Alkisah ada seorang manusia sholih yang punya kemampuan bisa berbicara dengan binatang. Entah dalam bahasa apa, yang jelas ia mengerti bahasa binatang dan mampu berkomunikasi dengan mereka.
Pada suatu hari manusia itu berbincang dengan seekor semut mengenai rizki Alloh.
"Rizki itu sudah ditentukan oleh Alloh dan Alloh tak akan lalai memberikan rizki bagi semua makhluk-Nya bahkan padaku," kata semut.
"Benar mut, aku setuju! Tapi aku ingin melakukan sebuah percobaan mengenai hal itu, kamu mau nggak kerjasama denganku?" kata manusia.
"Kerjasama gimana?" tanya semut penasaran.
"Gini mut, rizki kita kan sudah ditentukan Alloh. Nah, sekarang aku tanya padamu, kalo roti sebesar ini bisa untuk makan kamu berapa hari?" manusia menunjukkan seiris roti tawar.
"Emm... Ya, kira-kira seminggu aku bisa bertahan hidup dengan roti sebesar itu." jawab semut.
"Baiklah, kita lakukan percobaan seperti ini mut, kamu akan kuletakkan dalam sebuah lodhong bersama roti ini, nanti seminggu sekali aku kasih roti lagi segini. Tujuan kita adalah membuktikan bahwa rizki untukmu tetap datang meski kamu tidak mencarinya." terang manusia antusias.
Setelah berpikir sejenak sang semut mengiyakan, "Okelah kalo begitu!"
Semut masuk dalam lodhong lalu manusia menaruh roti dan menutup lodhong itu rapat-rapat hanya dilubangi kecil untuk sirkulasi udara.
"Kamu siap mut?"
"Bismillah, insya'alloh!"
"Oke, selamat bersantai ria mut, kita ketemu seminggu lagi."
Manusia pergi meninggalkan semut dalam lodhong sendirian berteman roti.
Seminggu berlalu hingga manusia mendatangi bahan penelitiannya.
"Assalaamu 'alaykum. Gimana mut, masih sehat? Makanmu cukup kan?" sapa manusia sambil membuka bungkusan roti tawar dalam tasnya.
"Alhamdulillah, sehat. Ini rotinya masih setengah."
"Hloh! Masih setengah?" tanya manusia setengah kaget sambil melihat lodhong.
"Iya, masih setengah. Aku masih bisa bertahan kok."
"Bukannya dulu kamu bilang kalo seiris roti itu bisa membuatmu bertahan hidup selama seminggu, kenapa sekarang masih setengah?" selidik manusia.
"Iya, roti sebesar itu bisa untuk makan aku seminggu, tapi itu di luar lodhong, dan aku mendapatkannya secara langsung dikasih sama Alloh. Lha ini aku di dalam lodhong nggak bisa nyari ke mana-mana, harus nunggu kamu datang seminggu lagi untuk memberi roti tawar."
"Lha terus kok nggak kamu habisin? Aku kan sudah janji mau ngasih roti ke kamu seminggu lagi?
"Kalo Alloh sih aku yakin Dia nggak pernah lupa dan nggak pernah ingkar janji. Lha kamu, kalo ternyata kamu lupa dan nggak datang-datang?
"Oh, gitu ya mut? Makanya kamu cuma makan setengah buat jaga-jaga kalo ternyata aku lupa ato telat ke sini. Hmm... Pinter kamu mut!"
"Haiya! Kalo ternyata kamu baru datang sepuluh hari lagi dan rotiku sudah habis, aku harus puasa tiga hari dunk. Hehe..."
NB:Lodhong adalah semacam wadah makanan kedap udara berbentuk tabung, biasa disebut stopless atau skrg kerennya "tupperware".
Lupa dapet crita ini dari mana, konon itu kisah Nabi Sulaiman tp gak tau juga, mungkin fiksi, Allohu a'lam. Ambil ibrohnya aja. Hehe...
---end of this note---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar