Jika ingin luka kita cepat sembuh dan tidak mengalami infeksi atau komplikasi, sebelum dibalut dan diobati luka tersebut perlu dibersihkan dulu. Ya, agar pengobatan tidak sia-sia karena infeksi sekaligus medikasi tidak mungkin berjalan beriringan. Begitulah pula syirik dan tauhid tidak mungkin berdamai.
Tauhid baru akan tegak setelah kita menghapus semua syirik. Ini yang dimaksud tashfiyah dan tarbiyah. Keduanya harus dilakukan, tashfiyah sebagai proses penyucian dari segala bentuk syirik dan tarbiyah sebagai pembinaan tauhid. Belum disebut tauhid jika masih ada syirik.
Kita bisa membersihkan air keruh dalam sebuah gelas dengan terus-menerus menuanginya air jernih hingga luber dan air menjadi jernih atau membuang dulu air keruh kemudian menggantinya dengan air jernih. Yang jelas harus ada proses pembuangan kotoran dan pengisian air jernih, tidak bisa hanya salah satu. Tashfiyah dan tarbiyah tidak bisa dipisahkan.
Laa ilaaha illalloh bermakna menafikan segala sesembahan dan menetapkan bahwa hanya Alloh yang haqq untuk disembah. Bersihkan syirik, bangun tauhid. Syahadat kita tidak sah ketika kita mengaku menyembah Alloh namun masih menyembah selain-Nya. Semestinya ani’budulloha wajtanibuththoghut, menyembah hanya pada Alloh dan menjauhi thoghut.
Allohu akbar! Semoga syahadat kita tak hanya sampai di tataran akal tapi benar-benar menghujam di hati dan terwujud dalam amal. Laa haula wa laa quwwata illaa billah...
Allohu a’lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar