Menanti Sebuah Jawaban

Waktu terasa berjalan melambat ketika kita menunggu sesuatu yang akan sangat menentukan babak baru perjalanan hidup kita. Apa yang mungkin dirasakan oleh seorang perawat saat menolong keluarga dekat yang amat dicintainya yang henti jantung? Hitungan demi hitungan RJP (Resusitasi Jantung Paru) bagaikan waktu paling lambat berjalan dalam hidupnya, satu menit akan terasa sangat lama. Semua yang ada di sekeliling menanti jawaban takdir, hidup atau mati.


Sabaar... Sabar... "Antum berdo'a saja akh..." 

Waktu akan terasa jauh lebih lama lagi ketika kita memang sudah tidak bisa melakukan apa-apa terhadap jawaban yang kita tunggu. Ikhtiar teknis sudah tidak bisa kita usahakan, yang bisa kita lakukan hanya berdoa dan menyiapkan diri menyambut takdir baik maupun buruk. Menjadi pribadi yang baik, memperbaiki pribadi merupakan pilihan paling logis untuk mengantisipasi jawaban apapun yang akan kita terima. Jika jawaban itu baik, insya'alloh kita memang pantas karena kita juga sudah berusaha menjadi baik. Jika jawaban itu buruk, artinya kita masih diberi kesempatan menjadi pantas untuk mendapatkan yang lebih baik.


Rosululloh saja, yang seorang utusan Alloh, amat dekat pada Alloh, beliau shollallohu 'alaihi wa sallam memerlukan waktu lebih dari 20 tahun untuk menghasilkan perubahan besar dalam masyarakat. Dunia saja diciptakan Alloh dalam enam masa (Hud: 7). Semua butuh waktu, semua perlu proses. Kun fa yakun juga tidak serta merta terjadi, ada tenggat waktunya.

Selama belum terjadi, takdir itu rahasia Alloh. Kewajiban kita sebagai manusia adalah ikhtiar yang terbaik, khusnudz-dzon pada Alloh, berdo'a, lalu ikhlas dan ridho pada apapun jawaban Alloh atas permintaan kita. Jika jawaban Alloh baik, kita bersyukur, lalu kembali ikhtiar mengusahakan yang lebih baik lagi. Barokah itu ziyaadatul-khoir yang artinya bertambahnya kebaikan. Kebaikan yang berbuah kebaikan, menjadi pintu bagi kebaikan-kebaikan lain, itulah barokah. Jika jawaban Alloh belum baik, kita bersabar, lalu kembali ikhtiar dan seterusnya.

Hidup ini mudah, Islam sudah membuat banyak protap (prosedur tetap) yang semua tertuang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kita hanya perlu untuk mengikuti aturan yang telah dibuat Alloh itu. Yah, terkadang memang kita sendiri yang suka mempersulit.

Dalam selang Alloh memberi kita waktu menunggu, mungkin sesungguhnya Alloh hanya sedang ingin menguji kita. Alloh ingin mengetahui kapasitas kita menanggung beban takdir yang akan diberikan-Nya, baik maupun buruk. Kira-kira kita sudah pantas belum untuk mendapat takdir baik yang kita minta? Kira-kira kita sudah siap belum? Kira-kira kita sudah mampu belum? Kira-kira kita sudah cukup ilmu belum? Itu tandanya Alloh sayang pada kita, karena Alloh tidak ingin membebani kecuali dalam batas kemampuan kita.

"Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (Al-Baqoroh: 286)

Kalau ingin diberi takdir terbaik, usahakanlah yang terbaik. Pantaskan diri kita menerima jawaban baik dari Alloh. Berusaha menebak-nebak tidak terlalu berguna, hanya membuang waktu, tenaga dan pikiran kita. Siapkan saja diri kita, siap-siap menerima takdir baik dengan kondisi pribadi yang baik. Apapun jawaban-Nya, perbaikan yang telah kita usahakan untuk pribadi kita sesungguhnya juga menjadi jawaban tersendiri dari Alloh.

"Kalau Antum ingin tahu siapa jodoh Antum, lihat saja Antum sekarang. Seperti apa Antum, itulah gambaran seperti apa jodoh Antum nantinya," begitu nasihat salah seorang ustadz sekitar lima tahun lalu ketika kami berboncengan di atas sebuah motor.


"...wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..." (QS An Nur:26)

Theorema yang sangat sederhana dalam surat An-Nur ayat 26 tersebut semestinya membuat kita berpikir logis: "JIKA DAN HANYA JIKA ... , MAKA ..." 

Intinya, jika menginginkan jawaban baik, gunakan pertanyaan baik, siapkan media yang baik, berharaplah yang baik, tanggapi dengan baik, serba baik semuanya. Insya'alloh akan datang jawaban baik, cepat atau lambat. Isi masa penantian itu dengan baik, perbaikan dan membaik.


Allohu a'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar