Sajak Dunia Akuarium


Adakah yang tahu? 
Ke mana perginya ikan kecil warna-warniku? 
Kini yang tinggal hanya kura-kura 
Terumbu karang mati dan beberapa telur dari batu 
Bahkan background dasar laut sudah tak ada 
Entah ke mana...



Gemericik air berusaha membuat suasana seolah hidup 
Padahal mati tak bernyawa 
Kura-kura yang kesepian itu seperti diriku 
Kesepian tanpa ikan-ikanku 
Galau...



Senyum palsuku tak manjur lagi 
Canda tawa kawanku tak mempan lagi 
Sepi ini tak kunjung terobati 

Air... 
Berenang... 
Ternyata juga bukan cara menebus sepi 
Kolam renang hanya membuat mataku merah dan sangat perih 
Lebih perih dari tangis patah hati 

Semuanya sia-sia 
Kecuali ketika aku pergi ke dunia mimpi 
Yah, mimpi... 
Saat terbangun aku tetap sendiri...



Adakah yang tahu? 
Ke mana perginya ikan kecil warna-warniku? 
Aku rindu...


Dulu mereka biasa berdzikir di pagi dan sore hari 
Kesana kemari menghiburku 
Membuatku tersenyum dengan gerakan mulutnya yang megap-megap 
Kadang aku tak sekedar tersenyum tapi sampai tertawa 
Tertawa dalam hati dan tak jarang benar-benar tertawa 
Hahaha! 

Apa tidak lelah ya? 
Sirip dan ekor mereka juga tak pernah berhenti bergerak 
Hmm... otot polos atau otot lurik nih?


Kini aku seperti kembali ke zaman dunia serba hitam putih 
Tak lagi warna-warni 
Hanya kura-kura dengan tempurung hitam 
Lalu bebatuan berwarna putih 
Memang tidak mutlak hitam dan putih 
Tapi gradasi warna hanya seputar hitam dan putih 
Sephia dan grayscale senantiasa menggambarkan suasana sendu 
Nuansa oldiest serta merta memicu haru 
Ah, seperti hidupku tanpa ikan kecil warna-warniku...



Sekali lagi kubertanya... 
Adakah yang tahu? 
Ke mana perginya ikan kecil warna-warniku? 
Benar, mereka mati satu persatu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar