Ashabul A'rof: Penghuni Perbatasan Surga dan Neraka

Jika selama ini Anda meyakini bahwa di akhirat nanti hanya ada dua pilihan tempat sebagai ketentuan dari Alloh yaitu surga dan neraka, mungkin Anda perlu menyimak tulisan ini. Ternyata kelak ada orang-orang yang tidak masuk surga namun juga tidak masuk neraka. Lalu bagaimana nasib mereka?

"Ya Alloh, aku bukanlah ahli surga namun aku tidak sanggup berada di neraka jahim. Maka terimalah taubatku dan ampunkanlah dosaku. Sesungguhnya Engkau-lah pengampun dosa-dosa besar."

Syair i'tirof Abu Nawas tersebut mungkin sering kita dengar. Syair seorang yang mengerti betul bahwa surga dan neraka ialah milik Alloh, wewenang dan kekuasaan menentukan tempat kembali manusia ialah hak dan kewajiban Alloh. Yang Maha Menghitung amal, menimbang, menilai, dan menyimpulkan hanyalah Alloh. Yang Maha Merahmati hanyalah Alloh. Yang memberi izin untuk memberi syafaat pada Nabi hanyalah Alloh.

Tak pantas rasanya kita masuk surga namun juga tak kuat kita masuk neraka. Hanya ampunan Alloh yang kita minta. Jika Alloh berkenan mengampuni niscaya kita pun akan dimasukkan-Nya ke dalam surga.

Sesungguhnya ada di antara manusia kelak yang tidak masuk surga namun juga tidak masuk neraka. Mereka berada di perbatasan antara surga dengan neraka. Mereka bukan belum dihitung amalnya, bukan orang-orang yang meninggal dalam keadaan gila, bukan anak-anak yang meninggal sebelum baligh. Mereka ialah orang-orang sebagaimana firman Alloh:

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A'rof (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda tandanya. Mereka menyeru penghuni surga. 'Salamun 'alaikum' (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang dzolim itu.'." (Al-A'rof: 46-49)

Ya, mereka itu Ashabul A'rof. Orang-orang yang menurut para mufassir berada di sana karena mati di jalan Alloh dalam keadaan bermaksiat kepada orang tuanya, atau mereka yang timbangan amal baiknya sama dengan amal buruknya, amal baik tak mampu mengantar ke surga sedangkan amal buruk juga tak mampu mengantar ke neraka, atau anak hasil zina, atau orang-orang sholih yang menghibur diri di al-a'rof, atau mereka yang diridhoi ayahnya namun tidak diridhoi ibunya dan sebaliknya, atau orang yang mati pada masa ketiadaan nabi namun tetap beragama yang lurus, atau para nabi, atau anak orang musyrik, atau orang yang beramal karena Alloh namun riya' dalam amalnya, atau pelaku dosa kecil yang dosanya tidak terhapus dengan sakit dan musibah di dunia sedangkan ia tidak melakukan dosa besar.

Jadi, di akhirat nanti ada manusia yang dimasukkan Alloh ke dalam surga tanpa hisab, ada yang karena rahmat Alloh, ada yang karena syafaat. Mereka yang berlomba dan bersegera dalam kebaikan termasuk mengorbankan harta maupun jiwanya di jalan Alloh bisa masuk surga tanpa hisab. Mereka yang konvensional dengan ketakwaannya, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan sehingga timbangan amal kebaikannya lebih banyak, mereka masuk surga karena rahmat Alloh. Orang-orang yang termasuk golongan ketiga ialah mereka penghuni a'rof, atau orang-orang yang berada di neraka lalu diberi syafaat oleh Nabi Muhammad, para syuhada, dan orang-orang yang diberi hak memberi syafaat oleh Alloh, termasuk syafaat Al-Qur'an. Mereka menunggu syafaat agar bisa masuk surga setelah semua penghuni surga memasuki surga.

Ashabu A'rof, kelak akhirnya mereka pun dimasukkan Alloh ke dalam surga.
"Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati." (Al-A'rof: 49)

Mungkin kita inilah para calon penghuni A'rof, sekuat takwa menghindari dosa besar namun terus saja mengerjakan dosa-dosa kecil. Amal kebaikan tak seberapa, tak punya amal istomewa, apalagi berkorban harta jiwa raga, rasanya tak ada pantas-pantasnya menghuni surga. Hanya rahmat dan syafaat kita harap.

Ilahi lastu lilfirdausi ahlan.
Wa laa aqwa 'alannaril jahimi.
Fahabli taubatan waghfir dzunubi.
Fainnaka ghofirudzdzanbil 'adzimi.

Allohu a'lam.
#catatan liqo'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar