Ini Bukan Dongeng

Beberapa hari setelah Idul Fitri saya silaturohim ke rumah salah seorang sesepuh Yayasan Al-Hikmah binaan Jama'ah Muslim BATAN. Menjelang saya pamit pembicaraan kami mengarah pada bencana yang terjadi di Sumatera Barat pada 30 September lalu. Di akhir pembicaraan beliau mengenang seorang dari Klaten yang berkunjung ke rumah beliau selepas pemilu dan sempat mengungkapkan hal ini, "Kita tunggu saja bencana untuk negeri ini..."
"Pemilu kemarin banyak suap!"
Na'udzubillah... semoga semua ini baru peringatan, bukan adzab.

Saya pun menulis hal tersebut di status FACEBOOK saya. Saya membubuhinya dengan harapan agar caleg maupun aleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap bersih, kembali meluruskan niat dan banyak istighfar. Untuk caleg dan aleg lain, pertahankan yang bersih dan bersihkan yang masih kotor. Berbagai tanggapan muncul, dari "jangan dihubung-hubungkan" sampai "saya benci PKS". Allohu a'lam... setidaknya kita ingat pemilik bumi ini, kehendak-Nya-lah segala apa yang terjadi di atas bumi, termasuk berguncang dan bergoyangnya. Peringatan dari kejadian umat terdahulu yang mendustakan ayat-Nya sudah banyak, kebinasaan, kehancuran, pemusnahan. Setidaknya kita makin yakin bahwa kuasa Alloh itu nyata. Bukan berarti di lokasi-lokasi bencana pasti penduduknya buruk. Ini peringatan, saudaraku... Jika Alloh berkehendak, luluh lantaklah dunia ini dengan satu kalimat-Nya... "Kun!"

Berikut ada sebuah kisah pendek mengenai salah seorang kader PKS di Yogyakarta, kisah yang sudah cukup lama dari sebuah buku "Bukan di Negeri Dongeng". Sebagai kado ulang tahun kota Yogyakarta yang ke-253 pada tanggal 7 Oktober 2009 kemarin serta sebagai inspirasi, semoga... Dan sekali lagi semoga perkataan salah satu saudara kita di awal tulisan ini salah. Masih ada anggota dewan dan pejabat yang bersih, insya'alloh...

PARSEL

Boedi Sewantoro hanya ingin berlaku benar. Maka, ia berkali-kali menolak berbagai dana tidak jelas dengan jumlah puluhan juta rupiah yang diberikan padanya.
Ia pernah menolak uang dari beberapa balon wakil gubernur DIY. Ia juga menolak gagasan penambahan "dana purna tugas" di DPRD. Kasus ini sempat mencuat di media di Yogyakarta. Masyarakat memujinya, namun tak sedikit rekannya di DPRD yang mencemooh anggota DPRD dari Partai Keadilan tersebut.

"Saya pernah mengkritik kebiasaan pejabat DIY menerima -bahkan meminta- parsel lebaran dari berbagai pihak, seakan itu menjadi suatu keharusan. Perkataan saya dimuat di koran-koran lokal. Lebaran tahun lalu, banyak anggota dewan yang memarahi saya karena tidak mendapat parsel dari para pejabat di eksekutif di DIY." katanya sambil tersenyum.
"Bayangkan, betapa bahagianya bila masyarakat kecil yang menerima itu semua dari pejabat. Jadi berikanlah parsel itu pada mereka..."
Helvy Tiana Rosa


Saudaraku, HARAPAN ITU MASIH ADA! 
Mari berjuang bersama! 
Kabar terakhir, hari Kamis 8 Oktober kader-kader PKS Padang berusaha mendistribusikan bantuan ke Padang Pariaman. 

"Bantuan menumpuk, yang mendistribusikan entah kemana, PEMDA masih cukup lambat, makanya kader harus turun, mohon doanya..."



Sumbangan dana bagi saudara kita di Padang bisa anda salurkan melalui: 
Rekening DPD PKS PADANG di BANK MUAMALAT INDONESIA a.n. PK SEJAHTERA DPD KOTA PADANG dengan nomor rekening 421 0000615
Silakan konfirmasikan bantuan anda ke nomor ini 0813 2888 4226. 
Jazakumullohu khoiron katsiron...


Anda bisa mendownload e-book "Bukan di Negeri Dongeng" di sini atau kunjungi pejuangperadaban.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar