Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imron: 190-191)
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.... (An-Nisaa’: 103)
“Eh, Mas, maksud Mas apa e?” tiba-tiba terdengar seruan seseorang dari arah kiri dekat pintu masuk ikhwan ruang pertemuan kami.
“Ha?” jawab saya.
Setelah saya perhatikan suasana sekeliling ternyata apa yang sedang saya diskusikan dengan teman saya sambil berdiri adalah suatu realita.
-----------------------------------------
Pagi tanggal satu Muharrom 1430 Hijriyyah kami berkumpul di gedung serbaguna dusun Kragilan Sinduadi Mlati Sleman. Di ruang itu kami berkumpul untuk mendapatkan taujih dari pak Syafriel Haeba. Saya dan seorang teman datang lebih awal dari peserta yang lain.
“Tinggal nunggu pembicaranya!” ujar salah seorang panitia yang kami temui.
Yah, memang tinggal menunggu pembicara tapi ternyata belum banyak peserta yang datang dan acara belum dimulai. Kami merasa “dikerjai” dengan pernyataan yang membuat kami tergesa menuju lokasi acara itu.
Kami menunggu dimulainya acara sambil berbincang berbagai macam topik mulai dari hal tidak penting sampai masalah yang entah penting entah tidak. Topik perbincangan kami yang cukup berkesan adalah ketika kami membicarakan masalah “thoghut baru”.
“Akh, kemarin tu saya dikasih tau seorang ustadz bahwa sekarang ini ada thoghut baru”
“Apa, HP?” teman saya menebak dan benar.
“Iya, jadi kan ada ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa orang beriman itu mengingat Alloh qiyaman, qu’udan wa ‘ala junubihim, ketika berdiri, duduk dan berbaring.”
“Ho’o...”
“Nah, sekarang tu banyak yang ketika berdiri, duduk, dan berbaringnya itu bukan mengingat Alloh tapi mainan HP.”
“Eh, Mas, maksud Mas apa e?” tiba-tiba terdengar seruan seseorang dari arah kiri dekat pintu masuk ikhwan ruang pertemuan kami.
“Ha?” jawab saya.
“Maksudnya apa?” diulanginya pertanyaan itu.
Saya tidak begitu faham dengan pertanyaan itu sehingga tidak menjawab lagi dan tetap saja meneruskan perbincangan dengan teman saya yang berdiri.
“Sekarang tu orang berdiri telfon, duduk SMS-an, berbaring, bangun tidur juga yang dilihat pertama kali HP.”
“Iya, benar, langsung ada contoh nyatanya, tu ada yang berdiri, ada yang duduk, semua pegang HP.” kata teman saya yang berdiri di hadapan saya sambil memberi isyarat pada orang-orang yang berada di dekat pintu masuk ikhwan.
Setelah saya perhatikan kembali suasana sekeliling ternyata apa yang sedang saya diskusikan dengan teman saya sambil berdiri adalah suatu realita. Di dekat pintu ada orang yang berdiri memegang HP, entah mencoba menghubungi seseorang atau SMS. Di sebelah orang itu juga ada yang berdiri dan terkesan sibuk dengan HP-nya. Nah, teman yang menanyakan “apa maksud saya” waktu itu sedang duduk jogkok sambil SMS.
“He, iya ternyata!” saya mengiyakan.
Bukan hal yang aneh jika setiap orang saat ini mempunyai HP. Anak-anak SD punya HP, tukang becak punya HP, penjual angkringan punya HP, dan hampir semua lapisan masyarakat mempunyai “benda keramat” itu. Anak muda yang tidak punya atau tidak membawa HP waktu bepergian bagaikan orang tua jompo yang berjalan tidak membawa tongkat. Tidak sedikit yang kebingungan sekedar karena HP-nya ketinggalan di rumah atau pulsanya habis. HP bagaikan dot bayi yang membuat seorang bayi menangis ketika dot itu dicabut dari mulutnya. HP bagaikan kacamata tebal seorang kutu buku. Intinya, HP menjadi barang yang sangat penting bagi seseorang di masa ini.
Waspadalah!
Berbagai manfaat dan kegunaan HP menjadi alasan kenapa seseorang menggunakan fasilitas HP. Rasanya tak perlu saya sebutkan segudang manfaat HP. Saya hanya akan mengingatkan agar kita semua waspada terhadap barang yang sudah mendarah daging ini. Sesuatu yang asalnya boleh bisa menjerumuskan kita kepada hal yang terlarang jika terlalu berlebihan atau tidak ditempatkan pada posisinya yang sesuai. Asal hukum penggunaan HP adalah boleh karena “pada asalnya segala sesuatu itu boleh hingga tegak dalil yang mengharamkannya”. “Boleh” menjadi “sangat boleh” jika suatu hal sangat bermanfaat dan hal itu memang tidak ada ketetapan hukumnya secara eksplisit dalam syari’at.
Berdiri, Duduk dan Berbaring
Apa yang menyebabkan kita perlu waspada dengan keberadaan HP? Salah satu contoh ringan adalah kisah saya di atas. Saya tahu teman-teman saya menggunakan HP dalam keadaan berdiri dan duduk karena memang sedang ada keperluan. Saya hanya mengingatkan bahwa suatu saat ada kondisi yang tidak mendesak namun seseorang tetap menjadikan HP sebagai dzikirnya dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.
Ada kalanya seseorang menghubungi temannya sambil berjalan-jalan dan pembicaraannya ternyata tidak begitu penting. Ada yang duduk-duduk di masjid sambil SMS hal tidak penting. Berbaring pun tidak menghalangi orang menelfon atau SMS dengan HP. Contoh serupa yang membahayakan diri sendiri dan orang lain adalah menggunakan HP ketika berkendara. Menerima telfon sambil menyetir mobil atau SMS sambil mengendarai motor di jalan tentunya sangat berbahaya. Segala hal yang berbahaya dan membahayakan harus dihilangkan, “adh-dhororu yuzaalu”.
Sholat dan Dzikir Sesudah Sholat
Selanjutnya, pernahkah Anda merasa kesal karena ditelfon orang ketika menjelang sholat jama’ah atau bahkan dalam sholat? Terkadang kita pasti menggerutu dalam hati, “Nggak tau waktu sholat apa ya orang ini!”
Apa beratnya menunggu lima belas menit setelah waktu sholat? Ya, jika memang ada keperluan dhorurot, bisa dimaklumi tapi jika keperluannya tidak mendesak dan tidak menjadikan nyawa seseorang hilang jika ditunda lima belas menit, di mana kita posisikan Alloh?
“Bagi jama’ah yang HP-nya belum dinonaktifkan, harap dinonaktifkan agar tidak mengganggu kekhusyu’an sholat.” begitulah pesan sebagian besar imam masjid ketika hendak memimpin sholat jama’ah.
Setelah itu biasanya sang imam akan memerintahkan jama’ah untuk meluruskan shoff. Apakah ini bid’ah? Kita mungkin hanya akan menjawab pertanyaan tersebut dengan senyuman. Benarlah pesan para imam masjid karena getar SMS ketika sholat pun terkadang mengganggu kekhusu’an sholat, apalagi telfon, apalagi nada dering yang keras, apalagi nada deringnya lagu atau suara yang “nggak banget” misalnya lagu ndangndut. HP yang bergetar ketika sholat juga bisa membuat kita lupa dzikir ba’da sholat karena ingin segera membuka daftar miskol dan mengirim SMS “Ada apa? Tadi sedang sholat.”. Jika getar itu tanda SMS masuk, rasanya ingin segera mengetahui isi SMS dan secepat mungkin membalasnya.
Teman saya mengatakan, “Lihatlah di Maskam UGM itu, tiap habis jama’ah sholat pasti ada yang nunduk, nunduknya bukan dzikir setelah sholat tapi SMS-an”
Hehehe... na’udzubillahi min dzaalik...
Dzikir dan Wirid
Beberapa hari setelah Idul Fitri tahun 1429 Hijriyyah saya diajak bapak saya silaturahim ke rumah salah seorang guru SD yang dulu pernah bersama-sama bapak saya mengajar di sebuah SD Inpres. Sore itu teman bapak saya menceritakan banyak hal. Beliau juga menceritakan putrinya yang dulu di pesantren dan HP-nya disita pengurus. Setelah keluar dari pesantren putri beliau sangat suka bermain HP dan hobi SMS-an.
“Anakku sing wedok kae nek mbengi mesthi wiridan. HP loro ki dipejeti kabeh. Sing tengen nyekel HP-ne bapakne, sing kiwo nyekel HP-ne ibune. Koq yo iso ngono lho SMS-an tangan loro bareng. Nganti tengah wengi barang ki yo durung leren. SMS-an wae karo kancane. Mulane ta’arani wiridan.”
Kita tentu pernah melihat simbah atau orang yang sudah cukup tua menghitung jumlah kalimat-kalimat dzikir dengan biji tasbih karena mereka tak lagi mampu menghitung dengan tangan. Apa yang terjadi sekarang? Anak-anak muda tidak dzikir atau wirid menggunakan biji tasbih tapi keypad HP. Hitungan wiridnya pun bukan 33 kali tasbih, 33 kali tahmid dan 33 kali takbir tapi tiga kali pencet angka lima (5), satu kali pencet angka empat (4), dua kali pencet angka enam (6), satu kali pencet angka empat (4), satu kali pencet angka tujuh (7), satu kali pencet angka dua (2), tiga kali pencet angka empat (4), dua kali pencet angka enam (6), dan tiga kali pencet angka satu (1) sehingga muncullah di layar HP, “Lg ngpain?”.
Ketik REG (spasi)
Hobi SMS dengan teman sepertinya masih lebih ringan dibanding hal yang berikut ini. Hal yang akan saya sebutkan selanjutnya mungkin kita semua sudah banyak menemui di berbagai media. Ya, fenomena Ketik REG (spasi) sudah sangat merajalela. Mulai ketik REG (spasi) yang menawarkan info terkini keadaan Indonesia, skor sepak bola, info artis, foto artis, perjodohan, ringtone, game gratis, lelucon, kuis, undian berhadiah, sampai yang sangat parah yaitu ramal-meramal sekarang ini sangat menjamur di iklan televisi maupun media cetak. Rata-rata biaya ketik REG (spasi) adalah di atas nominal Rp 2.000,00 dan bisnis itu sangat menguntungkan menurut salah satu acara di televisi yang pernah mebedah boomingnya SMS artis.
“SMS yang kamu terima, langsung dari HP aku lho!” rayu seorang artis dalam sebuah iklan.
Para pebisnis ketik REG (spasi) nampaknya memang sangat pandai melihat peluang. Keberadaan HP yang semakin merajalela membuat mereka merasa mendapat pasar yang bisa dengan mudah “dibodohi”. Logikanya seperti ini, HP telah menjadi trend masa kini, orang yang tidak punya kepentingan dengan HP pun akan tergiur memiliki HP dengan alasan “orang-orang punya masak saya nggak punya”. Nah, ketika banyak pemilik HP menumpuk-numpuk pulsa karena jarang digunakan, secara otomatis mereka akan menggunakannya untuk hal-hal tidak penting semisal menggoda lawan jenis, mengerjai teman, mendownload konten, mendukung calon artis dalam kontes menuju ketenaran, dan tentunya apa yang dimunculkan oleh pebisnis ketik REG (spasi). Apakah Anda bisa menangkap maksud saya?
Pulsa yang menumpuk dan pemiliknya tidak tahu harus menggunakannya untuk apa, tawaran menggiurkan dari iklan, keinginan mendapat hadiah, dan sebagainya, itulah yang menjadikan bisnis ketik REG (spasi) sangat menjanjikan.
Saya sempat menahan tawa ketika teman-teman di kampung saya membicarakan pengalaman mereka mengikuti program Ketik REG (spasi). Mereka punya kebiasaan saling meminjam HP baik untuk alasan melihat fitur, minta pulsa, foto-foto atau yang lainnya. Suatu kali seseorang meminjam HP temannya. Ternyata orang itu meminjam HP untuk iseng mengikuti Ketik REG (spasi) SAYANG. Yang dipinjami tidak tahu kalau ternyata temannya menggunakan HP-nya untuk SMS ketik REG (spasi) tersebut. Diterimalah sebuah SMS dari operator penyedia layanan ketik REG (spasi) yang berisi sesuai dengan yang diiklankan. Pulsa dicek, berkurang Rp 2.000,00. Dibalaslah SMS itu oleh si peminjam HP dan berkurang pula pulsa sejumlah Rp 2.000,00. Diterima lagi SMS dari operator, berkurang lagi Rp 2.000,00.
“Wah, bangkrut nek ngene iki!”
Hahaha... Apakah kita juga mau menjadi bagian dari orang-orang yang dibodohi iklan ketik REG (spasi)? Cukuplah kisah teman-teman saya itu mengingatkan kita semua agar tidak terlalu tergiur dengan rayuan iklan televisi.
HP dan Kekafiran
Katakanlah: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (An-Naml: 65)
Poin pertama, yang mengetahui perkara gaib hanya Alloh.
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir Mekah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul) pun, dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.
(Al-Jinn: 6-10)
Poin kedua, jika ada orang yang meminta perlindungan kepada jin, jin akan membuat orang itu semakin berdosa dan tersesat.
Poin ketiga, jin pernah mencoba mengetahui rahasia langit yang penuh penjagaan kuat dengan panah-panah api. Dahulu jin bisa mendengarkan berita rahasia langit tapi sekarang tidak bisa lagi karena ada panah api yang mengintai untuk membakar yang mencoba mendengar-dengar berita langit.
Poin keempat, jin tidak mengetahui apakah orang bumi akan mendapat kebaikan atau keburukan.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu.Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
(Al-Jinn: 26-27)
"Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab 'Shahih Muslim', bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal)) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."
Poin kelima, jika mendatangi peramal, seseorang tidak akan diterima sholatnya selama 40 hari.
"Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu Daud).
"Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."
Poin keenam, orang yang mendatangi peramal atau dukun dan membenarkan perkataannya berarti orang itu telah kafir terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
"Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid)
Poin ketujuh, peramal dan yang minta diramal, penyihir dan yang minta disihirkan, mereka telah kafir terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Al-Baqoroh: 102)
Poin kedelapan, orang yang mempelajari sihir hanya akan memberikan mudhorot kepada dirinya dan tidak akan memberi manfaat bahkan perbuatan mereka itu amat jahat.
Berbagai dalil di atas saya tulis dengan maksud untuk mengingatkan kita semua akan bahaya HP terkait iklan ketik REG (spasi) RAMAL, ketik REG (spasi) WETON, ketik REG (spasi) MANJUR, ketik REG (spasi) NAMA (spasi) TGL LHR, ketik REG (spasi) NAMA (spasi) NO HP, ketik REG (spasi) JODOH dan berbagai macam bentuk tawaran SMS gaib lain. Sungguh, mereka para pebisnis ketik REG (spasi) itu telah menjual murah aqidah umat. Na’udzubillahi min dzaalik, kesyirikan dan kekafiran telah merajalela bahkan dikemas dalam bentuk menarik. Tidak perlu mendatangi tempat praktik dukun, cukup SMS lalu terdaftarlah kita sebagai orang kafir secara online.
“Gimana kabar kamu Le?”
“Masih gini-gini aja Mbah.”
“Weton kamu kan Rebo Kliwon, kamu tidak cocok kerja di air, kamu cocoknya kerja sebagai pedagang.”
Pernah mendengar dialog seperti itu? Ya, itu adalah salah satu iklan ketik REG (spasi) yang berbau syirik. Bukankah Alloh memberi rizki kepada yang Dia kehendaki dan menahan rizki kepada yang dia kehendaki? Yang perlu kita lakukan sebenarnya adalah kerja keras, usaha, sungguh-sungguh, berdo’a, sabar, dan tawakkal kemudian menyerahkan segala hasil pada Alloh.
Bangsa Indonesia sepertinya semakin dibodohi oleh diri sendiri. Di saat bangsa lain mengembangkan teknologi dan inovasi produk, bangsa kita dibelai dengan angan kosong yang tak logis. Jika banyak bagian dari negeri ini yang ditimpa bencana, kesusahan, katakanlah adzab, masihkah kita mengelak bahwa sesungguhnya semua itu memang pantas untuk kita? Di mana negeri yang baik, dirohmati dan diampuni Tuhan, serta penuh barokah? Tentu bukan di negeri yang dipenuhi kesyirikan.
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’roof: 96)
Kalau kita tidak ingin diadzab, mari kita hentikan kesyirikan itu bersama-sama. Sudah bukan saatnya lagi masing-masing kelompok atau organisasi umat islam saling hina, saling menyalahkan dan saling menyerang. Lihatlah golongan syetan sedang bertepuk tangan melihat perpecahan umat sehingga mereka bisa dengan mudah dan terang-terangan mendakwahkan kesyirikan!
Pada ahlut-tauhid dengan idzin Alloh tentu bisa waspada dengan berbagai bentuk kesyirikan baik terselubung maupun terang-terangan tapi bagaimana dengan masyarakat? Selagi sesama muslim ahlul ‘ilmi (maaf jika kosa kata ini kurang tepat) saling berdebat dan bertengkar, muslim awam satu per satu bahkan bisa jadi berbondong-bondong menjadi bagian dari barisan orang kafir secara tidak sadar. Astaghfirulloh... Na’udzubillah... Siapa yang perlu dimintai pertanggungjawaban?
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfaal: 25)
Jika orang-orang berilmu diam saja melihat kemungkaran dan kesyirikan di depan mata, bukan tidak mungkin Alloh menimpakan siksa yang tidak hanya menimpa orang-orang dzolim pelaku syirik tapi semua orang akan terkena siksa karena ketidakpedulian satu sama lain untuk saling mengingatkan dan menasihati.
-----------------------------------------
Laa haula wa laa quwwata illaa billah... kita berlindung kepada Alloh dari berbagai macam keburukan makhluk. Semoga kita termasuk golongan orang yang bisa menempatkan sesuatu sesuai haknya.
Allohu a’lam... tentunya masih banyak hal lain yang perlu kita waspadai dari keberadaan HP. Keterbatasan saya membuat tulisan ini berakhir sampai di sini. Segala puji hanya bagi Alloh atas nikmat-NYA yang menyempurnakan kebaikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar