Kestabilan Pergerakan Dakwah

Tidak ada gerakan dakwah yang tidak mengalami guncangan. Tabiat dakwah sendiri mengharuskan banyaknya halangan menjadi salah satu dinamikanya. Dengan berbagai fitnah cobaan yang menyertainya dakwah selalu saja bisa bertahan.

Dakwah terus bertahan dalam terpaan badai selain karena Alloh menghendaki demikian juga karena Alloh menurunkan pertolongan-Nya kepada para da'i. Turunnya pertolongan Alloh menjadi berita gembira bagi para pejuang yang senantiasa berusaha menjaga kestabilan gerakan dakwah. Ada hal-hal yang berada di wilayah ikhtiar manusia sebelum Alloh mengokohkan dakwah dengan pertolongannya.

Untuk menjaga kestabilan pergerakan dakwah setidaknya ada lima (5) hal yang harus kita usahakan agar kelimanya bisa terus berada dalam kondisi stabil. Dengan menjaga kestabilan lima hal berikut insyaalloh akan turun pertolongan Alloh untuk mengokohkan kestabilan sebuah pergerakan dakwah. Pertama, kita jaga kestabilan jiwa-jiwa kita. Kedua, kita jaga kestabilan keluarga-keluarga kita. Ketiga, kita jaga kestabilan masyarakat sekitar kita. Keempat, kita jaga kestabilan struktur dakwah kita. Kelima, kita jaga kestabilan aktivitas dakwah kita.

1. Istiqrorun nafsi
Sebuah bangunan yang kokoh tentu tersusun dari material-material berkualitas. Jiwa-jiwa yang stabil dan tenang muncul akibat ketakwaan pada Alloh. Pendekatan diri pada Alloh memegang peranan penting dalam proses menuju kestabilan jiwa. Seorang dai mutlak berusaha menjaga kebaikan hubungannya dengan Alloh.

2. Istiqrorul a'ili
Alloh menciptakan manusia saling berpasangan. Salah satu tujuan Alloh menjadikan manusia seperti itu dan menggariskan syariat pernikahan ialah agar pasangan-pasangan manusia bisa menggapai sakinah. Kestabilan keluarga menjadi penting bagi sebuah pergerakan dakwah. Keluarga berperan sebagai basis pergerakan.

Seorang dai perlu dukungan istri dan anak-anak dalam berdakwah. Sekedar panggilan apel siaga di hari libur atau permintaan mengisi majlis ta'lim di jam keluarga bisa memunculkan konflik jika sebuah keluarga tidak memiliki kestabilan. Posisi keluarga sangat strategis untuk menumbuhkan kestabilan pergerakan dakwah sehingga sebuah gerakan dakwah yang stabil senantiasa menjaga kestabilan keluarga kadernya. Termasuk dalam lingkup menjaga kestabilan keluarga ialah mendorong dan mengarahkan bagaimana para kader membentuk keluarga sesuai karakteristik yang dibutuhkan oleh gerakan dakwah. Mencarikan jodoh menjadi bagian dari upaya tersebut.

3. Istiqrorul ijtima'i
Dakwah akan terganggu kestabilannya jika lingkungan yang menjadi tempat tumbuh kembang gerakan dakwah tidak stabil. Hal ini mengharuskan dakwah tidak saja mengurusi masjid namun juga masalah-masalah keumatan di luar masjid. Sebisa mungkin para dai dan masyarakat ibarat singa dan hutan. Hutan menjadi sarang singa. Ketika posisi dakwah terancam, masyarakat akan membelanya.

4. Istiqrorut tandzimi
Sebuah bangunan kokoh tidak hanya membutuhkan material-material berkualitas, ia perlu struktur yang kuat. Struktur menjadi pokok penopang banyaknya material yang berikatan satu sama lain agar tidak saling merobohkan. Beban seberat apapun akan bisa ditopang kerangka-kerangka kecil asal perhitungan dan peletakan posisi strukturnya tepat. Struktur yang stabil berfungsi menghindarkan gerakan dakwah dari roboh akibat guncangan-guncangan tektonik. Bahkan jika seluruh bangunan hancur namun strukturnya masih kokoh, ia akan bisa dibangun ulang mengikuti struktur yang ada.

5. Istiqrorud da'awi
Hidup mati sebuah pergerakan dakwah nampak dari hidup matinya aktivitas dakwah. Sebaik dan sekokoh apapun kader, keluarga, masyarakat, dan struktur dakwah, tanpa stabilnya aktivitas dakwah ibarat rumah megah tak berpenghuni. Dakwah dan amar ma'ruf nahi mungkar harus senantiasa tegak. Selama aktivitas dakwah terus dijaga agar stabil, selama itu pula pergerakan dakwah akan melaju.

Sebuah sepeda akan berjalan stabil dan penumpang-penumpang di atasnya tidak akan terjatuh apabila ia terus bergerak melaju. Semakin cepat dan fokus laju sepeda, guncangan-guncangan di jalan berlubang tidak akan terlalu dirasa menyakitkan oleh para penumpang. Memang ada kalanya sepeda perlu berjalan melambat, namun ini strategi, bukan isyarat untuk berhenti.

Semoga kita bisa menjaga pergerakan dakwah agar terus dalam kondisi stabil dengan menjaga kestabilan diri, keluarga, masyarakat, struktur, dan dakwah itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar