Siang itu kami berbincang di kantor seperti biasanya. Kami rapat diselingi kisah keseharian kami masing-masing. Topik yang kami bicarakan adalah kondisi anak-anak di Taman Pendidikan Al-Qur'an saat ini. Berbagai macam anak dengan karakteristik dan keunikan membutuhkan kesabaran yang luar biasa dari para asatidz.
"Tempat saya itu ada anak yang beda dengan anak-anak lain. Teman-temannya itu lumayan bisa mengikuti hafalan surat-surat pendek. Anak itu bahkan Al-Fatihah pun gak apal-apal. Saya heran dengan anak itu. Saya penasaran hingga saya melakukan penyelidikan," cerita ustadz Endri.
"Setelah saya amati lingkungan di rumah anak itu, masyaalloh. Barangkali ini yang membuat anak itu susah ngapalin Qur'an. Lha gimana mau hafal Qur'an, gimana pelajaran mau masuk, kalau tiap hari pagi siang sore di rumah selalu disetelin jathilan dan ndangndut," kira-kira seperti itu ungkap ustadz Endri.
Di kesempatan lain seorang guru SD bercerita pada saya mengenai anak didiknya.
"Rata-rata siswa di tempat saya bisa mengikuti pelajaran, hanya dua anak yang parah gak ketulungan. Anak itu sukanya njathil, kebetulan dekat sekolahan ada paguyuban kesenian jathilan. Dua anak itu benar-benar susah menerima pelajaran dibanding anak-anak pada umumnya," tutur mas Woko.
Bukan mengkambinghitamkan jathilan dan dangdut, kedua kisah di atas hanya menjadi semacam sampel. Mungkin kita tahu efek musik klasik pada perkembangan kecerdasan otak seorang anak. Mungkin kita tahu efek dzikir, doa dan bacaan Al-Qur'an pada anak semenjak dalam kandungan. Mungkin kita pernah membaca efek kata-kata baik dan buruk pada senyawa air. Kira-kira kita akan menyimpulkan apa?
Baiklah jika kita menganggap bahwa jathilan dan dangdut itu merupakan sebuah seni. Baiklah keduanya budaya Indonesia. Budaya merupakan hasil cipta rasa karsa manusia. Budaya haruslah berupa kebaikan, dalam bahawa Arab budaya sering disebut sebagai 'urf. 'Urf merupakan kebiasaan, keumuman, atau yang luas diketahui orang.
Antara 'urf dan ma'ruf itu harus beriringan. Dalam sebuah ayat Alloh menyuruh kita memerintahkan yang ma'ruf, di ayat lain Alloh menyuruh kita memerintahkan yang 'urf. Kebaikan itu harus dibudayakan. Kebaikan harus dikenal sebagai kebaikan oleh banyak orang. Kita menyebutnya sebagai syiar. Jathilan dan dangdut yang destruktif, apakah bisa disebut budaya?
Kembali pada pembahasan faktor yang menghambat anak menghafal Al-Qur'an. Jika demikian, mari kita simpulkan bahwa asupan lingkungan yang baik insyaalloh akan menjadikan perkembangan anak baik. Sebaliknya, asupan lingkungan yang tidak baik, dalam hal ini lagu/ musik yang urakan, sepertinya memang mengakibatkan perkembangan anak cenderung terganggu atau bahkan terhambat.
Dalam surat Luqman ayat enam (6) Alloh berfirman yang artinya, "Dan di antara manusia ada orang yang menggunakan percakapan kosong untuk menyesatkan manusia dari jalan Alloh tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan."
Dahulu orang kafir Quraisy menyewa para penyanyi atau penyair perempuan untuk menarik perhatian orang-orang agar mereka tidak mendengarkan Al-Qur'an. Dalam ayat berikutnya Alloh berfirman yang artinya, "Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya. Maka gembirakanlah dia dengan azab yang menghinakan."
Jika terlalu banyak suara negatif dikonsumsi anak, bukan tidak mungkin anak akan terhambat perkembangan dan proses belajarnya. Bahkan Alloh mengancam orang yang menggunakan perkataaan kosong untuk memalingkan diri dari ayat Alloh. Alloh mengancam mereka dengan azab yang menghinakan.
Semakin dinasihati, semakin bagai tersumbat telinga mereka. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga putra-putri kita tidak termasuk yang demikian. Jika putra-putri kita mulai susah menerima pelajaran, susah diberi pemahaman dan nasihat, barangkali bisa dilacak apakah ada suaa negatif atau sia-sia yang memalingkannya dari ayat-ayat Alloh.
Atas studi kasus di awal tulisan ini, bolehlah kita simpulkan pula bahwa lagu/ musik urakan akan menghambat anak dalam menghafal Al-Qur'an. Allohu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar