Mungkin Kurang Ikhlas

Dalam sebuah pengajian yang disampaikan oleh tim Arimatea (Advokasi Rehabilitasi Imunisasi Aqidah Terpadu Efektif & Aktual) di Masjid Mardliyah Kampus UGM pada tanggal 15 Maret 2009 ada sebuah kisah menarik ketika seorang pegiat dakwah, katakanlah ustadz aktivis anti pemurtadan, justru hampir murtad bahkan sampai dua bulan "mondok" di gereja. Kisah ini dituturkan sendiri oleh ustadz yang bersangkutan.

Sepulang dari Arab Saudi Ustadz Zulkifli Nur kerap chatting dengan temannya yang tinggal di Riyadh, ngobrol tentang dakwah, dsb. Pada suatu sore beliau chatting di warnet. Ketika beliau sudah sign out dan hendak pulang karena hampir maghrib, tanpa sadar beliau tiba-tiba log in lagi akun Yahoo Messenger-nya. Masuklah sebuah pesan YM dari orang yang belum pernah dikenalnya meminta diadd. Ditanggapinya pesan itu, singkat. Lalu muncul kalimat-kalimat tentang Yesus dan ayat-ayat bibel. Beliau tak kuasa membalas ataupun membantah, padahal semestinya beliau bisa dengan mudah membantahnya. Tak terasa, adzan maghrib lewat begitu saja dan pesan dari orang tak dikenal itu masih saja mengalir, tanpa balas dari sang ustadz, hanya dibaca dan terus dibaca. Tak hanya adzan maghrib, pesan itu terus mengalir sampai waktu maghrib habis berganti isya'. Lama sekali ustadz itu menatap monitor bagai terkena hipnotis.

Pulang ke rumah, tiba-tiba saja ustadz Zulkifli merasa sangat benci pada wajah istrinya. Kata-kata kasar keluar sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sang istri. Sejak saat itu beliau tak pernah sholat selama kurang lebih satu bulan, mau membaca al-qur'an pun yang nampak hanya tanda-tanda salib. Ketika mendengar adzan beliau merasa panas, majlis ta'lim, tarbiyah, khutbah Jum'at mulai ditinggalkan satu per satu. Beliau selalu saja ingin chatting dengan orang yang belum pernah dikenal yang membuatnya terpana dengan ayat-ayat bibel. Sempat sang ustadz bertemu dengan salah seorang sahabat dakwahnya hendak mengatakan "Ada apa dengan saya?" tapi tak ada daya sama sekali, seperti dikunci mati.

Sebulan setelah percakapan pertama, orang yang selama ini chatting dengan ustadz Zulkifli mengajak bertemu beliau di Batam. Sang ustadz menjual motornya untuk biaya tiket pesawat Makasar-Jakarta-Batam. Sesampai di Batam beliau disambut seorang wanita lalu diantar ke hotel. Wanita itulah yang ternyata selama ini chattingdengan beliau. Malam harinya beliau diajak ke sebuah gereja yang dihadiri oleh lebih dari seribu jemaat, 700 di antaranya orang muslim. Di lantai dua gereja beliau duduk dan mendengar bisikan doa "Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik, tsabbit qolbii 'alaa tho'atik". Di akhir acara, anggur dipaksakan pada beliau untuk diminum, lalu roti, lalu minyak zaitun diurapkan, itulah perjamuan kudus. Atas kehendak Alloh, pulang dari gereja beliau muntah darah di hotel.

Keesokan harinya hari Jumat pukul 10.00 ada jadwal pembaptisan di gereja dan ustadz Zulkifli termasuk dalam daftar pertama. Pada saat jam 11 siang ustadz Zulkifli tiba-tiba teriak "Saya mau sholat Jum'at!" sehingga seluruh jemaat kaget. Setelah sholat Jum'at Batam diguyur hujan. Selama dua bulan di gereja, ustadz Zulkifli tidak pernah berhasil dibaptis meski setiap hari ke gereja bahkan sampai khatam bibel.

Tiga hari sebelum ustadz Zulkifli meninggalkan Batam ada kejadian aneh. Sepulang dari gereja beliau pengen sekali sholat ketika melewati masjid rusun Jamsostek. Beliau sholat isya sangat lama. Tiga langkah keluar dari masjid beliau ditegur oleh seseorang "Hei kamu! Kamu tau tidak siapa diri kamu?" lalu dipukul pula pundak kiri beliau oleh orang tersebut. Beliau ditanyai tentang keadaannya selama ini dan diberitahu kalau beliau akan dimurtadkan. Beliau membalikkan badan lalu kembali mencari orang itu, ternyata sudah tidak ada.

Hari selanjutnya ustadz Zulkifli kembali ke gereja lalu melakukan hal yang sama dengan hari sebelumnya. Usai sholat di masjid dan berjalan tiga langkah beliau ditegur oleh seseorang dengan lembut. Orang tersebut menyuruh beliau pergi dari Batam untuk menemui saudara-saudara ustadz Zulkifli dan minta diruqyah. Orang itu memberikan uang dan kejadian malam sebelumnya terulang, orang itu tidak ada setelah ustadz membalikkan badan.

Keesokan hari ustadz Zulkifli pergi diam-diam ke bandara untuk terbang ke Jakarta menemui saudara-saudara beliau di Wahdah Al-Islamiyah LIPIA. Dalam Sriwijaya Air beliau mengikatkan sabuk pengaman lalu tertidur. Dalam tidurnya ustadz Zulkifli diputarkan kembali kejadian semenjak dari Makasar hingga kejadian terakhir di Batam. Ustadz Zulkifli menangis dan untuk pertama kalinya setelah tiga bulan baru saat itu beliau mengucap istighfar. Orang di sampingya menanyakan keadaan beliau, kenapa dari tadi beliau mengangis. Beliau lalu pergi ke toilet. Di antrian toilet beliau bertemu dengan seorang dengan pakaian pilot memberi ucapan selamat, "Selamat, anda telah menyelamatkan akidah anda..."


"Bapak tadi ngomong, salaman dengan siapa?" tanya seorang pramugari. 
"Bapak ngomong sendiri, saya takut..." lanjut pramugari itu lagi 
Tiap kali ustadz Zulkifli tertidur, kejadian demi kejadian diputar dalam benaknya.


Sampailah ustadz Zulkifli di Jakarta untuk menemui saudara-saudara beliau. Tentu saja semua kaget dengan kedatangan beliau, "Antum dari mana? Semua orang, keluarga antum mencari antum kemana-mana." 
"Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan saya, saya pengen diruqyah" 

Ustadz Zulkifli menceritakan semua yang dialaminya pada kepala asrama di LIPIA. Beliau menanyakan siapa tiga orang misterius yang ditemuinya dan ada apa dengan doa yang selalu terdengar ketika beliau masuk gereja. 
"Pernahkah antum mengamalkan doa-doa itu?" 
"Ya, sekitar kelas enam SD saya diajari bapak saya doa-doa itu dan senakal-nakalnya saya, saya terus mengamalkannya sampai menjelang kejadian di Makasar" 
Setelah itu ustadz Zulkifli diruqyah santri-santri LIPIA.


Ketika proses ruqyah, jin dalam tubuh ustadz Zulkifli berbicara menggunakan bahasa Inggris, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab Ammiyah. Santri-santri dari Filipina menerjemahkan perkataan jin itu. Jin itu bernama Judas, dia mengaku semenjak dia hidup sudah ada 350 orang murtad atas usahanya lewat internet sebagaimana modus terhadap ustadz Zulkifli. Jin itu mengatakan bahwa ada 1500 jin pasukan dalam tubuh ustadz Zulkifli. Peruqyah menjelaskan kepada jin itu tentang Islam. Jin itu mengatakan kalau dia lebih paham Islam tentang mereka. Bahkan, ketika ada seorang salah membaca ayat ketika meruqyah, jin itu mengoreksinya.

Setelah pembicaraan dan penjelasan yang panjang akhirnya jin Judas mau masuk Islam dan mengajak pasukannya masuk Islam. Semua pasukannya menolak masuk Islam. Judas mengancam akan membunuh pasukannya jika tidak mau masuk Islam, hingga 1500 jin itu masuk Islam. Perlahan-lahan 1500 jin pun keluar dari tubuh ustadz Zulkifli atas ancaman Judas, Judas keluar terakhir. Sebelum keluar dari tubuh ustadz Zulkifli jin Judas berpesan "Saya tidak akan masuk lagi dalam tubuh ini, saya akan membantu memperjuangkan agama Alloh dengan cara saya. Namun pesan saya, wahai para aktivis dakwah, ikhlaslah dalam beribadah kepada Alloh. Tahu kenapa saya masuk dalam tubuh orang ini? Karena dia beribadah tidak ikhlas kepada Alloh."

Ustadz Zulkifli mengetahui semua detail saat beliau diruqyah dari video dan rekaman santri-santri LIPIA. Beliau pun sadar bahwa dulu pernah tidak ikhlas dalam beribadah dan berdakwah. Ketidakikhlasan itu memudahkan jin merasuk dan hampir memurtadkan beliau.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita, agar kita selalu ikhlas beribadah kepada Alloh. Segala aktivitas dakwah kita semoga selalu lurus karena Alloh. Tak dapat dibantah bahwa godaan jin dan syetan terhadap para ustadz para aktivis dakwah jauh lebih berat dibanding godaan pada orang-orang umum, makanya selalulah meminta perlindungan pada Alloh, dengan menjaga amalan wajib dan menambahnya dengan amalan-amalan sunnah. Bentengi diri dengan Al-Qur'an, dengan sholat malam, dengan dzikir pagi petang.

Semoga kita terhindar dari amal-amal yang diniatkan kepada selain Alloh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar