Pacaran Itu Investasi?

Pernahkah Anda mendengar istilah bahwa pacaran itu merupakan sebentuk investasi. Pacaran itu menginvestasikan harta, tenaga, waktu, pikiran, dan perasaan untuk kelak mendapat ROI (Return of Investment) berupa sebuah prosesi pernikahan nan membahagiakan. Segala sakit, perih, nelangsa, dan menderitanya pasangan yang pacaran akan terhapuskan dengan hingar bingar resepsi pernikahan seharian.

Kapital Anda bisa hangus seketika saat Anda mulai bahagia karena mendekati masa panen namun tiba-tiba pacar Anda ditelikung orang lain. Apalagi jika investor nakal yang menelikung calon pasangan Anda itu sahabat karib Anda sendiri. Apalagi jika ternyata pacar Anda yang berinisiatif mencari investor lain. Sakitnya tuh di sini, kata anak zaman sekarang.

Kondisinya juga bisa jadi justru Anda yang tertarik berinvestasi di bisnis lain. Karena sebuah nasihat bisnis mengatakan "Jangan simpan telur dalam satu keranjang" maka Anda menginvestasikan sebagian kapital Anda pada bisnis yang sedang nge-hits atau bisnis lama yang pelan-pelan menjanjikan keuntungan yang lumayan. Kalaupun investasi A tidak menghasilkan profit atau bahkan pailit, setidaknya masih ada B, C, dan seterusnya.

Mungkin Anda mulai manggut-manggut atau bahkan terkekeh sendiri. Jika Anda bisa menertawakan "stupid cost" yang pernah Anda keluarkan di masa lalu, semoga kelak Anda menjadi pribadi yang besar di masa yang akan datang. Mulailah berpikir besar. Mulailah merombak dan membongkar "mental block" yang selama ini membuat kurva pertumbuhan bisnis Anda senantiasa stagnan. Mari sama-sama kita susun ulang mindset kita mengenai investasi luar biasa ini. Ikuti saya...

1. Mulailah dari Akhir
Yap, apa yang Anda cita-citakan itulah yang akan Anda dapatkan. Terlalu naif jika Anda rela menginvestasikan begitu besar kapital beserta seluruh modal kerja Anda hanya untuk profit jangka pendek. Ya, membayangkan sebuah pernikahan dan kehidupan keluarga bahagia sejahtera sentosa selamanya tak boleh membatasi naluri bisnis Anda. Hal itu layaknya Anda mendapat profit dari investasi namun hanya cukup untuk hidup sehari-hari.

2. Pikirkan Aset, Bukan Profit
Bagaimana Anda memahami kalimat "Pikirkan aset, bukan profit"? Jika Anda masih memahaminya seperti Anda mengikuti MLM dengan kedahsyatan passive income nya, mari saya ajak Anda naik level. Hahaha... gaya banget ya?

Sahabat-sahabat saya yang super... Investasi yang sedang kita bicarakan ini terlalu berbahaya jika sekedar dipahami bahwa pacaran atau berinvestasi (harta, tenaga, waktu, pikiran, perasaan) akan menghasilkan profit (pernikahan) lalu Anda bisa membangun aset (pasangan) yang akan selalu membahagiakan Anda. Right, Anda akan berpikir bahwa kebahagiaan bukan passive income karena harus selaras dengan besarnya usaha Anda untuk membahagiakan pasangan. Super sekali! Artinya memang mindset membangun aset seperti ini 100% salah. Investasi Anda akan sia-sia.

Lalu bagaimana? Simak poin ke-3!

3. Jangan Tergesa-gesa Menghitung Laba
Apakah itu maksudnya jangan memikirkan hasil, yang penting investasi? Bukan! Sama sekali bukan! Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya... Jika Anda ingin investasi Anda benar-benar menghasilkan profit yang dahsyat, berlipat-lipat, ikuti kata-kata saya!

Begini, ini semua tentang akhirat. Ya, pernahkah Anda membayangkan akhirat? Berkumpul dengan pasangan, bersenda gurau di dipan-dipan tinggi, bantalnya bertatakan permata, lantainya permadani, minum-minuman terhidang, buah-buahan mudah untuk diambil, mengalir di bawahnya sungai-sungai, begitu, pernah? Atau jangan-jangan selama ini Anda hanya membayangkan indahnya malam pertama setelah prosesi akad nikah?

Super sekali! Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa investasi Anda berhasil karena bisa jadi selama ini ternyata kita mengikuti investasi bodong. Melalui investasi jadi-jadian, investasi tipu-tipu, modal Anda raib, tak ada kabar sama sekali, tak ada tempat mengadu, Anda menangis tersedu-sedu. Oh, malangnya...

Jangan sampai baru di akhirat kita tahu bahwa investasi yang kita ikuti ternyata investasi bodong. Kita minta dikembalikan ke dunia, sudah tidak bisa. Mau mencari kambing hitam juga bagaimana caranya, lha wong itu salah kita sendiri, kitanya yang lalai.

4. Begini Investasi yang Seharusnya
Mohon maaf jika beberapa kalimat sebelum ini terasa sarkas. Saya hanya ingin kita semua menjadi pribadi yang hebat dan berkelas. Bagaimana caranya? Perhatikan skema investasi berikut ini!

Perihal cinta, perihal jodoh sudah dititahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tak usah kita mengkhawatirkannya. Berinvestasilah, gunakan masa muda Anda sebaik mungkin untuk studi, beramal baik, berusaha membahagiakan orang tua, bekerja, menolong orang lain, berkegiatan sosial, dan sebagainya yang akan menjadi investasi mulia Anda. Jodoh akan datang tepat waktu, yakinlah. Ketika Anda menginvestasikan diri menjadi orang baik, bergaul dengan pribadi-pribadi yang baik, senantiasa berbuat baik, kelak Tuhan pasti akan pertemukan Anda dengan jodoh yang baik, jodoh dunia maupun akhirat.

Nah, jika nanti akhirnya Anda bertemu dengan jodoh Anda alias menikah, saatnya Anda menikmati passive income dari aset yang telah Anda budidayakan baik-baik. Maksudnya bagaimana? Jelas, passive income di sini bobotnya separuh agama. Sama-sama bercanda, namun jika Anda bercanda dengan istri atau anak Anda, itu bernilai pahala. Bekerja, memasak, jalan-jalan, semua aktivitas termasuk sekedar duduk atau tidur di kasur berdua, semuanya berpahala. Apalagi jika investasi Anda semasa sendiri Anda lipatgandakan bersama-sama pasangan Anda, luar biasa!

Jadi Mblo, mulailah berinvestasi. Jangan menikmati sebelum berinvestasi, itu korupsi. Dan tolong, jangan sampai tergiur investasi bodong.

Salam sukses mulia dan super sejahtera luar biasa untuk kita semua :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar