan tiap kali ia menancapkan kait serta memancal sisi tebing itu. Perjalanan yg dahsyat karena ia hanya seorang diri tanpa alat perekam atau dokumentasi, sensasi yg hanya bisa dirasakannya sendiri, pd saat itu, tak kan terulang.
Whussshh... Angin menerpa kacamatanya, pandangan kabur. Tiba-tiba gemuruh seperti salju longsor terdengar dari atas, jauh, semakin keras. Ia bersiap menerima jatuhan dari atas dg berpegang kian erat pd tebing & tali, dg alat-alat keselamatannya.
Beban longsoran salju nampaknya tidak sebanding dg kekuatan ototnya yg sebenarnya sangat terlatih. Ketika pijakannya lepas, tali pengaman membuat tubuhnya terayun-ayun. Entah bagaimana suara tali bergesekan dengan logam yg tertancap di tebing, tubuhnya terhempas ke bawah, melayanglah ia sampai segalanya menjadi putih.
Longsor berhenti & berhenti pula tubuhnya melayang tergantung pd tali pengaman. Alat pendakiannya semua terjatuh termasuk tas carrier berisi bahan makanan & perlengkapan survival, hanya sebilah pisau komando terselip di ikat pinggangnya.
Ketakutan & bimbang mulai melanda, beranjak panik menyergap seketika. Hidup atau mati? Naik dg tangan kosong atau diam di sini menunggu bantuan? Atau mengakhiri petualangan dg memotong tali pengaman seperti di film-film? Pertimbangan pun berlangsung seru, naik tanpa alat, mati konyol, berharap ada bantuan datang, sementara HT ikut terbawa salju yg membuat pandangannya menjadi serba putih.
"Resiko terringan sepertinya menunggu bantuan...," gumamnya dalam hati. Tetap bergelantungan pd seutas tali pengaman akhirnya menjadi pilihan terbaiknya.
Bagaimana kiranya ending kisah sang pendaki? :D
Beberapa hari kemudian tim SAR menemukan mayat seorang pendaki tergantung pada seutas tali pengaman, kakinya berjarak satu meter dari permukaan tanah... :O
Horee! Critanya keren kan? Ini spesial untuk yg pernah nulis di status FB-nya sesuatu tentang "menginjak bumi". Halah! Mas'e ki ono2 wae.
Lha tau critanya dari mana Mas? Katanya si pendaki ga bawa alat dokumentasi?
Namanya juga crita Dik, itu kan fiksi dan banyak permainan kata hiperboliknya.
Brarti crita dusta Mas?
Ambil aja kalo ada ibrohnya. Yg penting percaya crita yg ada di alquran dan hadits, selainnya just sastra aja. Ok bro?
Coba, ibrohnya apa? :D
Yg menarik adalah kenapa si pendaki tidak memilih untuk memotong tali pengamannya padahal ia hanya berjarak satu meter dari permukaan tanah (yg tertutup salju) & di bawah tumpukan salju ada semua perlengkapannya jika ia mau menggali. Hohoho... ^o^
Pilihan konyol bisa jadi tidak lagi konyol ketika kita tahu detail seting latar kondisi kita. Ada yg mengatakan bahwa kita perlu berada di tempat yg lebih tinggi agar bisa melihat dg perspektif utuh, ada yg mengatakan "Lihat lebih dekat!", ada juga yg mengatakan bahwa kita hampir tidak mungkin menilai sebuah lukisan ketika kita sendiri ada dalam bingkainya (lukisan itu).
Pada kisah ini tokoh utama tidak lebih tahu dari pengarangnya perihal seting latar tebing pascalongsor salju.
Makannya ada yg ingin bisa (belajar) terbang dan ada yg ingin bisa berpijak di bumi.
What i mean is... We need adequat informations before make a decision. That is a part of CRITICAL THINKING...
Haduh!! Tu kan, jadi inget skripsi to? Hiks... :
1 komentar:
cb lihat punyaku
akhnur.co.cc
Posting Komentar