Entah kenapa akhir-akhir ini aku agak mencemaskan keberlanjutan dan kondisi "lingkaran kebaikan" sahabat-sahabat dakwahku. Mereka yang pindah tempat tinggal baik melanjutkan perantauan atau kembali ke kampung halaman, masihkah semilitan ketika "melingkar" di sini? Aku tidak terlalu tega untuk mengucapkan "Apakah mereka tetap ikut 'melingkar'?"
Setidaknya ada tiga sahabat di luar Jogja yang kutanyakan kabar "lingkaran kebaikan" mereka. Satu dalam proses penentuan "lingkaran" baru, sebulan vakum. Satu belum tahu prosedur bergabung ke "lingkaran" daerah setempat. Satu kesulitan mengurus proses bergabung dengan "lingkaran" baru tapi alhamdulillah kabar terakhir beliau menyebutkan "sudah ketemu orangnya (penanggung jawabnya)". Saya sendiri sedang dalam proses bergabung dengan "lingkaran kebaikan" yang baru, sebulan belum beres.
Kekhawatiran yang muncul adalah "Apakah ritme tetap terjaga?" dan "Apakah status quo dan kekosongan 'lingkaran' tidak mengubah rasa yang pernah ada?"
Aku pun bertanya, "Sahabat, masihkah kau menggenggam rindu yang sama? Rindu surga."
Sahabat, di manapun kau berada, apapun aktivitasmu, semoga "lingkaran kebaikan" kita tetap terjaga. Hidayah itu mahal, jangan tukar dengan apapun. Hidayah itu harus dikejar dan didekati terus-menerus. Jangan terlena dengan kesibukan.
Sahabat, ingatlah selalu tiga bintang yang tersemat di pundakmu: bintang DA'I, bintang MUROBBI, dan bintang MUTAROBBI. Da'i tidak melangkah kecuali untuk kebaikan dan perbaikan dalam rangka menegakkan kalimat tauhid. Murobbi selalu membina, mendidik generasi, dan menebar kebaikan di tengah-tengah umat. Mutarobbi selalu menuntut ilmu dan berusaha memperbaiki diri.
Sahabat, saling do'a dalam sujud malam ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar