Di Saat yang Sama...


Di saat yang sama, ketika kita jatuh cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita bahagia 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita dilambungkan ke langit oleh cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita dihancurkan remuk redam oleh cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita dibuat merana oleh cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita meratapi cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita patah hati karena cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita bersedih mengenang cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita merasa dunia ini tak adil terhadap cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita merasa cinta tidak memahami keinginan-keinginan kita 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Di saat yang sama, ketika kita merasa sepertinya tidak akan bahagia seumur hidup karena kehilangan cinta 
Ada sekian banyak, beribu, berjuta orang di dunia ini merasakan hal yang sama, bahkan sama persis dengan apa yang kita rasa


Suatu saat, seseorang merasa dirinya adalah orang paling menderita di dunia karena kehilangan cinta yang didambanya 
Padahal sesungguhnya tak hanya dia, dia hanya satu dari jutaan orang yang mengalaminya 
Semestinya ia tak perlu terlalu dalam menyayat-nyayat hatinya 
Tenang saja, banyak yang juga mengalami hal serupa, tak menutup kemungkinan ada yang lebih menderita


Jadi, ngapain menderita demi cinta? 
(Hahaha... jadi ingat iklan sebuah produk permen yang ditayangkan di televisi ^_^)


Cinta agung, cinta ibadah... 
Pengorbanan dan derita menjadi sebuah bentuk penghambaan kepada Yang Tercinta 
Yah, jika dan hanya jika cinta kepada-NYA 
Mencintai dan tidak mencintai hanya karena-NYA 
Bertemu dan berpisah atas kehendak-NYA 
Berjalan, merangkak, berlari di jalan-NYA 
Hidup mati di atas keimanan kepada-NYA 
Cinta... cinta... 
Oh, cinta... 
ALLOH...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar