Kupikir juga begitu!
Jika ALLOH jelas-jelas telah menampakkan berbagai keburukan dalam dirinya, argumen apa yang terus diperjuangkan "cinta" untuk tetap menganggapnya baik?
Sebegitu naifkah "cinta"?
Biarkan ia memperbaiki diri dalam masanya, begitu juga kita.
Pantaskan dirimu hanya untuk orang yang pantas untukmu!
Berhenti meratap!
Mungkin dia memang telah mati
Bukan, sebut saja syahid
Kekaguman telah sirna, padam tak lagi menyala
Hanya kecewa dan kecewa
Ya Alloh, ampunilah ia, tunjukilah ia, hidupkan kembali ia
Dia yang dulu membuatku tersungkur-sungkur mengiba pada-Mu
Dia yang dulu ingin sekali aku dijodohkan dengannya oleh-Mu
Ya Alloh, perlukah kucabut semua doaku?
Istighfarku untuknya ya Alloh...
Maaf, benar aku minta maaf jika menganggapmu sudah mati...
(terinspirasi dari status seorang teman yang tidak bisa dikomentari)
NB: semoga ada yang tersindir, bagi yang sengaja atau tidak telah menghilangkan 'izzah mereka sebagai "muslimah". Boleh jadi kekaguman itu hilang karena jilbab yang memendek, pakaian yang mengecil, tawa yang membahak, lisan yang menjadi tak lagi santun, tingkah yang meliar, kepulangan yang memalam, tontonan yang membioskop, dandanan yang mewangi, pajang foto sana-sini, suara yang meninggi, merendah-rendah tanpa harga diri, menyanyi, karaoke sampai pagi, adab interaksi hilang syar'i, dan masih banyak lagi. Astaghfirulloh, maaf kalo terlalu sarkas dan vulgar, saya hanya sedikit prihatin dengan "segelintir" akhwat masa kini... :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar